1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Car Free Day Jakarta Berbuntut Insiden Persekusi

30 April 2018

Friksi dunia nyata berlanjut ke dunia maya, demikian sebaliknya. Itulah yang terjadi pada dua kubu pendukung tokoh politik yang berseberangan menyusul insiden pada acara Car Free Day Jakarta.

https://p.dw.com/p/2wtu1
Indonesien Willkommensdenkmal in Jakarta
Foto: AFP/Getty Images/R. Gacad

Insiden persekusi pada acara Car Free Day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor di Bunderan HI, Jakarta, berlanjut menjadi perang tagar antara kedua kubu. Tagar #2019GantiPresiden dan #JokowiSibukKerja2024 serta #KitaTidakTakut susul menyusul, dengan tagar terakhir menjadi topik teratas (trending topic) Indonesia di Twitter dengan lebih dari 13 ribu cuitan pada Senin siang (30/04), menurut pantauan DW.

Perang tagar ini diawali oleh kejadian pada Minggu (29/04) dimana sekelompok orang dengan kaus bertagar #2019GantiPresiden mengintimidasi pengunjung acara CFD yang memakai kaus #DiaSibukKerja. Dalam video viral yang diunggah akun Youtube Jakarnicus itu, seorang lelaki berkaus putih bertuliskan #DiaSibukKerja yang sedang berjalan disoraki kerumunan orang berkaus #2019GantiPresiden. Mereka mengipas-ngipasi lelaki tersebut dengan uang pecahan 100 ribu rupiah dan mendesak dia mengaku telah dibayar untuk ikut gerakan #DiaSibukKerja.

Baca juga: Survei Pilpres Kompas: Jokowi Unggul, Prabowo Turun

Selain terhadap lelaki itu, intimidasi serupa dialami seorang ibu dan anak lelakinya. Si ibu awalnya tidak menanggapi olok-olok dari kerumunan yang meneriaki "nasi kotak” dan "sawer”. Namun, dia tampak marah begitu anaknya menangis ketakutan karena dikerumuni dan diteriaki.

Polisi mengatakan bahwa sebelum intimidasi terjadi, kedua kubu telah dipisahkan. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan pihaknya sudah berupaya melakukan antisipasi dengan mengatur berkumpulnya kedua kelompok yang berseberangan dukungan politik tersebut. "Kemarin kan sudah dipisahin itu. Sudah diarahkan satu kelompok agar tidak melalui Bundaran HI, yang satu kelompok tidak melintas di situ," tutur Setyo saat dikonfirmasi, Senin (30/4), seperti dilansir merdeka.com.

Reaksi di Twitter

Tanggapan bervariasi dicuitkan oleh warganet Indonesia melalui akun Twitter mereka. Mahfud MD melalui cuitannya, menyesalkan aksi persekusi tersebut dan berharap hal itu hanya kabar bohong semata.

Ada pula cuitan bernada provokasi dari kubu yang berseberangan dengan kelompok pro Jokowi. Akun Twitter Mustofa Nahrawardaya menyalahkan si ibu yang dikerubuti itu karena ia membawa anaknya ke acara CFD.

Sementara itu, akun @awemany mencuit bahwa kubu pro Jokowi yang membuat tagar #KitaTidakTakut dianggap ingin memainkan emosi massa.

Di lain pihak, ada cuitan tandingan dari @Takviri yang mengutuk insiden persekusi tersebut.

Ada juga warganet yang dengan tegas membela persatuan Indonesia, seperti akun @santri_cyber, yang mencuit siap menjaga keutuhan NKRI dari kelompok intoleran.

Car Free Day harus bebas dari politik

Acara hari bebas kendaraan bermotor seharusnya diisi dengan kegiatan olahraga oleh warga Jakarta dan sekitarnya. Melakukan kegiatan politik adalah hal yang terlarang. Pelarangan kegiatan politik di area CFD tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).

Pasal 7 ayat 2 Pergub ini menyatakan "HBKB tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan partai politik dan SARA serta orasi ajakan yang bersifat menghasut." Pergub itu sendiri ditandatangani mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Baca juga: Prabowo Tantang Jokowi di Pilpres 2019

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyatakan hal serupa. "Car free day itu milik bersama. Jadi, masyarakat juga harus memastikan ke depan tidak ada friksi di antara kelompok masyarakat dan bagaimana kami memastikan car free day itu bebas politik," ujar Sandiaga dalam program Kompas Petang seperti dikutip Kompas.com, Minggu (29/4/2018).

na/ap (tempo.co, merdeka.com, kompas.com)