1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Karzai Menang, Karzai Curang ?

17 September 2009

Meskipun dunia Internasional menuduh terjadi manipulasi, Komisi Pemilihan Umum Afghanistan di Kabul menyatakan Hamid Karzai memenangkan pemilihan presiden.

https://p.dw.com/p/Jihl
Jumpa Pers Misi Uni Eropa di Kabul mengenai manipulasi dalam pemilihan presiden di AfghanistanFoto: DW

Hampir sebulan setelah pelaksanaan pemilihan, Hamid Karzai dinyatakan memenangkan pemilihan presiden di Afganistan. Demikian hasil akhir sementara yang disampaikan komisi pemilihan umum. Dengan demikian, warga Afganistan masih tetap belum mengetahui, siapa yang secara definitif memenangkan pemilihan presiden, yang lebih diketahui adalah terjadi manipulasi hasil pemilihan. Juga ketua misi pengamat Uni Eropa Philippe Morillon membenarkannya: "Kami berusaha mencegah dilakukannya manipulasi. Tapi kami tidak berhasil. Sekarang kami menyatakan, terjadi manipulasi secara besar-besaran. Kami menyerukan kepada otoritas Afghanistan untuk menjelaskannya."

Terjadi perang kata-kata antara Uni Eropa dengan Hamid Karzai. Uni Eropa dituding tidak netral dan tidak bertanggung jawab. Juga disampaikan reaksi keras terhadap komisi pemilihan umum independen, yang oleh para pengkritik disebut sebagai tidak benar-benar independen.

Daoud Ali Najafi , Ketua Komisi Pemilihan Umum mengatakan: "Para pengamat dapat memantau jalannya pemilihan dan membuat laporan. Tapi mereka tidak punya hak untuk campur tangan. Bila memiliki rekomendasi, dapat disampaikan kepada komisi pemilihan independen atau kepada komisi pengaduan. Tapi mereka tidak dapat menyampaikan keberatan atau gugatan. Hak untuk itu hanya dimiliki warga Afghanistan. Saya sama sekali tidak mengetahui dari mana mereka mendapatkan angka-angka tersebut."

Secara keseluruhan terdapat sekitar 1,5 juta kartu suara yang dipalsukan, atau paling tidak diduga dipalsukan. Ini berarti lebih dari seperempat jumlah kartu suara memiliki masalah. Para pengkritik menyebutnya sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan. Tapi bukan merupakan suatu masalah besar, karena partisipasi warga yang memberikan suara di bawah 40 persen. Lima tahun lalu, partisipasi pemilih mencapai sekitar 80 persen.

Sekarang komisi pemilihan umum disorot oleh badan lainnya, yakni Komisi Pengaduan. Komisi ini akan mengusut tuduhan manipulasi. Bersama dengan para pengamat, akan diusut kartu suara yang dicurigai. Ketua Komisi Pengaduan, Grant Kipper asal Kanada, mengatakan: "Tujuannya agar secepat mungkin menanganinya. Diharapkan tidak memakan waktu berbulan-bulan. Yang penting bagi kami adalah menanganinya secara mendasar. Inilah yang kami prioritaskan."

Sekitar 10 persen kartu suara harus dihitung kembali. Demikian dinyatakan komisi pengaduan. Setelah itu baru dapat dijelaskan dua masalah yang menentukan, yakni, apakah memang banyak kartu suara yang dipalsukan sehingga harus dibatalkan yang akan menjadikan perolehan suara Hamid Karzai menjadi kurang dari 50 persen, dan dengan demikian diperlukan penyelenggaraan pemilihan putaran kedua. Dan apakah pemilihan di Afganistan masih dapat dicatat dalam sejarah sebagai sesuatu yang patut dipercaya.

Kai Küstner/Asril Ridwan

Editor: Agus Setiawan