1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKanada

Kanada Beri Kompensasi 40 Miliar Dolar Bagi Penduduk Asli

5 Januari 2022

Kanada umumkan perjanjian kompensasi 40 miliar dolar Kanada (31,5 miliar USD) kepada keluarga anak-anak penduduk asli yang dulu diambil paksa dari keluarganya oleh negara, sebagai langkah rekonsiliasi.

https://p.dw.com/p/45Ait
Kanada pada 30 September 2021 untuk pertama kali merayakan Hari Rekonsiliasi Nasional
Kanada pada 30 September 2021 untuk pertama kali merayakan Hari Rekonsiliasi NasionalFoto: Sean Kilpatrick/AP/picture alliance

Pemerintah Kanada hari Selasa (4/1) mengumumkan perjanjian kompensasi 40 miliar dolar Kanada (sekitar 31,5 miliar dolar AS) sebagganti rugi kepada anak-anak "First Nations" yang dulu diambil paksa dari keluarganya dan dimasukkan ke dalam sistem kesejahteraan negara. Perjanjian itu mencakup anggaran 20 miliar dolar Kanada (US$ 15,7 miliar) yang akan akan dialokasikan untuk mereformasi sistem layanan anak dan keluarga selama lima tahun ke depan.

"Tidak ada besaran kompensasi yang bisa menebus trauma yang dialami orang-orang ini,” kata Patty Hajdu, Menteri Layanan Masyarakat Asli. "Tetapi Perjanjian ini mengakui kepada para penyintas dan keluarga mereka kerugian dan rasa sakit yang disebabkan oleh diskriminasi."

Perjanjian yang disepakati itu, merupakan hasil dari tuntutan hukum yang diajukan oleh keluarga First Nations terhadap pemerintah Kanada. Pemerintah Kanada mengakui bahwa perlakuan diskiriminatif dalam layanan anak dan keluarga terhadap penduduk asli telah menimbulkan penderitaan.

Menurut sensus tahun 2016, lebih dari setengah anak-anak yang berada di panti asuhan Kanada berasal dari keluarga penduduk asli, sekalipun jumlah mereka di kelompok seluruh anak-anak di bawah usia 14 tahun hanya delapan persen. Kanada menetapkan tanggal 30 September sebagai Hari Rekonsiliasi Nasional yang pertama kali dirayakan tahun lalu. 

Genosida budaya dan trauma nasional

Sampai tiga puluh tahun lalu, setidaknya ada 150.000 anak-anak penduduk asli yang dipisahkan paksa dari keluarganya untuk ditempatkan di salah satu dari 139 sekolah asrama yang ditetapkan pemerintah.

Ribuan anak meninggal, sebagian besar karena kekurangan gizi, penyakit atau penelantaran, dalam apa yang disebut oleh Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi dalam laporannya tahun 2015 sebagai "genosida budaya". Banyak anak lain mengalami pelecehan fisik dan seksual.

Setelah penemuan lebih dari 1.200 anonim di sekolah-sekolah ini, Kanada mulai mencoba melakukan rekonsiliasi dan menangani "trauma nasional" ini. Menteri Hubungan Masyarakat Asli Marc Miller menyebut kesepakatan hari Selasa sebagai "penyelesaian terbesar dalam sejarah Kanada" dalam konferensi pers melalui video.

Jumlah yang akan dibayarkan kepada setiap individu korban, serta bagaimana cara pembayaran dan kapan, akan ditentukan kemudian dengan berkonsultasi dengan para ahli dan organisasi terbesar di negara itu, Assemby of First Nations, kata pengacara yang mewakili pihak penggugat dalam kasus gugatan itu.

Aksi protes "First Nations" di Kanada
Anggota organisasi "First Nations" menggelar pawai peringatan setelah tulang belulang ratusan anak penduduk asli ditemukan di sebuah sekolah untuk anak-anak penduduk asli, Agustus 2021.Foto: Kevin Light/Reuters

Titik balik upaya rekonsiliasi

"Penyelesaian bersejarah ini mudah-mudahan menjadi titik balik dalam upaya rekonsiliasi di negara ini," kata Robert Kugler, salah satu pengacara. Dana besar itu itu, tambahnya, "menggarisbawahi parahnya kerugian yang diderita, dan akan memberikan dukungan keuangan untuk memungkinkan para korban memperbaiki kehidupan mereka di masa depan."

Pemerintah Kanada sebelumnya ngotot menolak memberi kompensasi dalam gugatan itu dan sempat mengajukan banding pada tahun lalu. Sekarang pemerintah Kanada mengatakan, pihaknya yakin pembayaran kompensasi itu diperlukan. Rincian aturannya diharapkan akan bisa diselesaikan dalam beberapa bulan mendatang.

hp/as (afp, rtr)