1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kanselir Jerman Scholz Dukung Capres Demokrat AS Harris

29 Juli 2024

Tema hubungan trans-Atlantik mendominasi jumpa pers musim panas bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz. Secara mengejutkan dia mengungkapkan dukungan terbuka bagi kandidat Partai Demokrat Kamala Harris.

https://p.dw.com/p/4iiJe
Olaf Scholz
Kanselir Jerman Olaf ScholzFoto: Bernd von Jutrczenka/dpa/picture alliance

Kanselir Jerman Olaf Scholz dibanjiri pertanyaan seputar relasi trans-Atlantik saat menjamu wartawan dalam jumpa pers musim panas di Ibu Kota Berlin, Rabu (24/07).

Termasuk juga, apakah anjloknya kepuasan publik terhadap koalisi pemerintah di Jerman tidak mendorongnya untuk meniru Presiden Amerika Serikat Joe Biden mundur dari pencalonan pada 2025.

Scholz hanya menyunggingkan senyum lelah, lalu berkata singkat, "terima kasih atas pertanyaan yang ramah. Tidak, Partai Sosial Demokrat sangat solid. Dan saya akan kembali mencalonkan diri sebagai kanselir."

Titian sulit di seberang Atlantik

Scholz tidak jengah mengomentari relasi trans-Atlantik, bahkan melanggar protokol diplomatik untuk tidak mengomentari urusan domestik AS. Ketika ditanya soal mundurnya Biden dari bursa calon presiden Partai Demokrat, Scholz berkata tegas, "saya memperkirakan, Kamala Harris akan memenangkan pemilu. Tapi hasilnya tetap akan ditentukan oleh pemilih AS."

Bukan rahasia lagi jika Eropa mengkhawatirkan kemenangan kandidat Partai Republik Donald Trump pada pemilu kepresidenan tanggal 5 November nanti.

Dengan mundurnya Biden, Scholz juga kehilangan mitra terpercaya di sebrang Atlantik. Entah itu soal suplai senjata untuk Ukraina atau perang di Timur Tengah, kedua kepala negara acap membiaskan kesamaan sikap dan pikiran.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Scholz bahkan membela Biden yang dikritik terlalu tua untuk mengemban mandat kepresidenan. "Kita tidak bisa menyimpulkan, hanya karena seseorang berjalan lambat, bahwa dia tidak bisa menjalankan amanat jabatan dan memimpin negara ini. Joe Biden bisa melakukannya," kata dia beberapa pekan lalu.

Scholz mengenal Kamala Harris lewat sejumlah pertemuan, seperti dalam kunjungan kenegaraan di AS, Konferensi Keamanan München awal tahun ini atau yang terakhir di sela-sela KTT NATO di Washington.

"Dia adalah politisi yang kompeten dan berpengalaman, serta paham apa yang dia lakukan. Dia punya visi yang jelas tentang masa depan negeri. Bagi saya selalu penting untuk memahami, apakah seseorang cuma mengulang apa yang sudah digariskan, atau benar-benar ingin berdialog dan saling bertukar pikiran. Kesan inilah yang saya miliki."

Misi itu pula yang yang diemban Menteri Tenaga Kerja Jerman Hubertus Heil ketika bertemu Gubernur Negara Bagian Texas Greg Abott dari Partai Republik. Dia mengajak Jerman untuk tidak jengah berkomunikasi dengan Donald Trump.

"Tentu saja simpati saya berpihak kepada Demokrat," kata Heil yang merupakan kader Partai Sosialdemokrat Jerman, SPD. "Tapi Jerman juga harus mempertahankan hubungan dengan mitra-mitra yang sulit," termasuk Trump, imbuhnya.

Agenda keamanan Jerman - AS

Dalam jumpa pers di Berlin, Scholz berusaha meredam polemik penempatan peluru kendali jarak jauh milik AS di Jerman.

Kesepakatan itu dibuat dalam KTT NATO di AS, dan melibatkan rudal jenis Tomahawk yang akan mulai beroperasi pada tahun 2026. Celakanya, rudal tersebut akan menjadi satu-satunya senjata jarak jauh Jerman yang mampu menjangkau wilayah Rusia.

Sebab itu pula, kesepakatan Scholz dan Biden disambut peringatan dari Kepala Fraksi Sosialdemokrat Ralf Mützenich di parlemen. "Bahaya munculnya eskalasi militer yang tidak diinginkan akan meningkat tajam," kata dia. 

Bagi sang kanselir, penempatan rudal Tomahawk mengemban misi lain. "Senjata ini akan menimbulkan efek gentar. Keberadaannya menjamin bahwa negara-negara NATO tidak akan diserang."

Tema keamanan belakangan mendominasi hubungan trans-Atlantik. Sejak masa jabatan pertama Donald Trump, Eropa didesak untuk menambah anggaran pertahanan, terutama demi menepati syarat dua persen yang ditetapkan NATO.

Scholz mengatakan, saat ini Jerman menganggarkan 76 miliar euro per tahun untuk kebutuhan pertahanan. Jumlahnya meningkat dari 37 miliar euro pada 2017.

"Jerman adalah negara terdepan dalam hal keamanan dan pertahanan di Eropa. Kami sekarang secara teratur dan permanen menghabiskan dua persen dari pendapatan ekonomi untuk pertahanan."

(rzn/hp)

Jens Thurau
Jens Thurau Jens Thurau adalah koresponden politik senior yang meliput kebijakan lingkungan dan iklim Jerman.