1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kampanye Timlo Putaran Kedua Dimulai

23 April 2007

Kampanye putaran kedua pemilihan presiden Timor Leste dimulai. Kedua kandidat Francisco Guterres dan Jose Ramos Horta menggunakan metode kampanye „Dari pintu ke pintu“ untuk menghindari aksi kekerasan.

https://p.dw.com/p/CP6v

Metode kampanye „Dari pintu ke pintu,“ digunakan oleh dua kandidat yang lolos dalam pemilihan presiden Timor Leste putaran kedua. Baik Francisco Guterres maupun Jose Ramos Horta, memilih metode ini untuk menghindari aksi kekerasan massa seperti yang terjadi dalam pemilu putaran pertama. Selain agar jalannya kampanye bisa berlangsung damai, metode ini bertujuan agar program kampanye dapat diakses oleh masyarakat yang sukar memperoleh informasi lewat media TV dan radio.

Pengadilan Tinggi Timor Leste telah memutuskan Francisco Guterres dan Jose Ramos Horta lolos dalam babak pemilu berikutnya, 9 Mei mendatang. Keduanya akan bersaing untuk memperebutkan sisa-sisa suara dari kandidat lain yang gagal lolos ke putaran kedua. Meskipun Gutteres mengungguli Horta pada pemilu putaran pertama, para pengamat politik memprediksi di putaran berikutnya Horta akan berjaya. Pengamat politik Timor Leste Julio Thomas Pinto mengemukakan argumennya:

“Kalau seandainya kandidat lain, seperti Xavier do Amaral, Lucia Lobato dan Fernado Lasama memberikan dukungan kepada Ramos Horta, mungkin dia akan memenangkan pemilu pada putaran kedua, tapi kalau dukungan itu terpecah, dan ada yang masuk dalam Lu Olo, saya kira persaingan sangat sengit. Tetapi dukungan Tim kandidat lain untuk diarahkan kepada Lu Olo sangat kecil saya kira.”

Julio Thomas Pinto menambahkan siapapun yang terpilih, tidak menjadi jaminan untuk krisis di Timor Leste terselesaikan. Hanya dukungan dari masyarakat atas presiden terpilih itulah yang dapat menyelesaikan krisis di Bumi Lorosae.

“Saya kira kalau mereka berdua saja, Ramos Horta saja atau Lu Olo saja, saya kira mereka susah untuk menyelesaikan krisis ini, tapi mereka harus bekerja sama dengan semua komponen masyarakat. Karena dari kedua kandidat ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tapi bagaimana mereka bisa memanage kerja sama dengan kandidat lain yang kalah, dan juga dengan semua komponen masyarakat Timor Leste, saya kira ini bisa menjamin untuk menyelesaikan krisis ini.”

Pinto mengingatkan bagi presiden terpilih untuk merangkul semua pihak, mempesatukan rakyat dan mengembalikan pengungsi.

“Prioritas kedua kandidat siapapun yang terpilih, pekerjaan rumah yang paling berat bagi mereka adalah pertama harus mempersatukan Rakyat Timor Leste. Tidak ada lagi Loro Monun Loro Sae, Firaku Kaladi. Artinya tanggung jawab dia untuk menciptakan persatuan nasional (Unidade Nasional) itu sangat penting dilakukan. Yang kedua, yang sangat penting juga bagaimana mereka bisa bekerja sama dengan pemerintahan terpilih, untuk bisa mengembalikan para pengungsi yang sekaran masih hidup di bawah tenda-tenda di Dili.”

Tidak ketinggalan presiden terpilih juga menurut Pinto harus bekerja sama dengan semua elemen masyarakat. Hal yang sama juga diutarakan oleh masyarakat di kota Dili. Mereka berharap siapapun yang terpilih menjadi presiden, dapat menciptakan perdamaian, dan menyelesaikan krisis masa lalu.

“Harapan saya sebagai warga negara Timor Leste, siapapun terpilih sebagai presiden harus menciptakan perdamaian dan stabilitas, membebaskan masyarakat dari penderitaan dan membawa negara ini ke masa depan yang lebih baik. Ya harapan saya orang-orang yang memperjuangkan kebenaran mereka itu harus dimaafkan lalu dicari solusi melalui pengadilan. Pencapaian kembali stabilitas yang ada, sebagaimana semua orang mengharapkan bahwa 24 jam itu setidak-tidaknya kita kemana-mana bebas, tidak ada hambatan lagi.”

Pekan lalu masih terjadi pelemparan antara kelompok pemuda Bairo Pite Dili. Di lain pihak masih ada masyarakat yang tetap menempati kamp-kamp pengungsian di kota Dili. Mereka masih khawatir dengan kondisi di Dili ynag masih belum dirasa stabil.