1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kembali Serangan Bom di Thailand Selatan

Vidi Legowo20 Februari 2007

Jumlah korban yang tewas di Thailand Selatan terus bertambah. Senin kemarin sebuah bom kembali meledak di Yala dan menewaskan seorang tentara.

https://p.dw.com/p/CP8k
Foto: AP

Minggu malam, serangan bom terus berlangsung di wilayah tersebut. Diawali dengan serangan bom di waktu yang hampir bersamaan, di propinsi Yala, Narathiwat, dan Pattani. Sasaran bom adalah sekolah, bar, hotel, toko mobil dan pembangkit tenaga listrik. Akibatnya, sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 50 orang luka-luka. Pihak Thailand menduga bahwa serangan tersebut sengaja dilakukan saat warga Thailand dari kelompok etnik Cina tengah merayakan Tahun Baru Cina. Pengamat politik Surathora Chai Kul dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok juga memiliki pendapat yang sama.

„Yang tidak boleh dilupakan, hari Minggu adalah perayaan Tahun Baru Cina. Jadi ini adalah serangan terang-terangan terhadap kelompok etnik tertentu.“

Serangan tersebut, memang diduga dilakukan oleh kelompok militan Islam di Thailand Selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di wilayah ini, sebagian besar penduduknya beretnis Melayu dan mereka diketahui telah lama merasa didiskriminasi oleh mayoritas warga Thailand yang beragama Budha. Selain itu, serangan ini juga terjadi setelah dalam kunjungannya ke Malaysia minggu lalu, Perdana Menteri Thailand Surayud Chulanont menyatakan rencananya untuk melanjutkan usaha pemulihan di wilayah selatan Thailand tersebut. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi saat itu bersedia bekerja sama dengan Thailand untuk mencari jalan keluarnya.

„Masyarakat di wilayah ini harus diintegrasi. Kita harus menawarkan kemungkinan perkembangan bagi mereka untuk menunjukkan bahwa masih ada suatu perspektif bagi mereka.“

Kesepakatan Thailand dengan Malaysia tersebut banyak dianggap sebagai salah satu pemicu terjadinya rangkaian serangan bom. Beberapa pengamat politik di Thailand menilai, kekerasan hari Minggu lalu menunjukkan bahwa kelompok militan Islam itu tidak tertarik bernegosiasi dengan cara dialog-dialog politik dan bahwa perang yang mereka jalankan adalah perang pembebasan yang harus dimenangkan dengan kekerasan.

Sementara itu, pemerintah Thailand memperingatkan warganya akan kemungkinan terjadinya serangan lanjutan. Panglima militer Thailand Jenderal Montri Sangsakap mengatakan serangan baru mungkin dilakukan dalam hari raya Budha berikutnya di Thailand, yaitu awal Maret dan pertengahan April. Namun, bagi pengamat politik Surathora Chai Kul, sebuah peringatan dari pemerintah tidaklah cukup.

„Adalah hal yang bagus, bahwa ada peringatan dari pemerintah. Namun mereka tidak bisa hanya terus memperingatkan. Pemerintah juga harus memiliki solusi. Mengumumkan ke masyarakat bahwa mereka akan dibom, namun secara bersamaan mereka tidak dapat mencegahnya, ini seperti merusak legitimasi negara Thailand.“