1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kisah Predator Pemangsa Bocah Lelaki

Michael Weissenstei/ Tami Abdollah(ap)13 Mei 2014

William Vahey seorang guru favorit dan disukai para murid. Tapi dibalik itu, guru yang juga pernah mengajar di sekolah elit di Jakarta itu, adalah pemangsa remaja pria mengerikan.

https://p.dw.com/p/1BynK
William James Vahey FBI Bilder
Foto: picture alliance/AP Photo/FBI

Dia adalah salah satu guru yang disayangi di dunia kecil sekolah internasional yang melayani anak-anak dari diplomat, ekspatriat Amerika dan elit lokal. Dia adalah guru yang sering tiba paling pagi ke sekolah dan paling terlambat pulang. Dia pula yang membawa siswa-siswa ke tempat-tempat eksotis dan mentraktir para murid dengan kue-kue enak saat perjalanan karya wisata.

Itulah kepribadian William Vahey yang ditampilkannya di hadapan publik hingga lebih dari empat dekade, sampai akhirnya seorang pembantu rumah tangga yang membersihkan rumahnya di Nikaragua mengambil sebuah alat penyimpan data berkapasitas 16 gigabyte miliknya. Di dalamnya, ada sejumlah foto yang menjadi bukti sang guru ini telah mencabuli sejumlah laki-laki remaja, dalam karirnya selama menjadi guru di 10 sekolah, di empat benua.

Badan penyelidik Amerika Serikat FBI, menyebutnya sebagai pedofil berbahaya yang telah memicu krisis di masyarakat. Para orangtua menjadi cemas, bahwa anaknya bisa jadi merupakan salah satu korban guru favorit itu.

John Magagna, Direktur Search Associates, perusahaan perekrutan sekolah internasional terbesar di dunia berkeluh kesah: “Banyaknya insiden pencabulan ini mengejutkan saya.“

Korban tak sadar

Rupanya beberapa korban Vahey pun tak tahu mereka telah dicabuli. Biskuit Oreo yang ia diberikan pada anak-anak saat waktu tidur pada malam hari --ketika melakukan perjalanan ekstrakurikuler-- dicampur dengan obat tidur. Anak-anak tak sadarkan diri saat ia menyentuh mereka, dan mengambil pose untuk foto-foto cabul.

Vahey, 64 tahun usianya. Ia berasal dari West Point, New York. Ia kemudian berusaha bunuh diri di Nikaragua setelah pembantunya mencuri penyimpan data miliknya. Dia selamat dalam percobaan bunuh diri pertama itu. Tapi dalam upaya bunuh diri yang kedua kalinya, ia tewas setelah menikam dirinya sendiri di Minnesota pada tanggal 21 Maret 2014. Kematiannya meninggalkan ratusan mantan siswa yang bertanya-tanya apakah mereka pernah dilecehkan.

Korban tak mau tahu

Seorang ayah dari salah satu murid di Caracas, Venezuela mengatakan, anaknya -- seperti banyak orang lain—merasa lebih baik tidak mencari tahu tentang itu. Tetapi, anak itu tidak bisa lupa satu fakta, bahwa: "Dia memakan kue-kue itu juga," ujar sang ayah, yang mau berbicara tentang isu itu, dengan syarat namanya tak disebutkan, guna melindungi identitas anaknya: "Semua anak yang ikut karya wisata itu juga makan."

Selama puluhan tahun aksi Vahey berlangsung. Sebuah konvensi Kalifornia anti penyiksaan seksual tak mampu melindungi anak-anak itu dari aksi Vahey yang mengambil serangkaian pekerjaan yang berhubungan dengan anak-anak. Baik kolega dan atasannya gagal untuk mempertanyakan mengapa dia begitu sering bersama dengan anak laki-laki melewati malam. Setidaknya dua kali, anak-anak jatuh sakit misterius ketika bersamanya dan tidak ada penyelidikan atas peran Vahey ketika itu.

Perilaku sejak remaja

Pada tahun 1969, Vahey, yang merupakan anak pilot Perang Dunia II ditangkap atas tuduhan pelecehan seksual anak. Polisi mengatakan ia menyentuh penis delapan anak laki-laki yang berusia antara 7 sampai 9 tahun, di sebuah sekolah di Orange County ketika ia menjadi guru renang.

Vahey, yang saat itu berusia 20 tahun, mengatakan kepada pihak berwenang ia mulai menyentuh para anak laki-laki pada usia 14 tahun saat mengikuti perkemahan Pramuka.

Psikiater mendiagnosa Vahey memiliki 'gangguan kepribadian,' seraya menambahkan bahwa gangguan tersebut seharusnya tak berpengaruh pada aksi penyalahgunaan seksual yang berbahaya bagi orang lain. Pengadilan bahkan memperbolehkan Vahey untuk mulai bekerja sebagai asisten guru sekolah publik setelah penangkapannya.

William James Vahey FBI Bilder
William James Vahey saat mudaFoto: picture alliance/AP Photo/FBI

Vahey diputus bersalah atas perilaku cabul dan mesum yang dilakukannya. Dia diganjar hukuman penjara 90 hari dan lima tahun masa percobaan -- dengan syarat bahwa ia harus diawasi. ke halaman berikutnya

halaman sebelumnya

Ditangkap, lalu lolos

Setelah dua tahun masa percobaan, dia diizinkan untuk meninggalkan negara tanpa pengawasan hingga lulus kuliah pada tahun 1972. Kelonggaran semacam itu, umum pada waktu itu, kata Dan Scott, seorang pensiunan detektif sersan yang bekerja selama 26 tahun di Kantor Departemen Sheriff di Los Angeles yang menyelidiki kekerasan terhadap anak .

Nmaun Vahey diminta untuk mendaftar sebagai orang yang pernah melakukan kekerasan seksual dan memperbarui alamat setiap kali ia pindah. Tapi ia tidak pernah memperbarui informasi setelah pertama kalinya ia mendaftar pindah dan pihak berwenang mengacuhkan itu. Ketika datanya dimasukkan secara online pada tahun 2004, namanya tidak lagi terdaftar tinggal di Kalifornia.

Vahey memulai karirnya mengajar di sekolah internasional selama satu tahun di Sekolah Amerika Serikat di Teheran, Iran. Ia melanglang buana mengajar di Timur Tengah dan Eropa. Dia mengajar sejarah, ilmu sosial dan mata pelajaran lain di Libanon, Spanyol, kembali ke Iran, lalu ke Yunani dan kemudian Arab Saudi. Hampir semua tempat ia mengajar adalah sekolah menengah atas.

Menikah dan punya anak


Pada saat ia tiba di Arab Saudi, Vahey sudah menikah dengan Jean Vahey dan memiliki dua orang anak. Istrinya dihormati sebagai administrator pendidikan internasional.

Jakarta International School William James Vahey
Jakarta International SchoolFoto: picture alliance/AP Photo

Vahey mengajar ilmu sosial di kelas delapan dan sembilan, melatih basket anak laki-laki, dan memimpin karya wisata sekolah ke Bahrain, Turki dan Afrika.

Setengah masa dinasnya dari sepanjang 12 tahun mengajar di Arab Saudi, ia menerima sertifikat kepala sekolah di New Jersey. Sertifikat itu didapatkannya pada bulan Maret 1986, tujuh bulan sebelum hukum setempat memberlakukan kewajiban pada semua guru baru dan administrator untuk menjalani pemeriksaan latar belakang pegawai. Juru bicara Departemen Pendidikan New Jersey, Mike Yaple mengatakan tidak ada dalam catatannya, bahwa Vahey menjalani pemeriksaan tersebut sebelum ia mendapat sertifikat.

Sosok terbuka dan peduli

Di Arab Saudi, Vahey tampil sebagai sosok terbuka dan peduli pada anak-anak, kata Max Crum, seorang mantan mahasiswa 38 tahun. "Ketika Anda masih anak-anak dan Anda memiliki guru yang tegas, berarti Anda takut kepada mereka. Vahey sama sekali tak seperti itu," kata Crum.


Pada tahun 1992, Vahey dan istrinya pindah ke sekolah bergengsi Jakarta International School di Indonesia, di mana ia kembali mengajar ilmu sosial, melatih basket dan mengembangkan reputasi untuk memimpin karya wisata dengan menginap dan berusaha menyenangkan siswa-siswa.


"Semua anak-anak tampaknya benar-benar menyukainya," kata Will Julius, seorang alumni yang kini berusia 21 tahun dan anak salah satu mantan guru di sana.

Setelah 10 tahun di Jakarta, Vahey pindah ke Escuela Campo Alegre di Venezuela, di mana Jean menjadi pengawas dan suaminya yang juga dipanggil dengan sebutan Bill mengambil pekerjaan mengajar di sebuah kampus di wilayah berbukit yang menghadap ibukota Caracas. ke halaman berikutnya

halaman sebelumnya

Masa-masa di Indonesia

Semua karyawan baru diminta untuk memberikan catatan bebas kriminal dari negara asal atau negara terakhir mereka tugas --jika mereka tinggal di negara itu selama lebih dari lima tahun. Dari Indonesia, Vahey, tak memiliki catatan kriminal.

Di Venezuela, guru populer itu kembali bertugas membawa anak-anak berkarya wisata. Pihak berwenang mungkin tak sadar atas adanya tanda peringatan, ketika dua siswa di bawah tanggung jawab Vahey sempat dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh tak sadarkan diri di kamar hotel mereka, selama mengikuti perjalanan pertandingan basket. Uji toksisitas menunjukkan hasil negatif, sehingga sekolah mengirim pejabat keamanan untuk menyelidiki. Namun mereka tidak mampu untuk menentukan penyebab sakit tersebut dan Vahey tidak diselidiki.

Southbank International School in London
Southbank International School LondonFoto: Reuters

Vahey juga menyelenggarakan acara tahunan: menginap selama seminggu ke Kosta Rika, dengan membawa 20 sampai 25 siswa, ujar orang tua dan staf sekolah. Inspektur pengawas sekolah Gregory Hedger mengatakan, ia terkejut ketika mengetahui kunjungan seperti itu diperbolehkan. Dia langsung berhenti mensponsori perjalanan tanpa orang tua sebagai pendamping.

Tujuh tahun kemudian, Vahey mengajar di kampus Southbank International School London, Westminster, yang memiliki sekitar 350 siswa dari 70 negara. Vahey menjadi menjalani dua pemeriksaan latar belakang kriminalitas di Inggris, negara yang belum pernah ia sambangi sebelumnya.

Setelah satu tahun, Vahey mendirikan 'Travel Club,' sebuah majalah untuk ekspatriat di London. Website sekolah menggambarkan perjalanan 13 hari ke Nepal pada tahun 2012, yang termasuk berwisata ke Himalaya, kegiatan arung jeram dan safari gajah. Tahun 2013, tujuan perjalanan musim semi dengan siswa kelas enam sampai sembilan adalah Panama.

Dewan Gubernur Southbank, Chris Woodhead, mengatakan ada anak laki-laki yang dalam perjalanan merasa sakit dan Vahey mengambil anak itu ke dalam kamarnya, tampaknya "untuk merawatnya." Beberapa bulan kemudian guru mendengar gosip di sebuah minibus dan insiden diselidiki, kata Woodhead, tapi "Orangtua anak itu setuju bahwa masalah ini tidak harus dikejar." ke halaman berikutnya

halaman sebelumnya

Pos terakhir

Ketika Vahey melanjutkan dinasnya ke Sekolah Nikaragua, istrinya tinggal di London. Di Nikaragua, Vahey mengajar sejarah dunia untuk kelas sembilan dan geografi dengan cara yang begitu menarik. Banyak siswa bertanya mengapa guru lain tidak bisa melakukan hal yang sama.

Pada sebuah akhir pekan sebelum Thanksgiving, setelah pembantu Vahey yang dipecat karena mencuri, ia diam di rumah, kata Rafael, seorang penjaga rumah yang menolak memberikan nama terakhir karena sensitifnya isu itu. Pada hari Minggu, rumah itu gelap gulita.

Pada hari Senin, seorang karyawan sekolah menemukan Vahey tak bergerak di tempat tidurnya. Yang memeriksa berpikir ia mati. Tapi kemudian ketika kantung jenazah dibuka, polisi dan paramedis menyadari Vahey masih hidup. Seorang dokter di rumah sakit mengatakan jantungnya lemah dan kadar racun dalam darahnya tinggi, tapi ia bisa pulang setelah dua hari. Demikian diceritakan seorang dokter yang tak mau disebutkan namanya. Vahey mengatakan kepada rekan-rekannya, ia digigit oleh laba-laba beracun.

Pada awal Desember, ia mengirim pesan email massal ke sekolah, menyatakan: "Ada rasa kagum, heran dan sukacita, bahwa saya menemukan diri saya dapat menulis untuk Anda. Minggu terakhir telah cukup banyak petualangan, dan saya beruntung untuk mengatakan saya jauh lebih baik."

Dalam perjalanan menuju ke Atlanta untuk tes medis, Vahey menulis: "Saya siap untuk semester kedua dan berharap untuk kembali ke sekolah pada bulan Januari."

Pada awal Maret, seorang pembantu muncul dan menyerahkan stik USB kepada kepala sekolah Gloria Doll. Ia mengatakan Doll harus melihatnya. Ada folder dalam stik USB itu yang ditandai dengan nama dan tanggal perjalanan sekolah tahun 2008: "Panama Trip", ''Perjalanan ke Kosta Rika", ''Basketball Trip" dan "Musim Semi 2013". Doll mengklik folder terakhir, di mana ia menemukan foto-foto anak laki-laki dalam kondisi tidak sadar, banyak yang berambut pirang atau merah dan usianya antara 12 dan 14 tahun. Beberapa gambar anak tak bercelana, dengan tangan manusia menyentuh testis dan anus mereka. Anak-anak lain dalam foto itu tampak dalam posisi seks oral.

Doll yang mengkonfrontir itu pada Vahey, menyebutkan anak-anak itu diberi sejenis obat tidur. Ketika berbincang dengan Vahey, pedofil itu mengatakan: "Saya pernah dicabuli, itulah sebabnya saya melakukan ini. Saya telah melakukan ini seumur hidup saya."

Bunuh diri kedua

Vahey mengatakan ia telah menelan lebih dari 100 pil tidur pada November 2013 setelah menemukan stik USB-nya telah diambil orang. Doll menuntut pengunduran diri Vahey.

Vahey terbang ke Atlanta pada hari berikutnya. Para pejabat AS segera memberitahu polisi Nikaragua, tapi Vahey telah meninggalkan negara itu. Di Miami, ia mengganti pesawat. Agen khusus dari FBI telah menyampaikan informasi itu, tapi dalam pemeriksaan tas tak ada yang ilegal, jadi pejabat berwenang tidak memiliki alasan untuk menahannya.

Pada Maret 2014, pihak sekolah menyatakan kepada orang tua murid bahwa Vahey telah mengundurkan diri. Vahey saat itu melakukan perjalanan ke Luverne, Minnesota, di mana saudaranya, adik ipar dan ibunya tinggal. Ibunya tinggal di sebuah panti jompo. Di sebuah hotel, Vahey menikam dirinya sendiri di dada dengan pisau. Dia meninggalkan catatan meminta maaf kepada keluarganya. "Ia salah satu pedofil yang paling produktif karena dari angka korbannya pun sudah jelas," kata Agen Khusus FBI, Sharon Dunlap.

Symbolbild Demographischer Wandel
Gambar ilustrasiFoto: imago/blickwinkel

Setidaknya 60 dari 90 atau lebih anak-anak dalam gambar berasal dari sekolah Southbank, demikian menurut polisi. Sejumlah besar orang tua mengatakan mereka tidak ingin tahu apakah anak-anak mereka dilecehkan. kembali ke halaman 1