1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikTimur Tengah

Koalisi Arab Saudi Tangguhkan Serangan Militer di Yaman

30 Maret 2022

Koalisi pimpinan Saudi mengumumkan menghentikan serangan militer selama bulan suci Ramadan sebagai upaya menciptakan perdamaian atas konflik yang berlangsung. Pemberontak Houthi telah menolak tawaran gencatan senjata.

https://p.dw.com/p/49Cm4
Koalisi Arab Saudi telah memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran sejak tahun 2015
Koalisi Arab Saudi telah memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran sejak tahun 2015Foto: Hani Mohammed/AP Photo/picture alliance

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan pada hari Selasa (29/03) bahwa mereka akan menghentikan serangan militer yang sedang berlangsung di Yaman di tengah upaya untuk menemukan solusi politik untuk krisis tersebut.

Houthi, bagaimanapun, menolak rencana gencatan senjata ini. Mereka menyebut langkah ini "tidak ada artinya" jika Arab Saudi tidak juga menghentikan serangan udara dan mencabut pembatasan di area pelabuhan negara itu sepenuhnya.

Langkah koalisi tersebut mengikuti seruan PBB untuk melakukan gencatan senjata selama bulan suci Ramadan, yang diperkirakan akan dimulai pada 2 April mendatang.

"Koalisi dengan ini mengumumkan penghentian operasi militer di Yaman mulai pukul 06.00 pagi (waktu setempat) Rabu, 30 Maret 2022," demikian kata juru bicara koalisi Brigadier Jenderal Turki al-Maliki, dikutip dari kantor berita Saudi Press Agency (SPA).

Dalam pernyataannya, Turki al-Maliki mengatakan bahwa koalisi akan "mengambil semua langkah dan tindakan untuk membuat gencatan senjata berhasil ... dan membuat sebuah lingkungan positif selama bulan suci Ramadan untuk mencipatkan perdamaian dan mengakhiri krisis."

Houthi desak koalisi untuk cabut 'blokade'

Pemberontak Houthi yang didukung Iran menolak tawaran itu atas berlanjutnya penutupan bandara Sanaa dan pembatasan pelabuhan-pelabuhan negara itu oleh koalisi.

"Jika blokade tidak dicabut, deklarasi agresi koalisi untuk menghentikan operasi militernya tidak akan ada artinya karena penderitaan rakyat Yaman akibat blokade lebih parah daripada perang itu sendiri,” kata pemimpin Houthi Mohammed al-Bukaiti melalui akun Twitternya.

Dengan komunitas internasional berjuang untuk mengakhiri konflik tujuh tahun yang telah merenggut puluhan ribu nyawa dan mendorong jutaan orang menuju kelaparan, gencatan senjata akan menjadi langkah paling penting dalam upaya mencapai perdamaian.

Pengumuman itu juga menimbulkan pertanyaan ketika pemberontak Houthi melewatkan pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Arab Saudi untuk membahas krisis. Belum diketahui diketahui berapa lama gencatan senjata sepihak akan berlangsung dan bagaimana koalisi akan merespons jika Houthi tidak menyetujuinya.

Di masa lalu, koalisi juga pernah berupaya melakukan gencatan senjata sepihak tetapi gagal.

PBB telah bekerja dengan kedua belah pihak, yang telah berperang sejak tahun 2015, untuk mencapai kesepakatan damai dan membantu mengurangi dampak bencana kemanusiaan di Yaman. Dalam beberapa bulan terakhir, pertempuran antara kedua kubu semakin meningkat.

rap/ha (AFP, AP, Reuters)