1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kontroversi Transfer Data Bank Eropa

28 Juli 2009

Izin transfer data nasabah bank Eropa kepada dinas rahasia Amerika ibaratnya cek kosong bagi dilakukannya tindakan sewenang-wenang.

https://p.dw.com/p/IywQ

Rencana Uni Eropa mengizinkan pejabat anti teror AS mengakses data bank Eropa untuk tujuan pengusutan, menjadi tema sorotan dalam tajuk harian internasional.

Harian konservatif Austria Die Presse yang terbit di Wina dalam tajuknya berkomentar : Hak yang diberikan kepada dinas rahasia asing untuk mengakses data rahasia semacam itu, selalu mengandung bahaya terjadinya kesewenang-wenangan. Juga merupakan kesewenang-wenangan, bila memasrahkan semua warga Eropa tanpa perlindungan hak hukum yang memadai. Alasan perang melawan terorisme bukan hanya dilontarkan oleh AS, untuk berusaha meruntuhkan semua keberatan dari para petugas pelindung data. Tentu saja tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara. Dimana terdapat akses terhadap data personal yang peka, disana juga akan dilakukan penyalahgunaan.

Harian Jerman Frankfurter Rundschau yang terbit di Frankfurt am Main berkomentar :

Pejabat keamanan AS hendak diizinkan mengakses data, yang tidak memiliki kaitan langsung dengan AS. Memang bagus, jika pemerintah Jerman menegaskan, akan berjuang untuk menetapkan persyaratan transfer data yang amat ketat dan harus lewat jalur hukum. Akan tetapi, akan lebih bagus lagi, jika semua negara Uni Eropa menjelaskan kepada seluruh warganya yang merasa terkejut, mengapa Uni Eropa hendak menjamin akses data bagi petugas dinas rahasia AS, yang terkenal sebagai pihak yang gemar mengumpulkan data. Terdapat dugaan kuat, bahwa petugas dinas rahasia Uni Eropa sendiri juga amat tergiur oleh data rekening bank tsb. Dan dengan itu, rela memetiknya lewat jalan memutar melalui Washington. Yang harus diperhatikan, kebebasan mati secara bertahap, juga di Uni Eropa.

Harian Jerman lainnya Märkische Oderzeitung yang terbit di Frankfurt an der Oder berkomentar : Para petugas pengusut terorisme di AS sejak bertahun-tahun menyadap pergerakan rekening bank warga yang tidak terlibat. Juga amat mengkhawatirkan, bahwa Komisi Uni Eropa akan terus mengizinkan pelanggaran ini, juga setelah pusat pengolah data dipindahkan ke Eropa. Juga jika Brussel menjamin, bahwa mereka akan berusaha mengajukan persyaratan perlindungan data, tetap muncul perasaan tidak tenang. Warga mengetahui, Komisi Uni Eropa atau dalam hal ini pemerintah hendak mengatur sendiri data apa saja yang akan ditransfer ke AS. Dan data yang mana akan digunakan sendiri untuk pengusutan. Karena itu, dengan tergesa-gesa hendak dicapai kesepakatan, sebelum Traktat Lissabon diberlakukan. Sebab setelah traktat itu berlaku, Parlemen Eropa punya hak untuk ikut berbicara, dan pertanyaan mereka boleh jadi sangat tidak nyaman.

Terakhir harian konservatif Italia Corriere della Sera lebih menyoroti politik Asia dari pemerintahan Barack Obama. Harian yang terbit di Milano ini dalam tajuknya mengomentari perundingan antara AS dan Cina menyangkut pemulihan konjunktur global.

Harapan kini terpusat pada pulihnya konjunktur ekonomi yang terutama berbasis pada pengembangan bersama politik ekonomi di bidang infrastruktur, energi alternatif dan memerangi pencemaran lingkungan. Inilah pesan utama Washington dalam pembicaraannya dengan pimpinan di Beijing. Juga, jika Obama sulit mencapai kesepahaman dengan Cina dalam tema ini, akan tetapi hal tsb memiliki arti amat menentukan. Sebab kedua negara adidaya itu adalah pencemar tebesar di dunia. Bila keduanya dapat mencapai kesepahaman, maka semua negara dapat mengikuti teladan tsb.

AS/dpa/afpd

Editor : Asril Ridwan