1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konser Open-Air di Nuernberg

Miranti Hirschmann13 Agustus 2008

Menikmati musik klasik sambil berpiknik. Tiap tahun kota Nuernberg menyelenggarakan konser 'open-air' itu di Taman Luitpoldhain. Penyelenggaraan tahun ini adalah untuk ke-9 kalinya.

https://p.dw.com/p/Ewkp
Foto: Claus Felix http://www.klassikopenair.de/presse/index.htm
Konser 'open-air' di Taman Luitpoldhain, Nuernberg. Panggung dan penonton yang berpiknik.Foto: Claus Felix

Kalau mendengar tentang pergelaran konser musik klasik, tentu yang kita bayangkan adalah para penonton yang berpakaian rapi memasuki gedung philharmoni atau gedung opera, baik yang modern maupun yang bergaya barok atau romanik. Tapi, pernahkah anda membayangkan, menonton konser musik klasik sambil berpiknik di sebuah taman yang asri? Membawa bekal makanan sendiri, menghampar tikar lalu menikmati konser sambil tidur-tiduran? Itulah yang setiap tahunnya disajikan kota Nuernberg bagi warganya.

Menikmati konser musik klasik sambil berpiknik, sebetulnya bukan ide baru. Aktivitas di alam terbuka ini dimulai pada abad 17 oleh para bangsawan Eropa. Pada musim panas dimana matahari bersinar hingga sekitar pukul 8 malam, mereka berpiknik di taman-taman kastil, mendengarkan musik, berdansa lalu ditutup dengan pesta kembang api.

Sekarang, banyak kota di Eropa seperti London, Berlin, Muenchen atau Wina di Austria juga mengadakan konser di alam terbuka untuk masyarakat umum. Namun, untuk menonton pertunjukan tersebut, orang harus membayar tiket.

Lain halnya dengan konser 'open air' di kota Nuernberg, selatan Jerman. Penonton tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Kegiatan yang menjadi agenda tahunan kota Nürnberg ini dimulai pada tahun 2000. Seperti yang dijelaskan oleh Barbara Schwesig, dari dinas Kebudayaan kota Nuernberg:

Kami memulainya pada tahun 2000 dengan Classic Open Air, sambil piknik di taman. Ini merupakan gagasan dalam rangka memperingati ulangtahun Kota Nuernberg ke 950. Kami berpikir untuk mengadakan sebuah pesta besar dengan orkes musik yang dimiliki kota ini, dan tentunya harus gratis. Sehingga bisa menarik siapa saya , termasuk orang yang belum pernah datang ke konser musik klasik.“


Foto: Miranti Hirschmann
Foto: DW / Miranti Hirschmann

Tahun ini, kota Nuernberg menyelenggarakan acara piknik sambil menikmati konser musik klasik tersebut untuk ke 9 kalinya. Setiap tahun, pada musim panas diselenggakaran dua konser, dengan dua orkes yang berbeda. Pertama, Nuernberger Philharmoniker, lalu dua minggu kemudian Nuernberger Symphoniker. Animonya, amat tinggi. Pertama kali konser ini diadakan, hanya dikunjungi 3000 orang. Tahun demi tahun jumlahnya terus bertambah sampai puluhan ribu untuk tiap konser, sehingga terkesan merupakan pertunjukan musik klasik open-air terbesar di Eropa. Apakah ada yang menyaingi? Menurut Barbara Schwesig:

Satu-satunya mungkin di Wina. Tahun ini pertunjukan di sana dihadiri sekitar 40,000 orang. Sedangkan pertunjukan kami dihadiri oleh sekitar 60,000 orang. Jadi, ini merupakan yang terbesar, setahu kami.“

Musik yang dipilih tentunya yang mudah dicerna oleh semua orang, baik yang masih awam maupun penggemar berat musik klasik. Seperti misalnya soundtrack film Starwars, Ungarischer Tanz (tarian Hungaria) gubahan Brahms atau Nessun Dorma (tak seorang pun tidur), dari opera 'Turandot' gubahan Giacomo Puccini, yang saat ini sedang digemari kembali bahkan dijadikan ikon iklan sebuah perusahaan telekomunikasi di Jerman.

Agar pertunjukan terasa komunikatif, penonton memperoleh kesempatan memilih lagu yang mereka ingin dengarkan. Di situs internet kegiatan ini, untuk pertunjukan Nuernberger Symphoniker, penonton dapat memilih di antara 3 lagu, lengkap dengan contoh yang bisa didengarkan. Barbara Schwesig menjelaskan:

„Ini merupakan yang ketiga kalinya. Kami memberi pilihan ini karena sponsor kami, Sparda Bank Nürnberg menanyakan, apakah ada kemungkinan bagi para pengunjung konser ini untuk memilih musiknya? Kami berpikir, tentunya harus memberi pilihan yang baik secara artistik. Akhirnya kami mengatur agar penonton bisa memilih 1 dari 3 tawaran kami. Hingga hari ini, sepuluh ribu orang telah memberikan pilihannya. Ini sangat istimewa“.

Pilihan publik tahun ini adalah Overture dari opera 'La gazza ladra' karya Gioacchino Rossini.

Akhir minggu lampau, konser open air pada taman Luitpoldhain di tengah kota Nuernberg ini dijadwalkan mulai pada pukul 8 malam. Namun saat Nuernberg Symphoniker mengadakan gladi resik pada pagi hari, beberapa penonton tampak sudah menggelar tikar mereka dan akan bertahan hingga malam. Seperti Ludmila yang tinggal di Wendestein, 30 kilometer dari Nuernberg. Mengapa ia sampai meluangkan waktu sedemikian banyak? Ludmilla mengatakan:

„Supaya dapat tempat yang baik dan karena Phillip Auguin tampil malam ini. Jadi saya khusus datang ke sini“.

Ludmila ingin dapat melihat dari dekat Philippe Auguin yang dikaguminya, beserta para pemain orkes simfoni Nuernberg lainnya.

Pada pertunjukan dua minggu sebelumnya, udara amat cerah, langit biru dan tiada berawan. Cuaca ini menunjang puluhan ribu orang untuk datang memadati taman Luitpoldhain hingga banyak yang duduk di luar area taman. Manager Nuernberger Symphoniker, Lucius Hemmer menuturkan, bahwa dia tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengatasi hal itu. Menurut dia:

„ Setiap tahun makin banyak yang datang. Sebetulnya polisi ingin membatasi karena terlalu banyak orang, dan melebihi kapasitas taman ini. Tapi bagi saya sebagai manager orkestra, yang terpenting adalah orang datang dan bisa menikmati musiknya. Apalagi kalau bisa menarik mereka yang belum pernah datang ke konser musik klasik, untuk datang sekali setahun. Ini sangat penting“

Foto: Claus Felix http://www.klassikopenair.de/presse/index.htm
Philippe AuguinFoto: Claus Felix

Konduktor pementasan Nuernberger Symphoniker kali ini, Philippe Auguin yang berkebangsaan Perancis merupakan salah satu penggagas konser musik di alam terbuka kota Nuernberg. Sebagai artis yang menyiapkan konser itupun, Auguin menikmati reaksi dari para penonton. Ia mengakui, akustik dalam gedung opera tentunya berbeda dangan akustik di alam terbuka. Menurut Philippe Auguin:

Memang kalau orang mengharapkan akustik yang sama dengan di gedung konser, dia bisa kecewa. Tapi dengan sistem tata suara yang digunakan disini, kualitasnya sudah sangat baik. Yang penting adalah kebersamaan dalam menikmati musik ini. Berbagi emosi, rasa senang dan impian lewat musik, bersama-sama. Bagi saya, tiap pertunjukan merupakan malam yang indah secara fisik. Atensi, kegembiraan dan emosi para penonton merupkan kontak langsung yang membawa kebahagiaan besar dan perasaan yang menyenangkan“

Memang, saat Nuernberger Symphoniker menyajikan musik berjudul 'Unter Donner und Blitz' (di bawah gemuruh dan petir) yang lincah dan menggembirakan gubahan Johann Strauss, penonton bertepuk tangan mengikuti iramanya.

Foto: Uli Kowatsch http://www.klassikopenair.de/presse/index.htm
Foto: Uli Kowatsch

Sebagian besar penonton biasanya telah hadir 2 hingga 3 jam sebelum pertunjukan dan mereka terlebih dulu makan malam bersama teman maupun keluarga. Ricarda Gerlach yang tinggal di Nuernberg misalnya, menghadiri konser di alam terbuka itu untuk kedua kalinya. Dituturkannya:

Saya merasa beruntung karena cuaca yang cerah, walaupun udaranya sejuk tapi langitnya tidak berawan dan saya baru saja menikmati makan malam yang lezat. Apalagi malam ini pengunjungnya tidak terlalu padat sehingga tak sulit mendapatkan tempat berpiknik. Musiknya sangat indah dan saya menikmati atmosfer yang santai“.

Makan malam yang ia persiapkan dari rumah sederhana saja, agar tidak terlalu merepotkan.

Saya membawa buah buahan, makanan yang sehat, juga minuman anggur dari daerah Franken untuk dinikmati disini.“

Susan Wildner asal Schwabach datang dan berpiknik bersama keluarganya dan 5 keluarga lainnya, ditambah 10 anak-anak. Ia merasa beruntung anak-anak nya dapat ikut nonton pertunjukan musik klasik. Kata Susan Wildner:

„Kami tidak menemui kesulitan, karena anak-anak ikut dengan kami dan semuanya memiliki tenggang rasa bahwa anak-anak ini berkeliaran dan harus diawasi. Biasanya untuk menonton konser musik klasik dalam gedung tidak diperbolehkan membawa anak kecil. Tapi disini banyak anak anak dan toleransinya tinggi.“

Tentunya bekal makanan yang ia sediakan lebih banyak dan cocok untuk keluarga:

Kami membawa anti pasti, melon, salad, roti, dan tentunya makanan penutup yang manis. Yang paling penting kami membawa kompor kemping dan sekarang kami sedang menyiapkan kopi espresso”.

Foto: Claus Felix http://www.klassikopenair.de/presse/index.htm
Foto: Claus Felix

Di bawah langit kelam bertabur bintang, konser ini diakhiri dengan alunan musik berjudul Moonriver yaitu soundtrack dari film 'Breakfast in Tifanny'. Para penonton berdiri dan menyalakan kembang api. Lembah Luitpoldhain pun berubah menjadi lautan kelap-kelip kembang api yang indah. Semua merasa bahagia.