1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

070610 Bildung Geschlechterrollen

8 Juni 2010

Apakah pendidikan mengubah pemahaman peran jender warga Eropa? Tampaknya hanya sedikit, karena meskipun tingkat pendidikan yang dicapai kaum perempuan makin tinggi, tetap saja tidak banyak yang menduduki posisi pemimpin.

https://p.dw.com/p/NlOh
Gambar simbol, kurangnya perempuan yang memegang posisi kunci di Uni Eropa

Studi yang dilakukan Komisi Eropa meneliti 29 negara anggota dan sampai pada kesimpulan yang membuka mata. Langkah pedagogik berpuluh tahun hanya sedikit mengubah gambaran klasik tentang peran, kata Androulla Vassiliou, Komisaris Eropa urusan Kesehatan, Kebudayaan, Multi Bahasa dan Pemuda.

"Terdapat perbedaan besar di antara negara-negara Eropa, tetapi dampak peran jender terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan secara mendasar sama di semua negara. Dewasa ini pun, banyak pria dan wanita muda yang memilih pekerjaan berdasarkan peran jender tradisional,“ dikatakan Vassiliou.

Maka kaum perempuan terutama memilih bidang pendidikan, kesehatan, perawatan, seni dan ilmu kejiwaan. Sementara pria di bidang teknik, produksi dan pembangunan. Jadi, sama seperti sebelumnya? Tidak juga. Gambaran sekarang lebih rumit. Misalnya, profesi guru yang dulu didominasi kaum pria. Sekarang, fakultas keguruan memberi kesan jauh berbeda, seperti diteguhkan Vassiliou: "Di bidang pendidikan dan pelatihan, rata-rata 80% lulusannya adalah perempuan. Tetapi, proporsi kaum perempuan di antara staf pengajar di institusi pendidikan yang lebih tinggi berkurang di setiap tingkat karir akademik.“

Dan hal itu terjadi bukan hanya di bidang pendidikan. Perempuan biasanya mencatat prestasi lebih baik di sekolah dan univeristas, untuk kemudian di posisi tertentu di dunia kerja digeser oleh rekan prianya.

Jika ditanya apa solusinya, kata Komisaris Vassiliou, maka peran jender tradisional harus sedini mungkin dipertanyakan dan pelajar didorong berdasarkan kemampuan, bukan peran jender. Hal yang juga menentukan adalah panduan menyeluruh tentang pekerjaan. Dan inilah yang kurang di seluruh negara Eropa.

"Panduan karir yang peka jender hanya tersedia di separuh negara Eropa. Kebanyakan ditujukan pada remaja putri dan biasanya mendorong mereka untuk memilih karir di bidang teknologi dan sains. Hanya sedikit negara yang menanggapi rendahnya prestasi yang dicapai anak lelaki. Dan lebih sedikit lagi negara yang memiliki program khusus untuk memperbaiki kemampuan menulis anak lelaki dan hasil yang dicapai anak perempuan di bidang matematika dan sains,“ jelas Vassiliou.

Di sini juga terletak jawaban tak langsung dari pertanyaan, negara mana yang dianggap baik atau buruk, karena Komisi Eropa biasanya menghindari peringkat seperti itu. Inggris, Irlandia, Austria dan kawasan Flemish di Belgia dinilai intensif dalam menangani masalah ini, sementara Italia dan sederet negara di timur Eropa jarang membahasnya.

Christoph Hasselbach/Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk