1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

081210 Klima Gesundheit

15 Desember 2010

Angin topan, banjir, gelombang panas. Lebih dari 20 tahun terakhir, 650 ribu lebih orang tewas akibat 14.000 cuaca ekstrim. Demikian menurut indeks resiko iklim terbaru yang dipublikasi Germanwatch di Cancun.

https://p.dw.com/p/QZzw
Akibat cuaca panas, kebakaran hutan semakin sering terjadiFoto: AP

Kejadian cuaca ekstrim dan dampak perubahan iklim sudah membawa konsekuensi langsung dan tak langsung bagi kesehatan manusia. Di Jerman pun harus diambil langkah persiapan guna melindungi masyarakat dari bahaya, kata Jürgen Becker, pejabat tinggi di Kementrian Lingkungan. "Saya terutama mengkuatirkan gelombang panas, seperti di tahun 2003 dan 2006, mengakibatkan banyak korban tewas akibat serangan jantung, juga di Jerman. Saya pun kuatir tentang semakin banyaknya banjir. Kita harus mengambil langkah pencegahan, juga bagi penyakit akibat air kotor dan munculnya jamur di rumah penduduk."

Semakin banyaknya cuaca ekstrim punya kaitan jelas dengan perubahan iklim, terang Paul Becker, Wakil Direktur Dinas Urusan Cuaca Jerman, "Jelas ada kaitannya. Kita sudah menyaksikan, bahwa suhu di kawasan regional dan global naik. Ini berdampak bukan hanya di level menengah, tapi juga ekstrim. Hari-hari yang suhunya panas semakin banyak, dan jelas, jika semakin banyak siang dan malam yang panas, dimana temperatur tidak berada di bawah 20 derajat Celsius, maka pasti ada pengaruhnya pada tubuh manusia."

Organisasi Kesehatan Dunia WHO sangat kuatir akan dampak langsung dan tak langsung terhadap kesehatan, yang ditimbulkan kejadian akibat cuaca ekstrim. Srdan Matic dari kantor Eropa WHO mengatakan, "2003, misalnya, selama periode panas yang mengerikan tahun itu diperkirakan 70.000 orang tewas akibat dampak langsung gelombang panas di Eropa. Bahaya terutama dihadapi oleh manula, anak-anak dan tunawisma. Musim panas tahun ini, Rusia juga menyaksikan peningkatan angka kematian sehubungan dengan kebakaran hutan dan gelombang panas. Perkiraan pertama antara 10 dan 20.000 kasus kematian tambahan dalam dua pekan, dalam cuaca ekstrim ini."

Untuk jangka menengah dan panjang, periode panas yang ekstrim secara tidak langsung juga dapat menjadi masalah kesehatan. Misalnya karena kekurangan air. Jadi dibutuhkan serangkaian tindakan penyesuaian, kata pakar meteorologi Paul Becker. Di lini terdepan adalah prakiraan cuaca yang dapat diandalkan, berfungsinya sistem peringatan dan strategi komunikasi.

Kita harus membiasakan diri untuk hidup dengan cuaca ekstrim, kata pakar kesehatan Srdan Matic, tapi juga harus siap untuk mengubah gaya hidup kita. "Kita harus menyesuaikan mobilitas, kita harus membangun rumah yang berbeda, dan kita membutuhkan sistem pendingin dan pemanas yang lebih fleksibel. Jadi, belajarlah untuk hidup dalam kondisi seperti itu."

Irene Quaile/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid