Kanselir Jerman Angela Merkel ke Timur Tengah
22 Mei 2010Saat ini mata uang bersama Eropa, Euro sedang mengalami krisis. Meskipun demikian Kanselir Jerman Angela Merkel akan meninggalkan Jerman Senin mendatang (24 Mei) dan memulai lawatanan di Timur Tengah.
Penasehat Merkel, Christoph Heusgen menjelaskan, mengapa Jerman membutuhkan Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain dan Qatar, "Karena Eropa yang kuat juga penting bagi negara-negara itu. Selain itu, negara-negara tersebut juga dapat menjadi pertolongan jika krisis ekonomi melanda, yaitu dengan investasi. Misalnya, keikutsertaan Qatar dalam perusahaan VW dan Porsche.“
Latar Belakang Kepentingan Ekonomi
Namun Merkel bukan hanya mengadakan kunjungan karena perasaan terima kasih, kepentingan ekonomi yang serius juga menjadi latar belakang lawatannya. Sejumlah menajer papan atas juga turut serta dalam perjalanannya. Misalnya direktur perusahaan Siemens, Peter Löscher dan direktur perusahaan kereta api Deutsche Bahn, Rüdiger Grube. Semuanya sedang mencari tender besar yang mendatangkan banyak keuntungan.
Organisasi yang menggabungkan semua badan industri dan perdagangan Jerman, DIHK memperkirakan, di Timur Tengah saat ini terdapat sejumlah proyek yang bernilai 2,8 trilyun Dollar, yang mungkin diberikan kepada perusahaan asing. Proyek-proyek itu tidak hanya mencakup infrastruktur biasa, misalnya pembangunan rumah atau instalasi listrik dan penyaluran air. Demikian dikatakan Felix Neugart, pakar Timur Tengah pada DIHK.
Menurutnya, kebutuhan akan perkembangan yang berkualitas tinggi semakin meningkat. Contohnya, infrasturktur lalu-lintas di daerah yang padat penduduknya, juga penanganan sampah serta air buangan, dan sistem daur ulang. Dalam bidang-bidang itu perusahaan Jerman sangat handal, demikian Neugart.
Upaya Meningkatkan Ekspor
Itu semua dibutuhkan wilayah Timur Tengah yang perkembangan ekonominya tetap 5%, saat krisis keuangan melanda dunia. Tentu semua itu juga berkat kekayaan minyak dan gasnya.
Hingga krisis ekonomi mulai melanda tahun 2008 lalu, ekspor Jerman ke daerah Teluk meningkat tiga kali lipat, dibanding tahun 2000. Setelah itu volume ekspor ke wilayah itu menurun drastis sampai hanya 13,7 milyar Euro. Jadi tidak heran jika bidang ekonomi Jerman menyambut positif kunjungan ke Timur Tengah. Pakar Timur Tengah Felix Neugart menambahkan, "Saya pikir perjalanan itu menjadi isyarat penting, juga diberikan pada waktu yang tepat, yaitu saat negara-negara itu mulai menjadi penting bagi Jerman.“
Program Kunjungan Padat
Program kunjungan tersebut sangat padat. Hari Selasa mendatang (25/05) Merkel akan mengunjungi Masdar. Kota di Uni Emirat Arab itu menjadi kota pertama di dunia yang bebas dari CO2, dan bersama kota Bonn, di Jerman, menjadi lokasi organisasi internasional IRENA, yang bekerja di bidang energi terbarukan.
Pada hari yang sama Merkel akan melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi. Selama dua hari di negara itu, Merkel akan bertemu sejumlah pengusaha, berpidato di depan mahasiswa di Universitas Raja Abdullah untuk Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik, serta mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena telah membantu dalam upaya pembebasan sandera Jerman di Yaman.
Arab Saudi Penting Secara Politis
Terutama pembicaraan dengan Arab Saudi yang menjadi anggota G-20 penting secara politis. Antara lain akan dibicarakan rencana pengontrolan pasar uang, pertemuan G-20 di Kanada, proses perdamaian Timur Tengah yang tersendat-sendat serta sengketa nuklir dengan Iran.
Penasehat Merkel untuk urusan luar negeri, Christoph Heusgen mengatakan, negara-negara di Timur Tengah juga menganggap program nuklir Iran menjadi ancaman bagi keamanan. Jerman ingin bekerjasama dengan mereka dalam upaya perundingan dengan Iran. Jika itu gagal, negara-negara yang menjadi tetangga Iran itu akan diminta untuk melaksanakan dan mengawasi sanksi atas Iran.
Rabu mendatang (26/05) Merkel akan melawat ke Doha, dan sehari setelahnya mengadakan pembicaraan di Bahrain. Pada hari yang sama, Kamis 27 Mei, Merkel akan kembali berada di Jerman.
Richard Fuchs / Marjory Linardy
Editor: Renata Permadi