1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Utara

Joe Biden Serukan Persatuan, Waktunya Amerika Pulihkan Diri

8 November 2020

Dalam pidatonya, Joe Biden berjanji membuat Amerika kembali dihormati dunia. Ia menyerukan rakyat untuk menghentikan retorika kasar dan mengakhiri era demonisasi.

https://p.dw.com/p/3l177
Joe Biden dan Kamala Harris dari Partai Demokrat AS
Joe Biden dan Kamala Harris dari Partai Demokrat ASFoto: Andrew Harnik/Getty Images

Setelah proyeksi kemenangan dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020, dalam pidatonya pada Sabtu (07/11) malam waktu setempat, Joe Biden dari Partai Demokrat  menyatakan bahwa sekarang adalah "waktu untuk menyembuhkan" Amerika yang terpecah belah. Presiden Donald Trump masih belum menyerah dan mengatakan maju lewat jalur hukum untuk menentang hasil pemilu ini.

Kemenangan Biden pada hari Sabtu di negara bagian Pennsylvania menempatkannya di atas ambang 270 suara Electoral College yang dia butuhkan untuk meraih kursi kepresidenan. Kemenangan ini mengakhiri ketegangan penghitungan suara selama empat hari, pendukung Biden pun tumpah ruah ke jalan-jalan di kota besar untuk merayakannya.

"Rakyat negara ini telah berbicara. Mereka telah memberi kita kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan," kata Biden kepada pendukungnya yang disambut bunyi klakson dan sorak-sorai di tempat parkir di kampung halamannya di Delaware. 

Biden berjanji bahwa sebagai presiden dia akan berusaha untuk menyatukan negara itu dan memerangi pandemi COVID-19, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan untuk keluarga Amerika dan membasmi rasisme sistemik.

Suporter Joe Biden dan Kamala Harris di Delaware, Sabtu (07/11).
Suporter Joe Biden dan Kamala Harris di Delaware, Sabtu (07/11), sambut pidato Biden di tengah pandemi di AS.Foto: Win McNamee/Getty Images

Akhiri era demonisasi

Tanpa mengarahkan pidatonya kepada rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump, Biden juga langsung menyapa 70 juta orang Amerika yang telah memberikan suara untuk mendukung Trump.

"Kepada yang telah memilih Presiden Trump, saya mengerti kekecewaan Anda malam ini. Saya sendiri pernah kalah beberapa kali. Tapi sekarang, mari kita saling memberikan kesempatan. Sudah waktunya menyingkirkan retorika kasar, menurunkan temperatur, saling bertemu lagi, saling mendengarkan lagi," ujar Biden.

“Sudah waktunya bagi Amerika untuk memulihkan diri."

Biden juga mengatakan kepada para pendukungnya bahwa para pemilih Trump "bukan musuh kita. Mereka orang Amerika."

"Saya akan bekerja keras bagi mereka yang tidak memilih saya, sama seperti buat mereka yang memilih saya," tambahnya. "Biarlah era demonisasi di Amerika ini berakhir mulai saat ini."

Sementara tim kampanye Presiden Trump dan Komite Nasional Partai Republik mengajukan gugatan di negara bagian Arizona yang meminta pemeriksaan manual surat suara secara langsung di Phoenix. Surat suara pada hari H pemilu yang jumlahnya berpotensi mencapai ribuan, diduga salah ditangani oleh petugas pemungutan suara. 

Bentuk panel ilmuwan untuk tangani Covid-19

Dalam pidatonya, Biden mengucapkan terima kasih kepada keluarganya, terutama istrinya, serta pasangan kampanyenya, Kamala Harris.

Biden juga menggunakan kesempatan ini untuk mengumumkan bahwa dia berencana untuk mengumpulkan panel ilmuwan pada minggu depan untuk menangani pandemi virus corona. AS mencatatkan kasus infeksi virus corona dan angka kematian yang lebih tinggi daripada negara lain. 

"Saya mengincar jabatan ini untuk memulihkan jiwa Amerika, untuk membangun kembali tulang punggung bangsa ini, yakni kelas menengah, dan untuk membuat kembali Amerika dihormati di seluruh dunia," katanya kepada kerumunan massa.

Kamala Harris juga menyampaikan pidatonya pada kesempatan yang sama. "Saat demokrasi kita terletak dalam surat suara pada pemilu ini, saat jiwa Amerika dipertaruhkan dan dunia mengawasi, Anda memasuki hari baru bagi Amerika," ujar Harris.

Jika pada bulan Januari diangkat, Harris akan menjadi perempuan pertama yang memegang jabatan wakil presiden di AS. Dan ia  bersumpah "tidak akan menjadi yang terakhir." ae/yf (Reuters, AP,  dpa)