1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kisruh Parlemen Jerman Gara-gara Hak Bicara

16 April 2012

Rencana pembatasan hak bicara di parlemen Jerman ditentang banyak pihak. Partai Kiri dan Partai Hijau menentang pemberlakuan peraturan semacam itu.

https://p.dw.com/p/14ecx
Foto: dapd

Uni Kristen Jerman (CDU/CSU), Partai Demokrat Sosial (SPD), dan Partai Demokrat Liberal (FDP) memicu kekisruhan di parlemen Jerman. Awalnya harian nasional Süddeutsche Zeitung yang membuka rencana itu ke publik. Kemudian terjadilah perdebatan keras mengenai hak bicara anggota parlemen.

Menurut ketua parlemen Jerman, nantinya semua anggota diwajibkan untuk menyalurkan pendapatnya hanya kepada jurubicara masing-masing fraksi. Anggota lainnya hanya boleh bicara jika benar-benar mendesak. Itu pun durasinya maksimal tiga menit dan "atas persetujuan fraksi". Selama ini setiap anggota parlemen Jerman diperbolehkan mengutarakan alasannya tentang pendapatnya sendiri selama lima menit. Nantinya tidak ada lagi kesempatan semacam itu. Rancangan peraturan itu rencananya akan disetujui parlemen 26 April mendatang.

"Tradisi Berdebat Parlemen Terancam"

Sejumlah anggota parlemen mengritik rancangan peraturan itu. Misalnya politisi FDP Herman Otto Solms yang mengatakan, "Saya tidak melihat adanya alasan membatasi hak anggota parlemen yang sebetulnya tercantum dalam UUD."

Petra Pau dari Partai Kiri menyarankan agar peraturan semacam itu sebelumnya diteliti dulu oleh Mahkamah Konstitusi sebelum disetujui parlemen. Sementara itu politisi Partai Hijau Katrin Göring-Eckardt memandang, peraturan itu mengancam tradisi berdebat dalam parlemen, terutama "jika tidak ingin politik diperdebatkan dalam acara temuwicara, melainkan dalam parlemen."

Rancangan peraturan agenda harian parlemen itu berkaitan dengan sengketa dana penyelamatan mata uang Euro. Pada September 2011, ketua parlemen Jerman Norbert Lammert dan dua politisi terkemuka mengritik kebijakan dana penyelamatan Euro. Seorang di antaranya mengemukakan pendapat yang berbeda dari fraksinya sendiri. Anggota parlemen dari fraksi CDU Klaus-Peter Willsch dan politisi FDP Frank Schäffler waktu itu hanya boleh mengemukakan pendapatnya selama lima menit mengenai penolakan terhadap dana penyelamatan Euro. Seketika pula banyak permintaan interupsi dilontarkan. Para anggota senior parlemen tidak senang keributan itu.

Ketua parlemen Jerman Norbert Lammert
Ketua parlemen Jerman Norbert LammertFoto: picture-alliance/dpa

Pengebirian Bundestag?

Schäffler menyebut rancangan peraturan itu sebagai "pengebirian parlemen". Willsch menuding, "Awalnya tidak boleh bicara, lalu tidak boleh mempublikasikan sesuatu, lalu tahanan rumah? Luar biasa."

Perwakilan CDU dan FDP menangkis tudingan bahwa mereka ingin membatasi hak bicara anggota tertentu. "Kami tidak pernah ingin membungkam siapa-siapa," kata ketua komisi agenda harian Thomas Strobl dari CDU. "Pada prinsipnya tidak ada yang berubah," katanya. Ia juga mengatakan bahwa reaksi saat ini adalah "salah interpretasi".

Wakil FDP di komisi itu, Jörg van Essen menekankan, sebetulnya "para pembangkang" diberikan hak nyata untuk berbicara. "Sebelumnya hal itu tidak pernah tercantum dalam agenda harian parlemen." Menurut Van Essen, rancangan peraturan itu akan memperkuat peranan para "pembangkang" fraksi. Pimpinan fraksi Partai Demokrat Sosial (SPD) juga berusaha meredakan kekhawatiran itu.

Luky Setyarini/dapd/afp/dpa/rtr

Editor: Yuniman Farid