1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KLHK Bantah Konsep 'Jurassic Park' di Pulau Rinca Komodo

Detik News
27 Oktober 2020

Menurut KLHK, tidak ada konsep wisata 'jurassic park' di Pulau Rinca. Yang ada hanyalah pembangunan sarana dan prasarana untuk mempermudah wisatawan melihat komodo. Lantas darimana konsep 'jurassic park' awalnya muncul?

https://p.dw.com/p/3kTWV
Komodo - Taman Nasional Komodo
Foto: Imago/blickwinkel/McPhoto/I. Schulz

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluruskan konsep wisata ala Jurassic Park di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. Menurut KLHK tidak ada konsep wisata jurassic park di Pulau Rinca. Yang ada hanya merupakan pembangunan sarana dan prasarana di Loh Buaya.

"Saya sampaikan tidak ada konsep wisata Jurassic Park, pengelolaan taman nasional ada zona pemanfaatan, zona pemanfaatan boleh jadi eco wisata bukan mass tourism," ujar Dirjen Konservasi SDA dan Ekowisata Wiratno dalam wawancara CNNIndonesia yang dilihat detikcom.

Kementerian PUPR akan membangun sarana dan prasarana untuk mempermudah wisatawan melihat komodo. "Itu yang dikembangkan dan pembangunan di Rinca oleh PUPR dalam rangka untuk membangun dermaganya yang rusak, dibangun seperti lidah komodo bercabang sehingga bisa menampung kapal-kapal yang akan menyaksikan komodo," ujarnya.

"Tidak ada Jurassic Park, tidak ada istilah itu ini hanya perbaikan sarana dan prasarana yang mengadopsi dan melarang visitor berinteraksi langsung berfoto dengan komodo. Konsep Jurassic Park tidak pernah ada, saya tidak tahu datangnya di mana, jadi membangun, memperbaiki kualitas perbaikan di Loh Buaya, salah satu dari puluhan lembah yang dihuni oleh komodo," ujarnya.

Dia menambahkan nantinya kawasan yang dibangun ini bukan kawasan yang eksklusif. Pulau Rinca sendiri memiliki luas 20.000 hektar, sementara luas Lembah Loh Buaya adalah 500 hektare atau 2,5 persen dari luas Pulau Rinca. Estimasi populasi komodo di Pulau Rinca pada 2019 diperkirakan sebanyak 1.300 ekor, sementara populasi komodo di Lembah Loh Buaya sekitar 66 ekor.

"Kita punya data detail mengenai data komodo jenisnya dan perkembangbiakan. Di Loh buaya dari 1.300-an ekor di seluruh Rinca ada sekitar 15 ekor yang sering dilihat wisatawan di Rinca. Jadi ini hanya salah satu lembah di sana sudah ada sarana prasarana pengelolaan ada kantor seksi, ada rumah ranger, ada information center ini akan dibangun dengan arsitektur yang mempertimbangkan bentuk komodo. Kira-kira itu yang akan dibangun sampai akhir bulan Juni 2021," ujarnya.

Darimana istilah 'jurassic park' muncul?

Dari penelusuran detikcom, istilah Jurassic sendiri dicetuskan oleh arsitek Yori Antar dari PT HAN AWAL yang diberi mandat untuk melakukan proses desain oleh Kementerian PUPR.

"Wisata Jurassic di Pulau Rinca, adalah salah satu KSPN andalan untuk memfasilitasi kunjungan turis yang semakin lama semakin banyak, 10 tahun lalu tidak terlihat 1 kapal Cruise Lintas Benua yg melintas, dan baru terlihat sekitar 8 tahun lalu, sebuah kapal Cruise berkapasitas 1500-2000 penumpang mampir dan kemudian terus berkembang menjadi hampir 40 kapal Cruise di tahun 2019 yang singgah di perairan sekitar Rinca-Komodo dan menurunkan penumpang dalam jumlah besar," tulis Yori di akun Instagramnya bulan September lalu.

Hal ini pun diperkuat oleh pernyataan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya. Pemerintah akan menata Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi seperti taman dinosaurus di film 'Jurassic Park'.

"Itu kayak dinosaurus (Jurassic Park) di Komodo, mau dibikin research center. Kita mau atur supaya enggak semrawut. Jadi jangan khawatir enggak dapat kerjaan. Dengan adanya penataan begini, maka nanti penduduk setempat akan lebih sejahtera," kata Luhut kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).

Di Pulau Rinca yang menjadi rumah dari komodo, Kementerian PUPR akan memberikan dukungan pembangunan infrastruktur seperti jalan gertak, penginapan petugas, pusat informasi, pos istirahat dan pos jaga, Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM), serta pengaman pantai dan dermaga. Dari sisi dana, pada tahun 2020, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 902,47 miliar untuk mengerjakan 43 paket kegiatan infrastruktur di KSPN Labuan Bajo.

Walhi ingatkan semua pihak akan makna konservasi

Pembangunan Pulau Rinca di Taman Nasional Komodo mengundang reaksi beragam pihak. Tak terkecuali Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi.

Semenjak foto komodo karya @gregoriusafioma menghadang truk di Pulau Rinca viral, kian nyaring kritik terhadap pembangunan di salah satu kawasan wisata super prioritas yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.

Salah satunya adalah dari pihak WALHI NTT. Dilihat detikTravel dari laman Instagram resminya, Selasa (27/10/2020), kritik itu disuarakan oleh Direktur WALHI NTT, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi.

Menurut Umbu, pembangunan beserta fotonya di Pulau Rinca memperkuat kekhawatiran masyarakat NTT akan masuknya pariwisata skala besar di salah satu bagian kawasan konservasi yang didiami oleh reptil langka komodo.

"Kalau kami melihatnya fenomena itu membuktikan kekhawatiran kita di awal, soal bahwa proses menjadikan kawasan konservasi di Pulau Rinca di dalamnya juga masuk urusan-urusan wisata yang berbasis pada infrastruktur skala besar," ujar Umbu.

Melihat praktek pembangunan di lapangan kini, Umbu kembali mengingatkan semua pihak yang terlibat akan makna dari kata konservasi itu sendiri. Walau dalam prakteknya, konservasi dan pembangunan kerap berselisih jalan.

"Pemerintah provinsi dan nasional harusnya lebih fokus pada urusan sains dan konservasi kawasan ekosistem komodo dibandingkan urusan pariwisata yang berbasis pada pembangunan infrastruktur skala besar yang merusak ekosistem komodo," tutup Umbu. (Ed: gtp/pkp)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

KLHK: Tidak Ada Konsep Jurassic Park di Pulau Rinca Komodo

Walhi NTT Ikut Kritik Pembangunan Jurassic Park di Komodo