1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

241109 Weltaidsbericht UN

25 November 2009

Lebih dari 33 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus HIV. Kabar baiknya, jumlah pengidap baru jauh berkurang karena penyuluhan yang lebih baik.

https://p.dw.com/p/Kg94
Foto: picture-alliance/ dpa

Sejak remaja Zhao Chunki sudah paham apa arti AIDS. orangtuanya, petani miskin dari provinsi Henan, terinfeksi lewat donor darah. Harapan untuk mendapatkan sedikit uang dengan menjual darah, malah menghancurkan hidup mereka.

Zhao Chunki menuturkan, ia bisa mendapat pendidikan yang layak karena sebuah organisasi bantuan mendukungnya. Kini, di kampung halamannya, Zhao mengurusi anak-anak yang terinfeksi HIV/AIDS.

Perempuan bertubuh kecil namun kuat itu menceritakan pengalamannya hidup di antara mereka yang terinfeksi dan yang berjuang melawan maut. Di sampingnya, ikut mendengarkan dengan khidmat Menteri Kesehatan Cina Chen Zhu.

Tahun 90-an, pemerintah di Beijing masih tutup mulut soal AIDS. Sikap ini berubah tahun 2004. persoalannya terlalu besar bagi negara berpenduduk miliaran itu. Selain kaum homoseksual, pekerja pendatang adalah kelompok yang berpotensi terinfeksi, kata Bernhard Schwartländer dari program bantuan PBB, UN-AIDS.

"Di Cina terdapat antara 120 juga sampai 200 juga pekerja pendatang yang terpisah dari keluarganya untuk jangka waktu lama dan juga tidak terlalu berpendidikan. Sangat sulit untuk menjangkau kelompok ini dengan penyuluhan. Yang membuat tambah sulit adalah, di Cina seseorang hanya akan mendapat layanan medis di tempat dimana ia terdaftar sebagai penduduk. Pekerja pendatang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak mendapat layanan kesehatan di tempat dimana ia bekerja“, kata Schwartländer.

AIDS, dimana kekebalan tubuh penderita berkurang, masih akan lama menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Tapi tetap ada harapan, kata Hiroki Nakatani dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Berkat pengobatan yang efektif, jutaan orang yang terinfeksi HIV mampu bertahan hidup lebih lama dengan kualitas kehidupan lebih baik. Namun masih banyak penderita yang tak mampu mengecapnya, kata Peter Ghys, pakar epidemi dari UN-AIDS.

Ia menambahkan, "Pengobatan dewasa ini, di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah, hanya bisa diberikan pada sekitar 42% orang yang terinfeksi. Itu berarti, lebih dari separuh pengidap tidak punya akses pada pelayanan medis.“

Situasi di Eropa Timur tak kalah problematis. Di beberapa negara, jumlah orang yang terinfeksi meningkat. Ukraina misalnya, mencatat angka tertinggi di seluruh Eropa. Seabliknya, di dunia, jumlah kasus baru infeksi HIV menurun.

Direktur UN-AIDS Michel Sidibe mengatakan, "Kita mencatat kemajuan. Secara global, jumlah kasus baru infeksi virus HIV baru menurun 17%. Kemajuan khusus dicapai kawasan selatan Sahara di Afrika, dimana tahun 2008 tercatat penurunan 400 ribu kasus daripada tahun 2001.“

Penelitian vaksin HIV/AIDS juga menumbuhkan harapan. Hasil awal dari penelitian di Thailand banyak menjanjikan. Namun, masih butuh waktu guna menghasilkan vaksin yang efektif.

Frank Hollman/ Renata Permadi

Editor: Ging Ginanjar