1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jokowi-Kalla Cetak Skor

10 Juni 2014

Sebulan sebelum pemilihan presiden, dua kandidat bertemu dalam debat televisi pertama, dengan Gubernur Jakarta Joko “Jokowi” Widodo terlihat lebih baik dibanding bekas jenderal pasukan khusus Prabowo Subianto.

https://p.dw.com/p/1CFEr
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images

Jokowi terlihat berhasil mencetak lebih banyak angka dalam debat, tapi tak ada pukulan telak, kata para analis setelah debat dua jam, di mana kedua kandidat ditemani oleh para wakilnya masing-masing. Prabowo kelihatan dalam posisi bertahan ketika menjawab catatan masa lalunya dalam soal hak asasi manusia.

“Saya pikir tak ada pukulan telak,” kata Paul Rowland, seorang analis yang berbasis di Jakarta. ”Saya pikir Jokowi melakukan apa yang perlu ia lakukan dan tampil percaya diri ...”

“Kita ingin menjadi sebuah bangsa yang independen, yang produktif. Kita tak ingin hanya menjadi sebuah pasar bagi orang lain,” kata Prabowo, mengenakan pakaian putih dan peci. ”Kita ingin berdiri di atas kaki sendiri.”

Meski relatif ramah, debat menjadi tegang ketika Jusuf Kalla, calon wakil presiden Jokowi, meminta Prabowo menjawab soal hak asasi manusia di Indonesia, yang dianggap bekas jenderal itu sebagai tusukan atas dirinya secara pribadi.

“Kita perlu melakukan apa yang perlu untuk memastikan keselamatan masyarakat Indonesia yang lebih besar,” kata Prabowo, sambil menaikkan nada suaranya. ”Pak kalla, saya bertanggungjawab dan nurani saya bersih. Saya adalah pembela hak asasi manusia paling keras di negara ini. Saya tidak ragu-ragu.”

Prabowo diberhentikan dari dinas militer oleh Dewan Kehormatan Perwira karena salah menafsirkan perintah penculikan para aktivis anti.Suharto, dan dia juga dituduh menghasut kerusuhan yang menewaskan ratusan orang sesaat sebelum kejatuhan Suharto pada 1998.

Ia membantah bersalah dan tidak pernah menjalani hukuman.

Jokowi Menang

Jokowi yang mengenakan stelan jas gelap dengan dasi merah, kelihatan ingin menekankan citra diri yang dekat dengan rakyat dan reputasinya soal pemerintahan yang baik.

“Demokrasi bagi kami adalah mendengarkan suara rakyat dan melaksanakannya,” kata dia. ”Itulah kenapa setiap hari kami pergi ke desa-desa, pasar, bantaran kali, pertanian dan pelelangan ikan. Karena kami ingin mendengarkan suara rakyat.”

Jokowi mewakili generasi kepemimpinan baru yang mendobrak tradisi elit korup yang menguasai Indonesia selama beberapa dekade. Pendekatannya kepada rakyat biasa membuatnya popular dan ia dianggap bersih.

“Ini penampilan cukup percaya diri dari sang unggulan (Jokowi), dengan adat Jawanya yang rendah hati yang cocok dengan mayoritas pemilih yang mengingingkan jawaban terus terang tapi enggan menyaksikan fitnah” kata pemimpin redaksi Jakarta Post Meidyatama Suryodiningrat dalam editorialnya.

Kedua kandidat mengataikan mereka akan memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang telah mengungkap korupsi tingkat atas dan menangkap menteri, pimpinan perusahaan dan pemimpin politik meski dengan sumber daya terbatas.

“Keduanya sukses menampilkan diri dengan cara mereka ingin dilihat (pemilih) dalam pemilu ini,” kata Tobias Basuki, seorang analis politik di CSIS.

“Tapi sejujurnya, Jokowi dan Kalla memenangkan debat.”

Debat presiden berikutnya dijadwalkan berlangsung hari Minggu, yang akan fokus pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

ab/hp (rtr,afp,ap)