1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia-Malaysia Bahas Penyaluran TKI

Hendra Pasuhuk6 Februari 2015

Di Malaysia, Presiden Jokowi membicarakan soal penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Perdana Menteri Najib Razak berjanji menjamin keamanan TKI yang bekerja di Malaysia.

https://p.dw.com/p/1EWWa
Foto: picture-alliance/dpa

Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk membuat satu jalur penyaluran dan perekrutan tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk sektor rumah tangga. Hal ini disepakati dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Najib Razak di Putrajaya, Jumat (06/02/15).

PM Najib mengatakan, hal ini perlu untuk menjaga keamanan warga Indonesia yang bekerja di Malaysia, sekaligus memastikan bahwa mereka mendapatkan pelatihan cukup serta perlindungan memadai di negara itu.

Dia menjelaskan, saat ini hanya ada sekitar 4.000 TKI yang masuk ke Malaysia melalui jalur resmi. Sementara sekitar 105 ribu lainnya datang dan bekerja melalui jalur tidak resmi.

Presiden Jokowi berada di Malaysia dalam rangka kunjungan kenegaraan. Malaysia adalah negara pertama yang dikunjungi Jokowi setelah menjabat sebagai presiden.

Kunjungan Jokowi ke Malaysia dibayangi kasus iklan alat pembersih lantai yang dinilai menghina warga Indonesia. Iklan mesin vacuum celaner Robovac memuat slogan "Fire your Indonesian maid now!" (Pecat Pembantu Indonesiamu Sekarang).

Mantan wakil perdana menteri Malaysia dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim menuntut pemerintah Malaysia meminta maaf kepada Indonesia dan menindak perusahaan yang membuat iklan itu.

Kerjasama ekonomi dan sengketa perbatasan

Indonesia dan Malaysia sepakat untuk meningkatkan perdagangan. Presiden Jokowi juga meminta Malaysia meningkatkan investasinya di Indonesia. Nilai investasi Malaysia ke Indonesia periode 1998-2014 mencapai nilai 3,97 miliar US$. Sedangkan investasi Indonesia di Malaysia dalam kurun waktu yang sama mencapai 1,89 miliar US$.

Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Najib Razak juga membajas sengketa batas maritim yang telah lama menjadi masalah dalam hubungan bilateral kedua negara. Sejak 2010, tidak ada kemajuan berarti dalam upaya menyelesaikan batas wilayah kedua negara, baik di darat maupun laut.

Usai pertemuan empat mata dengan Jokowi di Putrajaya, Najib Razak menyatakan sudah ada komitmen untuk menyelesaikan masalah lama ini.

"Kami berkomitmen untuk membangun mekanisme tambahan untuk menyelesaikan masalah teritorial," kata Najib dalam konferensi pers setelah pertemuan itu.

Dalam kunjungan selama tiga hari ke Malaysia, Presiden Jokowi juga mengunjungi perusahaan mobil nasional Malaysia Proton di Shah Alam. Hari Sabtu (07/02/15), Jokowi akan melanjutkan perjalanan menuju Brunei Darussalam.

hp/yf (afp,ap,dpa)