1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

021210 Bundestag Iran Menschrechte

2 Desember 2010

Sejak beberapa minggu terakhir seluruh dunia khawatir, Sakineh Ashtiani di Iran harus menjalani hukuman rajamnya, dengan dakwaan perzinaan. Parlemen Jerman juga membicarakan kasus Sakineh dan situasi HAM di Iran.

https://p.dw.com/p/QOXM
Foto: picture-alliance/ dpa

Masih ada secercah harapan. Dalam beberapa hari terakhir ini terdengar kabar bahwa hukuman rajam Sakineh Ashtiani tidak jadi dilaksanakan. Sakineh Ashtiani adalah perempuan Iran yang dijatuhi hukuman rajam oleh pengadilan dengan dakwaan perzinaan. Ute Granold, dari fraksi Uni Kristen Demokrat Jerman CDU/CSU sangat berhati-hati dalam menanggapi informasi ini.

"Terdengar kabar dari Dewan Hak Azasi Manusia Iran, bahwa akan ada amnesti. Apakah itu benar, kami tidak tahu. Tapi saya pikir, tekanan publik, dan tentunya tekanan publik internasional menunjukkan bahwa orang bisa mengubah sesuatu," kata Ute Granold.

Namun masih belum jelas apakah memang akan ada pengampunan bagi Sakineh Ashtiani, atau hukuman rajam itu dialihkan menjadi hukuman yang lain.

Masih belum diketahui pula bagaimana nasib kedua jurnalis Jerman yang ditangkap ketika berusaha mewawancarai putra Sakineh Ashtiani. Kedua pewarta itu saat ini mendekam di tahanan.

Maka dari itu parlemen Jerman memutuskan untuk terus menekan pemerintah Iran. Semua partai politik di Jerman, kecuali Partai Kiri yang mengeluarkan pernyataan sendiri, menuntut pengampunan Ashtiani dan perbaikan situasi hak azasi manusia di Iran.

Hukuman mati atas dakwaan perzinaan, keluar dari agama Islam, atau pun homoseksualitas menjadi agenda sehari-hari di Iran. Itulah yang disebutkan oleh Volker Beck, ketua fraksi Partai Hijau di parlemen Jerman.

Ditambahkannya, "Pengakuan atau tuntutan para saksi pada umumnya merupakan hasil tekanan atau bermuara pada pertikaian keluarga. Para saksi seringkali menarik kembali pengakuannya, tapi hukuman matinya tetap dijatuhkan."

Selain itu, sejak pemilihan presiden yang lalu dan protes terhadap pemerintah Iran setelahnya, meningkat ancaman terhadap para tokoh oposisi. Sejak aksi protes berkepanjangan digelar di Iran, ribuan orang ditangkap, namun ratusan di antaranya berhasil menyelamatkan diri ke Turki.

Marina Schuster dari Partai Demokrat Liberal FDP mengatakan, "Dan oleh sebab itu pemerintah Jerman, setelah apa yang disebut Revolusi Hijau, memutuskan untuk menerima warga Iran yang mengungsi ke Turki dan tidak tahu mereka harus tinggal di mana. Saat ini ada 29 orang yang datang ke Jerman."

Jerman ingin menerima keseluruhan 50 pengungsi jenis ini. Angelika Graf dari partai oposisi, Partai Sosial Demokrat (SPD), menyambut keputusan ini.

"Kami akan lebih senang lagi, kalau mungkin, jumlah 50 orang pengungsi itu ditingkatkan. Kami ingin agar ini dikaji,“ ujar Graf.

Namun fraksi-fraksi di parlemen Jerman tidak menemukan kesepakatan berkaitan usulan SPD tersebut.

Matthias Böllinger/Luky Setyarini

Editor: Christa Saloh-Foerster