1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekeringan, Warga Thailand Diminta Persingkat Waktu Mandi

7 Januari 2020

Thailand dilanda musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga Juni. Saking keringnya, Perdana Menteri Thailand telah meminta warga untuk mengurangi waktu mandi dan menyikat gigi.

https://p.dw.com/p/3VqOL
Symbolbild - Versalzene Agrarböden
Foto: picture-alliance/dpa

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha pada Selasa (07/01) menyerukan orang-orang di negara itu supaya mematikan keran-keran air di rumah mereka dan memperjarang mandi sehubungan dengan musim kering yang kini melanda Thailand bagian utara dan tengah.

Pekan lalu, pihak Otoritas Air Bangkok mengatakan air keran ibu kota menjadi asin karena air laut telah terserap ke Sungai Chao Phraya yang kian menyurut. Sungai ini menjadi sumber air utama di Thailand.

Kabinet pada hari Selasa juga sepakat untuk membelanjakan anggaran senilai 3 miliar baht (setara 1,3 triliun rupiah) untuk pengadaan bor dan pipa guna mengekstraksi air tanah untuk mengurangi kekeringan yang diperkirakan akan memburuk dalam beberapa bulan ke depan, demikian ujar seorang juru bicara pemerintah kepada wartawan.

Baca juga: Gelombang Panas Diprediksi Lebih Sering Terjadi dan Kian Mematikan

Berbeda dengan di Indonesia, musim kemarau di Thailand dimulai pada bulan November dan biasanya berlangsung hingga April. Namun untuk tahun ini, pihak berwenang mengatakan musim kering bisa berlangsung sampai Juni. Kekeringan telah diumumkan di sebanyak 14 provinsi di wilayah pertanian di bagian tengah, utara, dan timur laut negara itu.

"Tolong semuanya bantu menghemat air. Matikan semua keran. Gunakan air lebih sedikit," kata Prayut. "Kurangi waktu satu menit untuk menyikat gigi dan mandi."

Dengan tingkat cadangan air yang rendah, pemerintah juga meminta para petani di beberapa provinsi di dekat daerah aliran Sungai Chao Phraya untuk tidak menanam padi di luar musim tanam.

ae/na (reuters)