1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialEropa

Kesehatan Paus Benediktus Memburuk: Apa Selanjutnya?

29 Desember 2022

Di tengah kesehatan Paus Emeritus Benediktus XVI yang memburuk, Vatikan merinci prosedur yang harus diikuti bila seorang paus meninggal. Mereka belum pernah menerbitkan aturan seperti itu untuk seorang paus emeritus.

https://p.dw.com/p/4LW2L
Papst Franziskus bittet um Gebete für den "sehr kranken" Benedikt XVI.
Foto: Vandeville Eric/ABACA/picture alliance

Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Vatikan pada Rabu (28/12) mengenai kesehatan Paus Emeritus Benediktus XVI yang memburuk menimbulkan pertanyaan tentang apa yang terjadi jika dia meninggal.

Jawabannya adalah: Tidak ada jawaban spesifik. Vatikan belum mengumumkan apapun lagi.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Paus pendahulunya itu mengalami penurunan kesehatan. Paus Fransiskus memberi info mengenai kesehatan Paus berusia 95 tahun itu saat menghadiri audiensi umum mingguan pada Rabu (28/12), yang bertujuan mengirim doa khusus bagi pendahulunya tersebut. Paus Fransiskus mengatakan pensiunan paus itu "sakit parah.”

Paus Fransiskus kemudian mengunjungi Benediktus di rumahnya di Kota Vatikan. Juru bicara Vatikan membenarkan bahwa kondisi Paus Benediktus semakin memburuk, akibat faktor usia.

Sebagian besar pengawas gereja berasumsi, jika diperlukan, ritual pemakaman untuk Benediktus akan mirip dengan ritual pensiunan uskup Roma, yakni pemakaman di Basilika Santo Petrus atau piazza.

"Pemakaman paus emeritus adalah seperti pemakaman uskup emeritus Roma,” kata sejarawan gereja Alberto Melloni. Dia menambahkan bahwa situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya karena keuskupan di seluruh dunia telah memutuskan bagaimana menghormati pensiunan uskup dengan benar.

Ritual itu sendiri dimuat dalam buku tebal "Ritual Romawi”, yang menjabarkan bagaimana ritus liturgi harus dirayakan, dengan doa-doa dan bacaan-bacaan khusus. 

Namun, beberapa perubahan perlu dilakukan karena Benediktus adalah kepala negara, pemakaman mungkin akan lebih megah dengan kehadiran delegasi resmi dari seluruh dunia. Untuk memberi mereka waktu untuk tiba, dan untuk menghormati status Benediktus sebelumnya sebagai paus, dia kemungkinan besar akan berbaring selama beberapa hari di basilika sebelum pemakaman, seperti yang terjadi pada paus sebelumnya. 

Banyak orang ingat bagaimana panjang para peziarah rela antre siang dan malam untuk memberi penghormatan kepada St. Yohanes Paulus II ketika dia meninggal pada tahun 2005.

Meltoni mengatakan satu hal yang akan membedakan pemakaman Benediktus dari paus yang menjabat adalah sembilan hari upacara pemakaman sebelum penguburan, yang disebut "novemdiales” mungkin tidak akan dilakukan. Namun, satu tradisi yang akan dipertahankan adalah penempatan kitab Injil di peti mati.

Benediktus mengumumkan pengunduran dirinya pada tahun 2013. Dari gelarnya, "paus emeritus", hingga keputusannya untuk mempertahankan jubah putih kepausan, Benediktus sebagian besar membuat pedoman baru untuk mencakup paus yang berkuasa dan pensiunan.

Christopher Bellitto, seorang profesor sejarah di Kean University di New Jersey, mengatakan keputusan luar biasa Benediktus kemungkinan akan terbawa ke periode anumerta, dan seterusnya.

"Berita utama akan menyebutnya ‘Satu paus sedang mengubur yang lain.' Itu tidak benar,” kata Bellitto lewat email. "Agar jelas: Benediktus adalah mantan paus.”

"Tapi ini adalah hal yang luar biasa karena kami belum pernah mengalami pengunduran diri kepausan dalam 600 tahun. Itu tentang kesinambungan tradisi kepausan di garis Santo Petrus tetapi juga untuk dunia baru di mana pengunduran diri kepausan akan jarang terjadi, bahkan mungkin umum,” katanya.

pkp/ha (AP)