"Kemeja Merah" Berdatangan di Bangkok
13 Maret 2010Di Bangkok puluhan ribu penentang pemerintah berkumpul untuk menghadiri aksi protes besar-besaran dengan tujuan menggulingkan pemerintah Thailand. Sejak Jumat, 12 Maret para pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang mengenakan kemeja berwarna merah berdatangan ke ibukota Bangkok. Minggu, 14 Maret mereka berencana melumpuhkan Bangkok dengan menggerakkan ratusan ribu orang. Sabtu (13/03) jalan-jalan menuju ibukota dari utara dan timur laut sebagian macet total.
Rakyat Pedesaan Yang Miskin
Thaksin Shinawatra, yang digulingkan militer tiga setengah tahun lalu, sampai sekarang mendapat dukungan rakyat, terutama yang tinggal di pedesaan di bagian utara Thailand. Mereka merasa diabaikan oleh pemerintah Thailand yang sekarang berkuasa.
Gerakan oposisi "Fron Persatuan untuk Demokrasi dan menentang Diktator“ UDD menuduh Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva berhasil meraih kekuasaan dengan bantuan kaum aristokrat dan militer. Para demonstran berkemeja merah akan melanjutkan aksi protes mereka hingga Abhisit turun dari jabatan dan mengadakan pemilu baru. Thailand membutuhkan pergantian politik. Demikian dikatakan seorang perempuan yang ikut berdemonstrasi.
Ia mengatakan lebih lanjut, "Kami ingin pemerintah menanggapi masalah kami. Hanya itu saja keinginan kami." Ia menambahkan, rakyat menyadari bahwa negara tidak benar-benar berdasarkan demokrasi. Tetapi pemerintah harus menyadari bahwa sebagian besar rakyat Thailand sangat miskin, dan itu bukan masalah satu-satunya.
Pemerintah Tetap Kuatir
Sejauh ini demonstrasi berjalan damai. Tidak ada laporan tentang insiden atau bentrokan dengan aparat keamanan. Namun pemerintah kuatir, kerusuhan mungkin terjadi. Oleh sebab itu, pemerintah menempatkan 50.000 polisi tambahan. Menteri Luar Negeri Kasit Piromya mengingatkan, dalam aksi protes "kemeja merah" bulan April 2009 lalu terjadi kerusuhan.
Piromya menjelaskan, "Tahun lalu kita sudah beberapa kali mengalami, bahwa demonstran bisa menggunakan kekerasan. Kali ini, pemimpinnya termasuk mantan Perdana Menteri Thaksin bahkan menyerukan diadakannya revolusi dan penggulingan pemerintah yang tidak sesuai dengan konstitusi.“
Sabtu (13/03) Thaksin menghubungi pendukungnya lewat telefon dan mengucapkan terima kasih untuk dukungan besar yang diperolehnya. Ia mengatakan, sekarang sedang berada di Eropa bersama putri-putrinya. Menurut laporan sejumlah surat kabar, pertengahan pekan lalu putri-putri Thaksin bertolak ke Jerman.
Dana dari Thaksin
Di situs internetnya, harian Thailand "The Nation“ mempublikasikan sebuah rekaman video melalui kamera pada telefon seluler. Rekaman itu menunjukkan bagaimana sejumlah demonstran berkemeja merah membagi-bagikan uang kertas sejumlah 1.000 Bath, atau sekitar 27 dollar AS kepada orang-orang yang ikut demonstrasi.
Tidak jelas, seberapa besar dana yang dimiliki para demonstran. Thaksin adalah salah satu donor terbesar gerakan menentang pemerintah tersebut. Lebih dari sepekan lalu sebuah pengadilan di Bangkok menyita harta milik Thaksin, yang berjumlah sekitar 1,3 milyar dollar AS.
Berd Musch-Borowska / Marjory Linardy
Editor: Andriani Nangoy