1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ditemukan Lagi Kemungkinan Potongan MH370

12 September 2016

Pihak keluarga korban pesawat MH370 yang hilang bak ditelan bumi, bertemu tim pencari Australia, pasca penemuan baru potongan pesawat di Madagaskar, yang diduga dari MH370.

https://p.dw.com/p/1K0WK
Malaysia Graffiti MH370
Foto: picture-alliance/AP Photo/J. Paul

Suara Hati keluarga Korban MH370

Beberapa orang anggota keluarga korban MH370 bertemu dengan para pejabat dari Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) dan Joint Agency Coordination Centre (JACC) di Canberra, Senin (12/09) untuk membahas bagaimana kelanjutan pencarian pesawat MH370 yang hilang.

Ini adalah pertama kalinya perwakilan keluarga korban pesawat MH370: Jennifer Chong, Bai Shuan Fu, Grace Nathan dan Jiang Hui bertemu dengan ATSB dan JACC, sejak hilangnya pesawat itu dua setengah tahun silam. Kebanyakan dari mereka menuntut "upaya bersama" dari berbagai negara untuk ambil bagian dalam pencarian.

Jangan hanya berharap pada temuan tak sengaja

"Kami menanyakan serpihan apa yang mereka cari, apa yang akan paling bermanfaat? Mereka mengatakan bahwa inforjmasi dari potongan sayap yang akan menunjukkan apakah pesawat itu dikontrol atau tidak terkontrol pada akhir penerbangan, itu akan sangat membantu. Kami kemudian meminta mereka mencari lagi komponen yang bisa membantu pencarian. Mereka tidak benar-benar memiliki banyak rencana untuk pencarian lebih lanjut, " papar Grace Nathan, salah satu anak korban penumpang pesawat yang hilang Maret 2014 itu.

Grace Nathan dan rekan-rekannya menyampaikan harapannya, pada tim pencari dan negara-negara yang terlibat dalam pencarian pesawat MH370: "Kami mengimbau Australia, Cina dan Malaysia untuk melakukan upaya bersama mencari informasi baru yang kredibel", ujar dia.

Kelaurga korban juga mengucapkan penghargaan kepada Blain Allen Gibson yang telah berhasil menemukan hingga beberapa potongan pesawat dan berharap bahwa ketiga negara tersebut melakukan lebih banyak lagi daripada hanya berharap pada orang-orang yang kebetulan menemukan lebih banyak serpihan pesawat. "Kami berharap bahwa sesuatu dilakukan untuk mencari lebih banyak puing-puing MH 370," kata Grace Nathan, yang ibunya, Anne Daisy berada di dalam pesawat yang raib itu.

Grace Nathan mengungkapkan perasaannya. "Melihat puing-puing itu secara emosional sangat sulit, saya pikir ini menguras energi dari tubuh. Aku merasa seolah-olah sayalah katup sayap yang melakukan perjalanan dari Samudera Hindia selatan ke pantai Tanzania. Cukup memilukan untuk melihat negara yang dilewati sayap itu, semua goresan di situ penuh carut, perubahan warnanyat. Anda bahkan tidak bisa membayangkan seperti apa kenampakan sisa pesawat itu," tambah Nathan.

Keluarga korban tersebut mengatakan mereka terharu dan memberikan apresiasi bahwa pihak Australia telah bertemu dengan mereka untuk berbicara, sedangkan Malaysia sendiri tidak meluluskan permintaan tatap muka, meskipun permintaan tersebut sudah disampaikan berulangkali.

Temuan baru

Pada hari Minggu (11/09), seorang petualang, Blaine Gibson tiba di Perth dengan membawa sepotong puing yang mungkin berasal dari MH370. Puing itu ditemukan di pantai timur Madagaskar dan ia berikan kepada ATSB. Blaine percaya bahwa temuan serpihan-serpihan itu cukup signifikan karena menunjukkan tanda-tanda kebakaran.

"Bagian atas lapisan cat hangus, hitam gosong. Ini juga menunjukkan beberapa tanda-tanda pelelehan, seperti yang Anda lihat, ada sesuatu yang terbakar. Karena tampaknya ini dari bagian dalam pesawat, tetapi tidak kabin utama. Mungkin dari bagian kargo, mungkin modul elektronik."

Australia memimpin pencarian di bawah air atas hilangnya pesawat MH 370 dari tipe Boeing 777 yang mengangkut 239 orang, dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing tahun 2014. Hilangnya pesawat itu menjadi salah satu misteri yang paling membingungkan dalam sejarah penerbangan.

Peneliti meyakini, seseorang mungkin sengaja mematikan transponder pesawat sebelum mengalihkan arah pesawat tersebut ribuan mil jauhnya, di atas Samudera Hindia.Pencarian yang dipimpin oleh Australia ini menjadi salah satu misi pencarian pesawat paling mahal yang pernah dilakukan dalam sejarah, dengan memfokuskan pencarian seluas 120.000 km persegi hingga ke dasar laut Samudera Hindia.

ap/as(rtrtv)