1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kecelakaan Kapal di Batam: Puluhan Korban Belum Ditemukan

3 November 2016

14 kapal dikerahkan untuk pencarian korban kapal yang tenggelam di perairan dekat Pulau Batam. Kapal itu diduga membawa TKI ilegal ke Malaysia. Satu anak kapal ditahan polisi.

https://p.dw.com/p/2S5nq
Indonesien Bootsunglück vor Batam
Foto: Reuters/E. Su

Kapal yang berangkat Rabu malam (02/11) dari Johor, Malaysia menuju Pulau Batam itu terbalik dan tenggelam perairan lepas pantai kota Nongsa. Masih belum jelas berapa orang yang ada di dalam kapal itu.

Menurut data-data kepolisian dan tim penolong, kapal itu mengangkut sekitar 100 orang, diantaranya tiga awak kapal. Hingga kini, 39 orang berhasil diselamatkan, 18 orang dinyatakan tewas.

Tim penolong yang terdiri dari sekitar 280 orang sampai hari Kamis masih melakukan pencarian, namun menghentikan kegiatan mereka sebelum malam tiba, kata Sutopo Purwo Nugroho, jurubicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Indonesien Bootsunglück vor Batam
Tim pencari di perairan Batam, 2 November 2016Foto: Reuters/Reuters TV

Polisi masih mencari kapten kapal yang diberitakan melarikan diri. Satu anak kapal ditahan, sementara kru kapal ketiga masih belum diketahui nasibnya, kata Airlangga, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Riau.

"Satu anak kapal ditahan dan kita sedang mengejar kaptennya, karena mereka bertanggung jawab atas kejadian ini," kata Airlangga lewat telepon kepada kantor berita Reuters.

Sebagian besar penumpang adalah warga yang bekerja di Malaysia dan bermaksud kembali ke Indonesia. Menurut polisi, perahu terbalik dan tenggelam karena kelebihan beban.

Indonesien Bootsunglück vor Batam
Korban yang selamat ditampung untuk sementara di Nongsa, BatamFoto: Reuters/E. Su

BNPB menyatakan, jumpal pemumpng di kapal itu sulit ditentukan, karena kurangnya pendataan penumpang.

Seroang penumpang yang selamat, Zainul Arifin menerangkan, dia bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit di Malaysia, dan duduk di bagian belakang kapal ketika air laut mulai masuk.

"Saya harus melompat dan mulai berenang," katanya di pelabuhan kota Nongsa, Batam. Dia mengaku membayar 1.200 ringgit Malaysia (sekitar 3,7 juta Rupiah) untuk bisa naik ke kapal itu.

hp (rtr, afp, ap)