1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KFC dan Apple Terimbas Konflik Laut Cina Selatan

20 Juli 2016

Pasca keputusan pengadilan arbitrase internasional, kaum nasionalis Cina meluapkan amarah pada Amerika Serikat. Untuk itu mereka memilih dua merek yang dianggap paling mewakili negeri paman sam itu, KFC dan Apple

https://p.dw.com/p/1JSag
Verschwörungstheorie Verschwörung
Foto: AP

Restoran waralaba asal Amerika Serikat, Kentucky Fried Chicken (KFC) dan produsen komputer Apple, ikut terimbas oleh konflik Laut Cina Selatan. Kaum nasionalis Cina dikabarkan menggelar protes di depan cabang-cabang KFC dan menyerukan aksi boikot terhadap produknya.

Selain itu juga media sosial Cina mulai dipenuhi foto kaum muda mengenakan penutup wajah sedang menghancurkan ponsel Apple, iPhone.

Amarah kaum nasionalis bersumber pada keputusan pengadilan arbitrase internasional di Den Haag yang memenangkan gugatan Filipina atas klaim Cina di kepulauan Spratly. "KFC dan Apple adalah yang paling dekat diasosiasikan dengan Amerika Serikat. Mereka cuma mencari simbol terdekat yang bisa diprotes," tutur James Roy, Peneliti China Market Research Group.

Konsumen Politis

Aksi tersebut menegaskan fenomena unik di Cina, di mana konsumen kerap bereaksi atas situasi politik aktual. 2012 silam penjualan mobil Jepang misalnya menurun drastis setelah Tokyo dan Beijing bersitegang ihwal sebuah pulau di Laut Cina Timur.

Namun begitu kantor berita pemerintah, Xinhua, mengritik aksi tersebut. "Ini bukan cara yang baik buat mengekspresikan patriotisme. Jingoisme bertentangan dengan karakter bangsa," tulis media tersebut.

Seorang saksi mata melaporkan, sebuah kelompok beranggotakan "20 orang, termasuk anak-anak, menerobos masuk ke restoran dan mengusir semua pengunjung," tuturnya. Warga Cina yang masih membeli produk KFC dinilai bekerjasama dengan musuh.

Sebaliknya konsumen KFC menantang kaum nasionalis dengan memuat gambar ayam KFC di media sosial.

rzn/yf (ap,rtr)