1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jokowi Minta Maaf Ada yang Tak Dapat Kursi Menteri

Detik News
26 Oktober 2019

Presiden Jokowi sampaikan permintaan maaf karena tidak bisa mengakomodasi semua pihak dalam penyusunan kabinet. Partai Hanura-PBB-PKPI yang tidak mendapat kursi, mengaku akan menghadap Jokowi untuk membicarakan hal ini.

https://p.dw.com/p/3Rylp
Jakarta Indonesien   Joko Widodo
Foto: Laily Rachev

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa mengakomodasi semua pihak dalam penyusunan kabinet. Jokowi menyebut susunan menteri-wakil menteri Kabinet Indonesia Maju sudah proporsional.

"Tidak mudah menyusun kabinet yang harus beragam karena memang Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika. Oleh sebab itu, saya sadar mungkin yang senang atau yang gembira karena terwakili dalam kabinet itu hanya 34 orang yang dilantik," kata Jokowi di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

Jokowi mengatakan, dalam demokrasi, selalu ada yang terpilih dan tidak terpilih. Pun urusan kabinet yang dinamakan Jokowi sebagai Kabinet Indonesia Maju.

"Itulah meritokrasi, ada yang terpilih, ada yang tidak terpilih karena memang melalui sistem seleksi," katanya

"Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya karena ruangnya hanya 34," tutur Jokowi.

Pekerjaan berat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap dapur di balik seleksi menteri-wakil menteri Kabinet Indonesia Maju. Jokowi mengaku menerima lebih dari 300 nama calon.

"Dalam seminggu ini, saya dan Pak Wakil Presiden sibuk membentuk kabinet mengangkat menteri dan wakil menteri. Pekerjaan yang sangat berat. Ini pekerjaan yang sangat berat," kata Jokowi di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

Penyusunan kabinet, menurut Jokowi, dipertimbangkan dari segala lini. Mulai dari suku, agama, hingga parpol juga menentukan kalangan profesional.

"Nama yang masuk lebih dari 300 orang, padahal jumlah menterinya hanya 34," katanya.

Karena itu, Jokowi menyadari munculnya kekecewaan pascapengumuman susunan kabinet.

"Yang kecewa berarti berarti lebih dari 266 orang pasti kecewa. Artinya, yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang dan mungkin juga sebagian dari yang hadir ada yang kecewa," tutur Jokowi.

Baca juga: 32 Tahun, Putri Hary Tanoesoedibjo Jadi Wakil Menteri Termuda

Hanura kecewa

Partai Hanura, yang mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin, tidak mendapat kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Padahal Partai Hanura mengaku sudah 'berdarah-darah' saat Pilpres 2019.

"Kalau istilah Pak Erick berkeringat, kami berdarah-darah, kalau ingat relawan berkeringat, tapi parpol tidak ada kursi (menteri), tidak hanya kami, Pak Hendropriyono juga menangkan Pak Jokowi," kata Wasekjen Hanura Bona Simanjutak saat diskusi Polemik bertema 'Kabinet Bikin Kaget' di d'Consulate, Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2019).

Kader Hanura disebutnya banyak yang kecewa karena tidak masuk Kabinet Indonesia Maju. Bona mengatakan, di Pemilu 2019, Hanura lebih fokus memenangkan Jokowi-Ma'ruf sehingga tidak mendapat kursi parlemen DPR RI dan hanya mendapatkan kursi DPRD.

"Berjalannya waktu hanya gerakan cukup masif saat Jokowi berkampanye. Dan tetapi dalam perjalanan kami memang harus berkorban sehingga tak ada lagi kursi di parlemen. Kalau ikhlas, kader belum, kami masih menunggu ke depan masih terus bergulir," jelas dia.

Meski begitu, Bona menegaskan Hanura tidak akan mengambil keputusan oposisi dalam pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin. Hanura juga disebutnya tidak akan mengganggu pemerintah meski tidak menduduki kursi menteri.

"Kami akan menyampaikan ketum (Hanura), ketum nanti akan melakukan pukulan politik. Kalau oposisi, kami tidak, kami dukung dari awal. Partai lain masuk dapat jatah menteri, benar demokrasi turun," tutur dia.

PPP siap menjembatani

Sekjen PPP Arsul Sani diminta menjembatani Hanura-PBB-PKPI dengan Presiden Joko Widodo lantaran belum masuk kabinet. Arsul menyatakan siap menyampaikan aspirasi ketiga partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) itu.

Hal tersebut menjadi pembahasan saat sekjen-sekjen parpol KIK bertemu semalam, Jumat (25/10). Ada beberapa hal yang menjadi pembahasan.

"Pertemuan sekjen-sekjen KIK itu dalam rangka meneguhkan komitmen bahwa partai-partai KIK tetap bersama pemerintahan Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin pascapenyusunan kabinet. Tentu kami di situ bertukar info dan pandangan tentang hal-hal yang berkembang di saat-saat proses penyusunan kabinet, termasuk pengangkatan Wamen," ungkap Arsul.

Arsul mengakui, dalam pertemuan itu, ada pertanyaan dari sekjen Hanura, PBB, dan PKPI yang belum ada perwakilannya di Kabinet Indonesia Maju. Ketiga partai itu meminta Arsul dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan aspirasi mereka ke Presiden Joko Widodo.

"Intinya, teman-teman berharap semuanya diberi kesempatan berpartisipasi dalam posisi yang belum di-fix-kan. Nah Mas Hasto dan saya diminta meneruskan aspirasi kepada Pak Jokowi. Itu saja," sebut Arsul.

Baca juga: Pengamat: Prabowo Masuk Kabinet Bisa Jadi Modal Kuat Untuk 2024

Wakil Ketua MPR itu berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Jokowi saat bertemu. Soal hasilnya, kata Arsul, itu terserah Jokowi.

"Terkait ini ya kalau nanti ketemu beliau atau yang dekat dengan beliau maka kami sampaikan," ucapnya.

"(Keputusannya) ya kita serahkan kepada Pak Jokowi, beliau tentu bijak mengakomodasi semua aspirasi," tambah Arsul.

Seperti diketahui, Hanura-PBB-PKPI belum mendapat jatah di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Meski begitu, KIK memastikan tetap solid. (Ed: rap/yp)

 

Baca selengkapnya di: DetikNews

Jokowi Minta Maaf Ada yang Tak Dapat Kursi Menteri

Jokowi Ungkap Beratnya Pilih Menteri: Nama yang Masuk 300, Kursinya 34

Kecewa Tak Masuk Kabinet Jokowi, Hanura: Kami Berdarah-darah di Pilpres

Hanura Cs Curhat Tak Masuk Kabinet, Sekjen PPP Siap Ngomong ke Jokowi