1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Kondisi Kondusif Pascagempa 7 SR Guncang Sulut-Malut

8 Juli 2019

Pascagempa guncang Sulawesi Utara dan Maluku Utara Minggu (7/7), kondisi terkini di wilayah terdampak gempa terpantau kondusif. Hingga berita ini diturunkan, belum ditemukan adanya kerugian harta benda dan korban jiwa.

https://p.dw.com/p/3LjHb
Warga Ternate berkumpul di luar rumah setelah gempa mengguncang.
Warga Ternate berkumpul di luar rumah setelah gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Sulawesi Utara dan Maluku Utara.Foto: Getty Images/AFP

Kondisi terkini wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara yang diguncang gempa berkekuatan 7.0 Skala Richter terpantau kondusif sejauh ini. Tidak ditemukan adanya korban jiwa maupun kerusakan dan kerugian harta benda. Kota Bitung, Sulawesi Utara, merupakan salah satu wilayah terdampak gempa yang bersumber di kedalaman 10 km tersebut.

Guncangan diakui terasa sangat kuat dan berlangsung lebih dari satu menit lamanya. Warga yang tinggal di pesisir pantai langsung mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.

"Tadi malam sempat ada yang mengungsi, tapi ketika status (peringatan tsunami) dicabut, kami dari BPBD dan pihak aparat langsung mengimbau kembali ke rumah, tadi malam (warga) langsung kembali ke rumah,” ujar Rudi Wongkar, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung, saat dihubungi DW Indonesia.

Selain itu gempa juga terasa di Kota Ternate, Maluku Utara. Namun hingga pagi ini kondisi di Ternate dan sekitarnya terpantau kondusif.

Kepada DW Indonesia, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Ternate, Mansur P. Mahli, menyampaikan belum ditemukan adanya dampak kerusakan maupun kerugian harta benda dan korban jiwa. Warga pesisir yang sempat mengungsi ke dataran yang lebih tinggi juga sudah berangsur-angsur pulang ke rumah.

"Mereka menyambangi keluarga, kerabat, bahkan mereka ada yang menempati gedung kampus. Sebagian tadi malam pulang dan ada yang pagi ini baru pulang ke rumah,” terang Mansur.

Mansur juga menambahkan, masyarakat Kota Ternate saat ini telah kembali beraktivitas secara normal. Namun pihaknya tetap menghimbau warga agar selalu waspada jika terjadi gempa susulan.

Pemantauan selama tujuh hari

Peringatan dini tsunami yang telah dikeluarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) terkait gempa di Sulawesi Utara dan Maluku Utara akhirnya resmi dicabut dini hari tadi. Hal ini dilakukan setelah BMKG memantau tinggi muka air di kawasan Maluku Utara selama dua jam melalui enam stasiun pasang surut air laut yang terletak di Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo dan Xanana.

Dikarenakan pusat gempa yang terletak di bawah laut dan diketahui terdapat banyak gunung api dasar laut, nantinya BMKG akan terus melakukan pemantauan 24 jam penuh selama satu minggu ke depan.

"Gempa yang terjadi lokasinya cukup banyak gunung api yang kita khawatirkan ada beberapa terdapat di utara Manado dan sekitar Ternate. Sehingga BMKG terus melakukan pemantauan 24 jam dalam 7 hari ke depan," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly dilansir dari Detiknews.

Sebelumnya pada Minggu (07/07) pukul 22.08 WIB gempa berkekuatan 7.0 Skala Richter mengguncang kawasan Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Diketahui pusat gempa berada di laut 136 km Barat Daya Ternate, 0.51LU, 126.18BT, dengan kedalaman 10 kilometer. Ketika itu BMKG pun langsung menaikkan status waspada berpotensi tsunami.

rap/na (tirto.id, Detiknews)