1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

131009 Auftakt Buchmesse

14 Oktober 2009

Merkel imbau tamu kehormatan Cina untuk membuka diri terhadap tema-tema kritis. Pada pembukaan Pameran Buku Frankfurt, ia tegaskan tak boleh ada tema yang ditabukan.

https://p.dw.com/p/K5xO
"Tradisi dan Inovasi", motto Cina sebagai Tamu Kehormatan Pameran Buku Frankfurt 2009

Cina sebagai tamu kehormatan Pameran Buku Frankfurt merupakan hal yang sangat istimewa. Begitu ungkap Kanselir Jerman, Angela Merkel pada pembukaan Pameran Buku Frankfurt, Selasa malam(13/10). Seperti semua pidato yang disampaikan pembicara Jerman lainnya, Merkel mengimbau agar dialog berlangsung dalam suasana saling menghormati dan bebas berpendapat. Menurut dia, kebebasan berpendapat teramat penting, khususnya dalam dunia sastra. Merkel pun mengimbau Cina untuk membuka diri menghadapi tema-tema yang kritis.

Berdiri di antara para sastrawan Cina dan Wakil Presiden Republik Rakyat Cina Xi Jinping, Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengajak pengunjung pekan internasional untuk berkenalan dengan karya-karya sastra dari negara tirai bambu. Ia sampaikan, bukan saja keterbukaan dan rasa ingin tahu para pengunjung yang dibutuhkan, tapi juga tamu kehormatan yang bersedia menjawab pertanyaan dan komentar kritis.

Tahun 2009 ini Cina menjadi tamu kehormatan pekan buku internasional di kota Frankfurt am Main. "Patut kita sadari, Cina tampil di panggung Pameran Buku Frankfurt dengan kesadaran bahwa di sini akan terdengar suara-suara yang memuji maupun yang mengkritik. Dan setiap orang berhak mengemukakan pendapatnya“, begitu ungkapnya.

Kanselir Jerman Angela Merkel yang tumbuh dewasa di Jerman Timur, mengingatkan akan potensi besar buku-buku untuk mendobrak keterkungkungan. Pentingnya buku bagi pengembangan masyarakat menyebabkan pemerintah Jerman akan tetap memberlakukan pajak rendah pada buku di tahun-tahun mendatang. Tambah Merkel, yang ingin menjamin agar harga buku tetap terjangkau oleh rakyat Jerman.

Guna menjaga tidak berkurangnya ragam buku yang terbit, Merkel juga menyatakan dukungannya untuk perlindungan hak cipta, juga pada karya internet. Tegasnya, "Besarnya persaingan yang dihadapi, mendorong kami untuk menjaga keragaman dan keterjangkauan buku-buku yang ditawarkan. Para penerbit dan industri perdagangan buku harus memiliki tempat di dunia digital.“

Gottfried Honnefelder, ketua Ikatan Toko-toko Buku Jerman, mengatakan bahwa sistem digital merupakan tantangan besar bagi sektor penerbitan buku. Pertanyaannya, bagaimana mengembangkan penghasilan dengan media digital? Saat ini baik penerbit dan toko-toko buku Jerman masih mencatat keuntungan dari penjualan buku-buku yang dicetaknya. Bahkan hingga awal Oktober ini terlihat ada kenaikan 2,8 persen pendapatan, dibandingkan tahun 2008 lalu.

"Hal ini terjadi tidak hanya saat kami menghadapi krisis ekonomi yang terparah, tapi juga saat terjadi perubahan besar dalam struktur, di mana kebiasaan mengumpulkan informasi sangat terpengaruh oleh media digital. Tampak jelas bahwa buku memiliki posisi yang kokoh. Dunia buku dan dunia digital tidak saling mematikan, melainkan justru tumbuh berdampingan secara positif,“ demikian tuturnya.

Pameran Buku Frankfurt merupakan pekan buku internasional terbesar di dunia, 400.000 buku dari 100 negara ditampilkan sampai hari Minggu (18/10) mendatang.

Silke Bartlick / Edith Koesoemawiria
Editor : Ziphora Robina