1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikNiger

Kelompok Militer Gulingkan Presiden Niger

27 Juli 2023

Kelompok militer Niger mengaku telah menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum. Saat ini perbatasan negara telah ditutup dan jam malam diberlakukan “sampai pemberitahuan lebih lanjut”.

https://p.dw.com/p/4URU7
Mayor-Kolonel Amadou Adramane dalam tayangan televisi
Foto Mayor-Kolonel Amadou Adramane bersama dengan sembilang orang tentara berseragam dalam sebuah tayangan televisi yang menyatakan kudeta terhadap Presiden Mohamed BazoumFoto: ORTN/REUTERS TV

Presiden Niger Mohamed Bazoum telah dikudeta dari kekuasaannya, hal ini dilaporkan oleh kantor berita AFP dan Reuters, sambil mengutip sebuah pernyataan dari kelompok militer yang ditayangkan di televisi nasional.

"Kami, pasukan pertahanan dan keamanan… telah memutuskan untuk mengakhiri rezim dari Presiden Bazoum,” kata Mayor-Kolonel Amadou Abdramane, didampingi sembilan orang tentara berseragam dalam pidato tersebut.

Sambil membaca sebuah surat pernyataan, pimpinan kudeta militer itu menyebutkan, "Perbatasan Niger saat ini ditutup dan jam malam dinyatakan mulai berlaku di seluruh wilayah.”

Sebelumnya pada Rabu (26/07),  kelompok militer ini telah memblokir istana presiden yang terletak di ibu kota Niger, Niamey.

Menurut pernyataan resmi dan tidak resmi dari kantor  Kepresidenan Mohamed Bazoum, sebuah pasukan pengawal presiden berusaha menahan Bazoum untuk tetap berada di kediamannya.

Perkembangan sejauh ini

Pihak keamanan di kantor kepresidenan telah memberikan keterangan kepada awak media, dan salah satunya mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pasukan elite tengah "marah” dan "pembicaraan” sedang berlangsung untuk meredakan situasi.

Mulanya, kantor Kepresidenan Niger sempat mengunggah dua buah cuitan di Twitter, hanya saja cuitan awalnya segera dihapus.

Cuitan kedua menyatakan, pasukan penjaga presiden ikut melakukan pemberontakan, tetapi sebagian besar angkatan bersenjata masih setia terhadap Presiden.

"Presiden dan keluarganya dalam keadaan aman,” kata sebuah pernyataan yang disebarluaskan secara daring. "Angkatan Bersenjata dan Garda Nasional telah bersiap untuk menyerang elemen pasukan penjaga presiden yang terlibat jika mereka tidak kembali patuh.”

Seorang jurnalis AFP di Niamey melaporkan, area di sekitar kompleks istana kepresidenan ditutup pada Rabu (26/07), tetapi tidak melaporkan adanya tanda-tanda tidak biasa dari aktivitas militer maupun suara tembakan di kawasan tersebut. Sementara itu, lalu lintas di sekitarnya juga terbilang normal.

Pimpinan dunia meminta agar Presiden Niger dibebaskan

Sejumlah negara Afrika Barat yang tergabung dalam ECOWAS - kelompok ekonomi yang diketuai oleh Nigeria - mengeluarkan sebuah komunike sesaat setelah muncul pemberitaan  itu, dan menyatakan mereka mengaku "terkejut dan khawatir” terhadap pemberitaan "percobaan kudeta”.

"ECOWAS mengutuk sekeras-kerasnya upaya perebutan kekuasaan dengan kekerasan dan meminta agar kelompok yang melakukan kudeta untuk membebaskan Presiden Niger, yang terpilih secara demokratis, dengan segera tanpa ada permintaan apa pun,” bunyi pernyataan tersebut yang ditandatangani oleh Presiden Nigeria Bola Tinubu.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat (AS) juga turut mengecam kejadian ini dan meminta agar Presiden Bazoum segera dibebaskan.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyampaikan dukungannya terhadap Bazoum dan mengaku dia telah berbicara dengan Bazoum. Sebelumnya departemen luar negeri di Washington menyebutkan, mereka "sangat prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Niger.”

"AS mengutuk upaya untuk menjatuhkan tatanan konstitusional Niger secara paksa, dan menggarisbawahi bahwa kemitraan kami bergantung pada kelanjutan pemerintahan yang demokratis,” kata Blinken dalam X, platform media sosial yang sebelumnya bernama Twitter.

Kelompok OPM Pembantai Pekerja Trans Papua Terus Diburu

Diplomat Top Uni Eropa (EU) Josep Borrell juga merespons kejadian ini. Dalam bahasa Prancis, dia mengaku sangat "sangat khawatir dengan peristiwa yang terjadi di Niamey.”

"Uni Eropa mengutuk segala bentuk percobaan untuk mengacaukan demokrasi dan mengancam stabilitas Niger,” katanya, sambil menambahkan Uni Eropa juga mengaitkan dirinya dengan ECOWAS dalam masalah ini.

Seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman menyebut bahwa "situasi di lokasi kejadian masih belum jelas.”

"Kami sudah berkomunikasi dengan Kedutaan di sana, dan juga dengan mitra internasional,” ujar dia. "Dan jika diperlukan, kami tentu saja akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu.”

Hal itu senada dengan pernyataan seorang Juru Bicara Kementerian Pertahanan Jerman di Berlin, dia menyebut masih terlalu dini untuk menyimpulkan keadaan.

Dia menjelaskan bahwa tentara Jerman di Niger merupakan bagian dari misi internasional dalam menghadapi pemberontak Islam yang saat ini "sudah dalam keadaan aman” dan keputusan lanjutan akan dievaluasi dalam beberapa hari ke depan.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga mengutuk "dengan keras segala upaya untuk menggulingkan kekuasaan dengan paksa dan merusak pemerintahan yang demokratis, damai dan stabil,” ujar Juru Bicaranya, Stephane Dujarric.

Kudeta hal lumrah di kawasanSahel

Sejumlah negara kawasan Sahelterbilang tidak stabil dalam beberapa tahun belakangan ini, terbukti dari kudeta yang dilakukan di Mali dan Burkina Faso sejak tahun 2020.

Sementara, di Niger sendiri, sebuah percobaan kudeta gagal pada tahun 2021, dua hari sebelum pelantikan Bazoum, yang berusaha dihentikan dari jabatannya.

Ketiga negara tersebut berjuang mengatasi pemberontakan kelompok Islamis secara bersamaan di wilayah perbatasan. Niger menghadapi kondisi lebih sulit, karena pemberontakan itu pecah tak jauh dari ibu kota Niamey.

Niger sendiri juga tengah memerangi kelompok pemberontak di wilayah tenggara yang berbatasan dengan Nigeria.

Para pemimpin kudeta di Mali dan Burkina Faso, hingga kelompok pemberontak yang mencoba dan gagal di Niger pada tahun 2021 menyebut, kemajuan yang buruk melawan kelompok militan bersenjata menjadi sebuah motivasi bagi mereka untuk merebut kekuasaan.

mh/as (AFP, Reuters)