1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Katak Indonesia Kejutkan Ilmuwan

1 Januari 2015

Spesies katak baru yang ditemukan di Sulawesi menjadi sensasi di dunia sains. Katak bernama latin Limnonectes larvaepartus itu adalah satu-satunya jenis katak yang tidak bertelur, melainkan melahirkan kecebong

https://p.dw.com/p/1EDxE
Bildergalerie Frösche Frosch im Wasser
Foto: picture-alliance/dpa/I. Pekkarinen

Seekor katak yang ditemukan peneliti di jantung hutan tropis Indonesia mengejutkan dunia sains. Tidak lebih karena satwa yang dibaiat dengan nama Limnonectes larvaepartus itu tidak bertelur sebagaimana lazimnya, melainkan melahirkan kecebong alias berudu.

Katak bertaring ganda ini sebenarnya telah ditemukan oleh ilmuwan Indonesia, Djoko Iskandar, sekitar sepuluh tahun lalu. Namun begitu hingga kini para peneliti belum pernah menyaksikan katak tersebut ketika dalam proses reproduksi.

Hingga akhirnya baru baru ini pakar Herpetologi AS dari University of California, menjelajah hutan Sulawesi dan menemukan katak betina yang sedang melahirkan berudu. "Hampir semua katak di dunia, lebih dari 6000 jenis, memiliki sistem pembuahan eksternal, di mana pejantan memeluk betina dan melepaskan spermanya untuk membuahi telur yang saat bersamaan dikeluarkan oleh betina," kata McGuire.

"Katak baru ini adalah satu dari 10 atau 12 jenis yang mengembangkan sistem pembuahan internal. Dan di antara mereka, katak ini adalah satu-satunya yang melahirkan berudu dan bukan telur."

Ada beberapa perilaku unik lainnya yang dimiliki katak berkaitan dengan metode reproduksinya.

Beberapa jenis katak di Afrika juga memiliki sistem pembuahan internal, tapi mereka melahirkan katak kecil yang tidak pernah melewati fase kecebong. Beberapa jenis lainnya "membawa telur di kantung-kantung kecil di punggungnya, sementara yang lain menggendong berudu di mulutnya," tulis University of California.

Dua spesies yang kini sudah punah bahkan "dikenal dengan metode yang unik, yakni menelan telur yang sudah dibuahi, mengerami di perutnya dan melahirkan katak kecil lewat mulutnya."

Katak ajaib asal Sulawesi biasanya tampil dalam warna abu-abu atau cokelat dan cuma tumbuh sepanjang 40 milimeter serta berbobot kurang dari 5 gram. Taring pada mulutnya bukan digunakan untuk mengunyah, melainkan buat melindungi diri ketika bertarung dengan katak lain.


rzn/as