1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi UE tentang Kemiskinan dan Diskriminasi

21 Januari 2010

Kamis (21/01) wakil negara-negara anggota Uni Eropa meresmikan "Tahun Eropa untuk Memerangi Kemiskinan dan Diskriminasi Sosial" di Madrid. Moto yang dipilih: "Kemiskinan Tidak Boleh Terjadi!"

https://p.dw.com/p/LdLE
José Manuel BarrosoFoto: AP

Hampir 80 juta rakyat Eropa hidup di bawah batas kemiskinan. Ini berarti 17% rakyat Eropa tergolong miskin. Ini hal yang memalukan, kata Ketua Komisi Eropa, José Manuel Barroso saat membuka  "Tahun Eropa untuk Memerangi Kemiskinan dan Diskriminasi Sosial". Ia menyerukan rakyat Eropa untuk melakukan upaya bersama memerangi kemiskinan. Barroso juga menuntut negara-negara anggota Uni Eropa agar meningkatkan upaya memberantas kemiskinan dan diskriminasi sosial.

Perdana Menteri Spanyol José Luis Rodriguez Zapatero menjanjikan dukungan penuh. Ia mengatakan, "Berkaitan dengan hal ini Spanyol yang sekarang menjadi Ketua Dewan Eropa akan mengarahkan perhatian kepada kelompok-kelompok yang terancam diskriminasi. Yaitu warga jompo, orang-orang cacat, penganggur, dan juga perempuan. 27 negara anggota Uni Eropa harus meningkatkan upayanya. Semua harus berusaha memerangi diskriminasi kelompok masyarakat tersebut."

Integrasi dan Pasar Tenaga Kerja

Spanien EU Ratsvorsitz 2010
PM Spanyol José Luis Rodriguez ZapateroFoto: AP

Dalam pertemuan itu sejumlah korban diskriminasi sosial mendapat kesempatan menceritakan pengalaman mereka. Banyak yang memiliki kesamaan pengalaman dengan Marianna Poghosyan, yang meninggalkan Armenia empat tahun lalu dan datang ke Valencia. Ia berkisah, masalah pertama adalah bahasa. Di samping itu ia tidak kenal siapapun, dan untuk mengadakan kontak dengan orang lain sangat sulit. Berkat bantuan pemerintah Spanyol, Marianna dan suaminya dapat mengikuti kursus bahasa. Ini adalah langkah penting untuk berintegrasi.

Berkaitan dengan ini, Zapatero mengatakan, program-program integrasi dan kebijakan mengenai pasar tenaga kerja harus diperbaiki. "Ketua Dewan Eropa akan mendukung Komisi dalam usaha mengembangkan strategi sosial, yang juga menetapkan tujuan kongkrit bagi penggalangan integrasi. Strategi sosial ini juga mencakup penetapan gaji minimal dan perbaikan kebijakan pasar tenaga kerja. Di samping itu kami juga ingin meningkatkan tukar-menukar pengalaman antara negara-negara anggota," demikian Zapatero.

Zapatero menambahkan juga, bahwa Uni Eropa membutuhkan pembangunan yang ekologis atau berwawasan lingkungan, dan secara sosial berdampak untuk jangka panjang.

Tiga Hal Yang Saling Mempengaruhi

Flash-Galerie Felipe Gonzalez Marquez, Ex-Ministerpräsident Spanien
Felipe GonzalezFoto: AP

Pendapat senada diutarakan bekas Perdana Menteri Spanyol Felipe Gonzalez, yang sekarang memimpin badan pengkajian untuk persoalan masa depan Uni Eropa. Gonzalez mengatakan, Eropa membutuhkan tiga hal yang saling mempengaruhi, yaitu pembangunan, pekerjaan dan solidaritas sosial.

Gozales mengatakan, "Kita kehilangan kemampuan bersaing. Produktivitas menurun. Kita sulit menyesuaikan diri dengan tuntutan teknologi baru. Apa kaitan ini semua dengan kemiskinan dan solidaritas sosial? Tanpa adanya perbaikan politik, solidaritas sosial yang berlangsung untuk waktu lama tidak mungkin tercapai. Lain dengan di tahun 50 dan 60an dulu."

Imigran dan Perempuan

Tantangan paling besar adalah perkembangan demografis, demikian Gonzalez. Hingga tahun 2050, sistem sosial di Uni Eropa terancam tidak dapat dibiayai lagi, karena sebagian besar warganya berusia lanjut. Menurut Gonzalez, sekarang sudah harus disadari bahwa Uni Eropa memerlukan imigran. Sedangkan  perempuan sudah tidak dapat dipinggirkan lagi di pasaran tenaga kerja.

Perempuan bukan cuma punya hak atas pekerjaan, mereka justru sekarang dibutuhkan. Gonzales menambahkan, para ibu khususnya harus mendapat lebih banyak kesempatan dan kemudahan untuk kembali bekerja, misalnya dengan perluasan sistem penitipan anak.

Reinhard Spiegelhauer / Marjory Linardy

Editor: Ging Ginanjar