1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusakan di Raja Ampat Lebih Parah Dari Dugaan Semula

Hendra Pasuhuk
23 Maret 2017

Pemerintah Indonesia menyatakan kerusakan terumbu karang di Raja Ampat, Papua, karena kandasnya kapal Caledonian Sky mencakup hampir 19.000 meter persegi.

https://p.dw.com/p/2ZnDu
Indonesien Raja Ampat
Foto: picture-alliance/Bruce Coleman/Photoshot/R. Dirscherl

Kerusakan terumbu karang di Raja Ampat, Papua, karena kandasnya kapal pesiar Caledonian Sky awal Maret lalu ternyata jauh lebih buruk daripada dugaan semula. Itulah temuan tim ahli yang dikirim ke kawasan itu.

Kementerian Luar Negeri Indonesia hari Kamis (23/3) menyatakan Indonesia akan menuntut kompensasi "dengan sangat tegas".

Arief Havas Oegroseno, Deputi Kedaulatan Maritim di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, mengatakan penilaian gabungan oleh tim survei Indonesia dan pihak asuransi perusahaan tur menemukan hampir 13.300 meter persegi kawasan yang mengalami kerusakan fatal terumbu karang.

Sedangkan 5.600 meter persegi mengalami kerusakan lain yang lebih rendah karena semburan pasir dan patahan karang, ketika kapal pesiar itu melakukan manuver untuk membebaskan diri.

Kapal pesiar Caledonian Sky yang berbobot 4.200 ton itu dioperasikan oleh perusahaan tur wisata Caledonian Noble yang berkantor pusat di London, Inggris. Kapal itu kandas di perairan Selat Dampir, Raja Ampat, pada 4 Maret lalu ketika air surut.

Manta Rochen Raja Ampat Indonesien Archiv 2011
Perairan di Raja Ampat dikenal dengan kekayaan keragaman hayati dan keindahan terumbu karangnyaFoto: picture alliance/AP Photo

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman  Luhut Pandjaitan minggu lalu memanggil Duta Besar Inggris Moazzam Malik untuk membahas kerusakan itu. Kementerian Kemaritiman menjelaskan, terumbu karang yang rusak tidak bisa diperbaiki lagi.

Pihak otoritas Indonesia menyatakan kekesalan karena kapten kapal segera melanjutkan pelawaran menuju Bitung, Sulawesi Utara, kemudian ke Filipina tanpa menunggu penilaian kerusakan yang disebabkan kapalnya.

"Orang Indonesia dan rakyat Papua belum mendengar kapten kapal Keith Michael Taylor menyatakan permintaan maaf atau penyesalan atas kerusakan yang dilakukan oleh tindakannya," kata Havas Oegroseno.

Caledonia Noble telah mengaku bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh kapal yang dioperasikannya dan menyatakan akan bekerja sama mencapai "penyelesaian yang adil dan realistis."

Tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang memperkirakan berapa kerugian ekonomi yang akan diajukan dalam negosiasi penyelesaian ganti rugi dengan Caledonia Noble.

hp/ (afp, rtr, ap)