1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

120710 OECD Migrationsausblick

14 Juli 2010

OECD mengeluarkan laporan mengeni migrasi untuk tahun 2010. Dalam laporan ini tidak saja dicantumkan angka-angka, akan tetapi juga sebuah pesan: Eropa harus miliki kebijakan keimigrasian jangka panjang.

https://p.dw.com/p/OIcX
Plakat dalam Bahasa Bulgaria yang dikeluarkan kota Wina, Austria, dalam rangka kampanye pemberian informasi bagi para pekerja migranFoto: DW

Jumlah imigran resmi ke Eropa pada tahun 2009 lalu turun sekitar enam persen. Padahal di tahun-tahun sebelumnya jumlahnya selalu meningkat dua digit. Penyebab utamanya adalah situasi ekonomi yang memburuk di Eropa. Demikian diungkapkan Komisaris Tenaga Kerja Uni Eropa, Lazlo Andor. "Imigrasi sangat terpengaruh krisis ekonomi, karena terlalu banyak terwakili di cabang industri tertentu saja. Seperti di sektor konstruksi, yang sangat terpukul oleh krisis, khususnya di negara yang relatif tingi angka pekerja migrannya misalnya Spanyol. Juga di cabang lainnya, seperti krisis di industri otomotif dan cabang yang terkait dengannya."

Pekerja Migran Tidak Selalu Diterima dengan Tangan Terbuka

Namun di banyak negara Eropa, penolakan terhadap para pekerja migran ini juga cukup besar. Karena itu sejumlah warga memuji turunnya jumlah imigran ini. Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan OECD Angel Gurria memperingatkan agar warga Eropa jangan memiliki cara berpikir yang membentengi diri. “Kita menghadapi dampak dari proses penuaan demografi. Diperlukan segala cara untuk meningkatkan produktifitas. Kita memerlukan semua tangan untuk bekerja di geladak kapal, begitu pepatah para pelaut.“

Secara keseluruhan, para imigran memberikan kontribusi yang terus meningkat pada jumlah pekerja produktif di Eropa. Di Austria atau di Ceko misalnya, kontribusinya sudah mencapai lebih dari 30 persen keseluruhan jumlah tenaga kerja. Akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa para pekerja migran dalam prakteknya juga mendapat kesamaan hak seperti para pekerja warga asli di negara bersangkutan.

Perlindungan Pekerja Migran

Komisaris Dalam Negeri Uni Eropa Cecilia Malmström melontarkan gugatannya, “Kita tahu diperlukan banyak orang di sektor pertanian sebagai pekerja musiman. Tapi kita juga tahu mereka ini samasekali tidak mendapat perlindungan dan sering dieksploitasi. Karena itu kita harus menjamin status hukum mereka, untuk mencegah ekploitasi dan menjamin kesehatan serta keamanannya.“

Malmström dalam waktu dekat akan mengusulkan sejumlah rancangan undang-undang, untuk memperbaiki status hukum dan persyaratan kehidupan para pekerja migran di Uni Eropa. Dan hal itu bukan hanya sekedar berlandaskan alasan moral. “Dalam jangka panjang sebuah politik legal keimigrasian akan memainkan peranan sangat penting, untuk mengisi kekurangan tenaga kerja dan menjawab tantangan demografi.“

Pesan yang disampaikan OECD dan Komisi Uni Eropa amat jelas. Eropa hanya dapat mempertahankan kemakmurannya dengan bantuan pekerja migran. Tapi di kalangan mayoritas warga Eropa, masih harus dilancarkan kampanye penyadaran. Sebab, dewasa ini di Uni Eropa jarang terdapat topik yang banyak memicu letupan emosi warga, seperti tema imigrasi.

Christoph Hasselbach/Agus Setiawan

Editor: Anggatira Gollmer