1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Jutaan Anak Yaman Terancam Kelaparan

27 Juni 2020

Sebuah laporan dari UNICEF memperingatkan pada akhir tahun 2020, sebanyak 2,4 juta anak-anak di Yaman menderita kekurangan gizi akibat dilanda perang.

https://p.dw.com/p/3ePE6
Seorang anak Yaman di kamp pengungsi di Hajjah
Foto: picture-alliance/Photoshot/M. Al Wafi

Jutaan anak-anak di Yaman diprediksi akan menderita kekurangan gizi pada akhir tahun 2020 akibat terjadinya krisis kemanusiaan yang diperparah oleh kurangnya bantuan dana karena dunia saat ini tengah bergulat dengan pandemic COVID-19, kata UNICEF (26/06).

Laporan UNICEF memperkirakan jumlah anak-anak Yaman yang kekurangan gizi di bawah usia lima tahun dapat meningkat sebesar 20% menjadi 2,4 juta anak.

"Jika kita tidak menerima bantuan dana sesegera mungkin, anak-anak ini akan berada di ambang kelaparan dan banyak yang akan meninggal," kata perwakilan UNICEF Yaman Sara Beysolow Nyanti. "Kami tidak bisa melebih-lebihkan skala darurat ini."

PBB mengatakan tidak dapat mengalokasikan aliran dana karena pandemi tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir. Sementara UNICEF membutuhkan hampir $ 461 juta atau sekitat Rp 6,6 triliun untuk bantuan kemanusiaan, dan $ 53 juta atau setara Rp 757 miliar untuk menanggulangi COVID-19.

Sistem pelayanan kesehatan Yaman sudah berada di ambang kehancuran karena menangani penyakit seperti kolera, malaria, dan demam berdarah, serta pandemi virus corona. Negara ini telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus infeksi, tetapi para ahli menyebut masih banyak kasus yang tidak dilaporkan karena kurangnya infrastruktur medis.

Badan anak-anak PBB juga memperingatkan hampir 7,8 juta anak tidak bersekolah, menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi menjadi pekerja anak, pernikahan dini, dan perekrutan ke dalam kelompok-kelompok bersenjata.

"UNICEF sebelumnya mengatakan, dan sekali  lagi mengulangi, bahwa Yaman adalah tempat terburuk di dunia untuk menjadi anak dan itu tidak menjadi lebih baik," kata Nyanti.  (AFP, Reuters, dpa) ha/ yf