1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Karadzic Bermain Dengan Waktu

Asril Ridwan27 Oktober 2009

Bekas pimpinan Serbia Bosnia Radovan Karadzic tidak hadir dalam sidang pertama yang digelar Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag. Ia dinilai bermain dengan waktu, dan memperolok pengadilan.

https://p.dw.com/p/KGlh

Harian Italia CORRIERE DELLA SERA yang terbit di Milano menurunkan tajuk berjudul " strategi kebohongan Karadzic. Selanjutnya harian ini menulis,

" Dibalik kaca pembatas, berjejer kursi warna biru yang kosong. Meja dirapikan dan komputer dimatikan. Ini menandaskan ketidakhadiran Karadzic. Bekas pimpinan Serbia Bosnia itu, oleh bekas sahabatnya, pengarang Marko Vesovic disebut sebagai menderita penyakit pembohong mempunyai sebuah strategi yang jelas. Yakni ia hendak menjadikan proses kasus pembunuhan massal sebagai sebuah dagelan, tidak realitistis dan direkayasa.

Harian Austria DIE PRESSE yang terbit di Wina dalam tajuknya menulis,

"Kursi terdakwa tetap kosong. Radovan Karadzic tidak hadir didepan hakim di Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag. Karadzic memberikan alasan, ia memerlukan waktu membaca sejumlah besar dokumen untuk menyiapkan pembelaannya. Dengan demikian ia menyandera Mahkamah Kejahatan Perang. Bekas penguasa Serbia Sloban Milosevic, setelah bertahun-tahun disidangkan, meninggal di penjara Mahkamah Kejahatan Perang , sebelum vonis terhadapnya dijatuhkan. Kejadiannya semakin mempertaruhkan citra dari mahkamah tersebut. Bila proses terhadap Karadzic berlanjut tanpa kehadirannya sebagai terdakwa akan menimbulkan kesan sebagai sebuah dagelan. Ini terutama dinilai oleh mereka yang menggambarkan bahwa Mahkamah Kejahatan Perang hanya sebagai lembaga yang tidak netral , dan merupakan senjata yuridis yang dipergunakan terhadap rakyat Serbia.

Harian Inggris THE TIMES menilai aksi boikot yang dilakukan Radovan Karadic untuk tidak menghadiri proses pengadilan terhadapnya telah memperolok Mahkamah Kejahatan Perang . Selanjutnya harian ini menulis,

" Dengan ketidak hadirannya, Radovan Karadzic tidak hanya menggagalkan pengadilannya melainkan juga memperoloknya. Karadzic yang didakwa sebagai penjahat kemanusiaan dituntut ribuan korbannya untuk mendapatkan hukuman yang setimpal. Bila prosesnya hendak dilanjutkan, Mahkamah Kejahatan Perang harus cepat memutuskannya. . Ia harus dimintai pertanggungan jawabnya.

Harian LUXEMBURGER WORT yang terbit di Luxemburg menulis tajuk berjudul" Karadzic bermain dengan waktu". Selanjutnya ditulis,

" Sidang pengadilan pertama terhadap seorang yang diduga penjahat perang di Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag, berubah menjadi sebuah sandiwara, ketika terdakwa yang diajukan, Radovan Karadzic, tidak menghadirinya. Penjelasan yang disampaikannya setelah 15 bulan berada dalam tahanan adalah, ia tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan pembelaan. Sementara pihak kejaksaan menyampaikan bahan bukti setebal satu juta halaman. Bahan bukti itu terancam tidak ada artinya bila prosesnya tidak berjalan. Karadzic sangat menyadari, seperti halnya mantan Presiden Serbia Slobodan Milosevic yang telah meninggal, untuk menggunakan haknya melakukan pembelaan sendiri, agar sejak awal dapat memojokkan proses pengadilan terhadapnya. Diperlukan waktu yang banyak untuk menjaga kepentingan publik dalam kasus Karadzic. Dan waktu yang berharga itu, dipikul oleh mereka yang selamat dan anggota keluarga para korban yang menuntut keadilan.

AR/AS/DPA