1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kelangsungan Demonstrasi di Aljazair

13 Februari 2011

Bentrokan terjadi antara ratusan orang dengan polisi di Aljazair Minggu (13/02). Sehari sebelumnya, demonstran telah turun ke jalan untuk memprotes pemerintahan Presiden Abdelaziz Bouteflika.

https://p.dw.com/p/10GfW
Aksi protes Sabtu (12/02)Foto: picture alliance/dpa

Oposisi di Aljazair menyatakan hari Minggu kemarin, mereka akan terus melanjutkan protes yang sudah dimulai akhir pekan lalu, serta menyerukan diadakannya demonstrasi setiap hari Sabtu, sampai pemerintah mengundurkan diri. Dalam demonstrasi yang dihadiri ratusan orang di kota Annaba, Minggu kemarin (13/02) terjadi bentrokan dengan polisi. Dilaporkan demonstran melempari polisi dengan batu.

Sementara itu, Sabtu lalu (12/02) telah terjadi aksi protes yang juga dilakukan ratusan orang. Mereka terinspirasi perlawanan rakyat di Mesir dan Tunisia, yang akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan. Aksi protes itu diblokir ribuan polisi anti huru-hara sehingga demonstran tidak dapat bergerak ke pusat ibukota Aljir.

Algerien Algier Unruhen Proteste Demonstration NO FLASH
Demonstran melancakan protes yang dijaga polisi sambil melambaikan bendera Aljazair (12/02)Foto: AP

Akan Terus Berdemonstrasi

Oposisi adalah gabungan kelompok-kelompok masyarakat, sejumlah serikat kerja di bidang perdagangan dan sebuah partai oposisi yang mengorganisir aksi protes. Sejalan dengan seruan untuk mengadakan demonstrasi setiap Sabtu, mereka juga akan menggerakkan rakyat agar semakin banyak orang ikut dalam aksi protes. "Kami akan terus berdemonstrasi sampai rejim turun dari pemerintahan. Setiap Sabtu kami akan menekankan tuntutan," demikian dikatakan Mohsen Belabes, seorang juru bicara partai oposisi RCD yang mengorganisir aksi protes Sabtu lalu.

Sabtu lalu ratusan demonstran berkumpul di Lapangan 1 Mei di ibukota Aljazair, Aljir. Mereka dapat mengacung-acungkan poster di depan kamera televisi yang dibawa wartawan asing. Lewat poster itu mereka menyatakan tuntutan pergantian sistem di Aljazair, yang mereka sebut sebagai kemerdekaan kedua. Tetapi mereka tidak dapat meninggalkan lapangan itu untuk bergerak ke bagian lain ibukota.

Menarik Perhatian Dunia

Abelaziz Bouteflika
Presiden Aljazair, Abelaziz BouteflikaFoto: AP

Namun demikian aksi protes yang dibendung polisi anti huru-hara baik di Aljir maupun di kota-kota lainnya sudah dapat dinilai sebagai keberhasilan bagi organisatornya. Mereka berhasil menarik perhatian dunia. Bahkan di banyak kota di Perancis dan di Montreal, Kanada diadakan demonstrasi yang mendukung perjuangan oposisi. "Itu baru awalnya saja,“ demikian dinyatakan Kordinasi Nasional bagi Perubahan dan Demokrasi, CNDC.

Moustapha Bouchachi dari Liga Pembelaan Hak Asasi Manusia memberikan kesimpulan dalam sebuah wawancara dengan radio Perancis. "Itu adalah pesan bagi rejim, bahwa mereka tidak dapat memerintah negara dengan cara itu lagi, sebagai diktator dengan kekuasaan elit yang terselubung. Rakyat Aljazair akan menilai aksi protes itu sebagai kesuksesan.“

Berjalan dengan Damai

Organisator aksi protes juga bangga, bahwa dari pihak demonstran tidak ada kekerasan yang terjadi. Beberapa remaja mendesak masuk ke tengah-tengah demonstran dan menyatakan dukungan bagi Presiden Abdelaziz Bouteflika. Oposisi menduga, mereka adalah provokator yang dibayar pemerintah.

NO FLASH Unruhen in Algerien
Aksi protes yang diserukan RCD di ibukota Aljazair, Aljir 22 Januari lalu, didesak polisi anti huru-hara. Sehari sebelumnya pemerintah telah memperingatkan rakyat untuk tidak mendukung atau menghadirinya.Foto: picture alliance/dpa

Meskipun tampaknya mendapat dukungan banyak orang, kubu sosialis di negara itu tidak yakin bahwa demonstrasi adalah langkah yang benar untuk mendesak rejim. Fron Kekuatan Sosialis tidak ikut dalam aksi protes tersebut. Karim Tabbou dari partai itu mengatakan, "Di Aljazair sudah banyak darah tercurah akibat konflik. Rakyat belum lupa perang saudara yang menyebabkan 200.000 orang tewas dan 20.000 orang hilang. Tugas kita lebih berat daripada di Tunisia dan Mesir.“

Masa depan oposisi bergantung pada koordinasi para penentang pemerintah. Sabtu lalu, di Lapangan 1 Mei serikat pekerja berhaluan kiri berdiri berdampingan dengan partai Islam, Fron Keselamatan Islam (FIS). Oposisi Aljazair butuh nafas panjang untuk jalan jauh yang akan ditempuh.

Hendrik Buhrs / Marjory Linardy

Editor: Rizki Nugraha