1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikThailand

Junta Militer Thailand Tangkap Pemimpin Protes

6 Juni 2014

Pasukan keamanan Thailand melacak dan menahan seorang aktivis terkemuka yang membantu mengorganisir aksi protes terhadap kudeta militer bulan lalu, lewat komentarnya yang diposting di internet.

https://p.dw.com/p/1CDdT
Foto: Pornchai Kittiwongsakul/AFP/Getty Images

Setelah menelusuri melalui jaringan internet, pihak keamanan Thailand menangkap Sombat Boonngamanong di Chonburi. Demikian ujar Mayor Jenderal Pisit Pao-in, kepala teknologi divisi kejahatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Thailand. "Tentara dan polisi mendapat alamat IP yang digunakan oleh Sombat untuk menulis komentar, sehingga kami mencari sebuah rumah di Chonburi dan menemukan Sombat. Kami menahannya. Dia sekarang ditahan tentara di sebuah pangkalan militer di Chonburi," papar Pisit pada kantor berita Reuters.

Penahanan ini merupakan perkembangan terbaru dalam aksi penumpasan yang dilakukan militer terhadap pembangkang maupun pendukung perdana menteri terguling, Yingluck Shinawatra.

Pihak militer belum mengatakan berapa banyak orang yang ditahan. Aksi kudeta militer itu merupakan bab terakhir dalam konflik selama satu dekade antara pendukung setia kerajaan, yang didominasi oleh keluarga militer dan orang kaya lama, dengan pendukung Yingluck dan kakaknya, mantan perdana menteri terguling Thaksin Shinawatra, yang diidolakan kaum miskin di utara dan timur laut Thailand.

Yingluck menjabat sebagai perdana menteri sampai 7 Mei lalu, ketika pengadilan menyatakan dia bersalah atas penyalahgunaan kekuasaan dan dia terpaksa harus mengundurkan diri. Tentara menggulingkan sisa-sisa pemerintahannya pada 22 Mei lalu, dengan alasan untuk memulihkan ketertiban, setelah aksi protes yang berlangsung sejak November silam telah menyeret perekonomian ke jurang resesi.

Penangkapan Sombat

Sombat sebelumnya menolak untuk menyerahkan diri kepada militer setelah pihak berwenang memanggilnya. Ia berhasil mengirim update status akhir di Facebook yang mengatakan: "Saya telah ditangkap ".

Dia dituding telah membantu mengatur aksi protes melalui media sosial. Tindakan itu sebelumnya telah dilarang oleh junta militer.

Minggu lalu, dewan militer yang berkuasa mengirimkan 5.700 tentara dan polisi ke pusat Bangkok untuk menghentikan protes anti-kudeta. Pemimpin junta Jenderal Prayuth Chan-ocha berusaha meyakinkan investor bahwa dewan militer bertujuan memperbaiki perekonomian. Dia bertemu pengusaha Cina di Bangkok dan mengatakan kepada mereka bahwa pemerintah sementara akan dibentuk dalam tiga bulan. Ia meminta agar Cina terus berinvestasi di negara tersebut.

Pengadilan militer untuk Chaisang

Mantan Menteri Pendidikan Chaturon Chaisang diajukan ke pengadilan militer. Ia mengenakan pakaian coklat dan d borgol. Penguasa ingin memperpanjang masa penahanannya hingga 20 Juni.

Thailand Proteste
Aksi protes di ThailandFoto: Holger Grafen

Menurut tentara, ia juga telah menyebar informasi secara online, tidak akurat dan menyesatkan media asing. Dia ditangkap di Bangkok pada tanggal 27 Mei lalu, di Klub Wartawan Asing Club Thailand. "Semua orang khawatir tentang dia. Hari ini kita harus datang untuk memberikan dorongan bagi mereka yang berjuang untuk demokrasi,“ tandas Thitima Chaisang, adik Chaturon Chaisang, sekaligus bekas juru bicara pemerintah.

Tentara telah menahan politisi, wartawan dan akademisi dari kedua pihak yang bersengketa. Pada hari Rabu (05/06) sekitar 21 orang dipanggil, termasuk anggota kelompok baju merah Jakrapob Penkair, yang merupakan mantan menteri dalam pemerintah Thaksin yang dipaksa mengundurkan diri pada tahun 2008. Dia sekarang menetap di negara tetangga Kamboja.

Penyelidikan atas Yingluck

Komisi Anti-Korupsi Nasional mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas aset Yingluck dan empat mantan menteri lainnya yang disinyalir terkait dengan skema pembelian padi, dimana para petani mengaku tak dibayar selama berbulan-bulan.

Sebagian besar wilayah di negara ini kembali tenang sejak kudeta. Namun jam malam tetap berlaku dari tengah malam hingga pukul 4 pagi. Junta militer baru mencabut larangan ini di resor pantai Pattaya, Phuket dan Samui untuk membantu industri pariwisata yang terpukul akibat gejolak politik di negara gajah putih itu.

ap/ml (afp/rtr)