1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Jumlah Kasus COVID-19 di Jawa-Bali Mulai Menurun

Detik News
13 Agustus 2021

Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan bahwa tingkat keterisian rumah sakit di Jawa-Bali mulai mengalami penurunan. Sementara itu, Jakarta disebut menjadi penyumbang penurunan kasus COVID-19 tertinggi.

https://p.dw.com/p/3yvve
Kebijakan PPKM dinilai memberikan dampak penurunan kasus di Jawa-Bali
Kebijakan PPKM dinilai memberikan dampak penurunan kasus di Jawa-BaliFoto: Donal Husni/ZUMAPRESS/picture alliance

Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah melaporkan bed occupancy ratio (BOR) tempat tidur di rumah sakit mulai mengalami penurunan di bawah standar WHO. Menurutnya, hal ini berkat efektifnya kebijakan PPKM Darurat atau Level yang diterapkan.

"Jadi untuk melihat apakah benar penurunan dengan pengetatan ini berdampak pada penurunan kasus, berdampak pada angka BOR di rumah sakit, ini kita sudah kita bandingkan kita sandingkan perkembangan BOR isolasi di pulau Jawa dan Bali," ujar Dewi secara virtual, Jum'at (13/08).

"Dan sudah bisa kelihatan bagaimana gambaran grafiknya sudah ada puncak turun, puncak turun semuanya. Ini linear dengan apa yang kita lihat di BOR isolasi, jadinya yang beneran jumlah kasus aktifnya turun beneran turun nggak nih," imbuh Dewi.

Dewi melanjutkan untuk di Yogyakarta dan Bali yang angka BOR masih di atas 60%. "Sedangkan untuk Yogya ini masih di angka 61,87% kita juga lihatkan penurunannya seperti apa. Bali masih di angka 74,74%," jelasnya.

Jakarta penyumbang kasus penurunan tertinggi

Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan DKI Jakarta menyumbang penurunan kasus tertinggi di Jawa-Bali. Tercatat, selama tiga pekan terakhir kasus aktif DKI turun hingga 90,18%.

"Jadi kalau kita lihat DKI Jakarta sebelumnya naik, sampai lebih dari 10 kali lipat, tapi saat ini sudah bisa turun dalam kurun waktu 3 Minggu, ini yang luar biasa turun sampai 90% dari puncak. Ini luar biasa sekali DKI Jakarta turunnya sampai 90,18% ini per tanggal 11 Agustus," ujar Dewi.

Selanjutnya Jawa Tengah, Dewi mengungkapkan sebelumnya Jateng mengalami kenaikan kasus aktif hampir 10 kali lipat, yang semula di angka 6.700 naik ke 60.000 hampir 10 kali lipat. Namun, kini sudah mulai turun dalam 2 minggu terakhir.

"Kita juga lihat nih perkembangannya, dalam kurun berapa lama turunnya berapa banyak, di Jawa Tengah penurunan sudah mencapai 38,5%. Jadi ini juga sudah kita lihat progresnya sudah sangat baik," jelasnya.

Lebih lanjut, Jawa Barat yang semula kenaikannya, lebih dari 6 kali lipat, sampai puncaknya tanggal 4 Juni, kemudian dalam kurun waktu 2 minggu, ini juga turun secara bertahap. Penurunannya sudah lebih dari 42,91%.

"Jadi meskipun nasional baru 25%, tiap provinsi ini beda-beda ada yang sudah bisa sampai ke 40, 30, 90, nah kalau kita lihat di sini Banten juga tinggi kenaikan sebelumnya mencapai lebih dari 20 kali lipat, sebelumnya cuman 1.300 naik 43.000. Jadi kenaikannya, luar biasa. Dan ini berhasil turun dalam 2 minggu terakhir sudah berada di angka kurang dari 67% dari titik yang ada di puncak yang ada di 27 Juli," paparnya.

Data visualisasi kasus baru COVID-19 di dunia
Data visualisasi kasus baru COVID-19 di dunia

Baca selengkapnya di: DetikNews

Keterisian Rumah Sakit di Jawa-Bali Sudah Turun di Bawah Standar WHO

Jakarta Penyumbang Penurunan Kasus Tertinggi hingga 90,18%