1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Pendidikan

Johns Hopkins University: Acuan Dunia Untuk Statistik Corona

10 April 2020

Data dan statistik Johns Hopkins University (JHU) menjadi acuan utama untuk penyebaran Covid-19. Peta interaktif dari universitas di Baltimore ini sangat membantu para pakar dan pemangku kebijakan. 

https://p.dw.com/p/3ajBQ
Gedung tampak depan dari Johns Hopkins University
Johns Hopkins UniversityFoto: AFP/Getty Images/R. Carr

Amerika Serikat punya beberapa universitas elit yang terkenal di dunia, seperti Harvad atau Yale. Tetapi di masa pandemi corona, Johns Hopkins University (JHU) di Baltimore, negara bagian Maryland, yang menjadi acuan utama bagi media, pakar dan pengambil kebijakan di seluruh dunia. 

Pada peta interaktif yang dibuat oleh Center for Systems Science and Engineering di JHU ini tertera angka-angka aktualpenyebaran Covid-19, termasuk jumlah orang yang meninggal dan laju penyebaran Covid-19 di setiap negara. 

Kalau peta interaktif tentang AS misalnya ditelusuri lebih dalam, tertera juga angka infeksi untuk tiap daerah, sampai tingkat distrik. Pada hari Rabu (8/4) misalnya, di Outgamie County di utara negara bagian Wisconsin tercatat ada 25 kasus positif Covid-19, termasuk satu orang yang meninggal. 

Informasi dasar yang bisa diakses cepat 

Untuk menyusun peta interaktif dunia itu, para pakar JHU mengumpulkan data-data dari organisasi kesehatan dunia WHO, badan-badan kesehatan nasional maupun daerah, dan berita-berita media nasional maupun lokal. 

Hasilnya pertama kali dipresentasikan pada 22 Januari 2020 oleh Center for Systems Science and Engineering. Sejak itu, data-data itu terus menerus diaktualisasi di situs: coronavirus.jhu.edu/map.html. 

Portal ini dikembangkan untuk “menyediakan perangkat yang mudah diakses para peneliti, badan-badan kesehatan resmi, dan publik secara umum, sehingga mereka dapat mengikuti penyebaran (virus corona) secara instan”, kata Lauren Gardner, insinyur dan pakar kesehatan di JHU. 

Pakar JHU lainnya sedang bekerja keras mempelajari karakter dan kondisi virus SARS-CoV-2, nama resmi virus penyebab pandemi ini. Ahli biologi melekular Peter Thielen dan Thomas Mehoke misalnya berusaha menyingkap susunan Genom SARS-CoV-2, Ini bisa menjadi informasi penting untuk menentukan kebijakan penanganan pandemi. 

“Dari Genom yang terpantau di sini (Maryland) misalnya, kita bisa memperkirakan berapa banyak kasus infeksi di seluruh negara bagian ini”, kata Thomas Mehoke. Pemahaman ini penting karena di banyak tempat perangkat tes Covid-19 tidak tersedia atau tidak cukup. 

Penelitian penting untuk mengembangkan terapi Covid-19 

Saat ini tim medis JHU juga sedang menguji coba sebuah metode pengobatan Covid-19 dengan plasma dari pasien yang sudah sembuh. Untuk itu dibentuk jaringan rumah-sakit yang dilibatkan dalam ujicoba metode terapi ini. Harapannya, terapi plasma itu bisa digunakan untuk penanganan Covid-19, sekaligus untuk meningkatkan imunitas para tenaga kesehatan terhadap penyakit itu. 

JHU selama beberapa tahun terakhir beberapa kali menempati ranking teratas sebagai universitas terbaik versi „US News & World Report“ untuk jurusan Kesehatan Publik. Rumah sakit milik universitas, Johns Hopkins Hospital, juga menjadi salah satu rumah sakit terbaik di Amerika Serikat.  

Divisi Geriatri di Johns Hopkins Hospital, yang menangani pasien lanjut usia, saat ini menempati ranking pertama untuk perawatan lanjut usia versi “US News & World Report”. Kelompok lanjut usia termasuk kelompok risiko tinggi untuk Covid-19. 

Johns Hopkins University juga menduduki peringkat teratas dalam bidang penelitian kesehatan publik. 18 pemenang penghargaan Nobel untuk bidang kedokteran adalah lulusan dari Johns Hopkins University, yang terakhir tahun 2019, ketika dua almamater JHU dianugerahi penghargaan ini. (hp/vlz) 

Carla Bleiker
Carla Bleiker Editor, channel manager, dan reporter yang berfokus pada politik AS dan sains@cbleiker