1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Jihadis Indonesia Bocorkan Sisa Kekuatan Maute di Marawi

1 November 2017

Militer Filipina menginterogasi seorang jihadis Indonesia yang ditangkap di Marawi. Dia mengaku banyak jihadis yang ingin kabur dan menyelamatkan nyawa sendiri.

https://p.dw.com/p/2mqXu
Philippinen Armee Anti Maute Terror Operation
Kelompok teror MauteFoto: picture-alliance/AA/L. Boras

Sekelompok warga Filipina menangkap warga negara Indonesia yang diduga anggota kelompok teror yang menduduki kota Marawi. Penangkapan tersebut dilakukan hanya sembilan hari setelah militer Filipina menyudahi operasi di Marawi.

Muhammad Ilham Syahputra, 23 tahun, berasal dari Medan, Sumatera Utara, kata Kepala Polisi di Provinsi Lanao del Sur, John Guyguyon. Ketika ditangkap, tersangka membawa tas berisikan telepon seluler, senjata api berkaliber 45, granat tangan, serta mata uang Filipina, Arab Saudi dan Indonesia. Saputra dikabarkan hendak melarikan diri melalui sebuah danau.

"Dia terlibat dalam pendudukan awal," kata Guyguyon. "Kami mempersiapkan laporan penyelidikan supaya kita bisa menetapkan dakwaan pemberontakan, terorisme dan dakwaan lain," ujarnya sembari menambahkan tersangka telah mengakui perbuatannya.

Jihadis Indonesia itu tiba di Filipina bulan November tahun lalu atas undangan Isnilon Hapilon, gembong Islamic State di Asia Tenggara yang tewas bulan lalu di Marawi. Saat ini polisi, satuan keamanan sipil dan militer masih menyisir wilayah Marawi untuk mencari sisa-sisa jihadis.

Sebuah stasiun televisi lokal melaporkan, Syahputera bisa berbahasa Tagalog. Ia awalnya memperkenalkan diri sebagai warga Cagayan de Oro dan termasuk anggota dinas intelijen militer. Tersangka juga mengklaim dirinya berhasil melarikan diri dari kelompok Maute setelah membunuh dua jihadis lain. Syahputera kemudian ditangkap satuan keamanan sipil, Barangay Peacekeeping Action Team dan diserahkan ke polisi.

Saat diinterogasi militer, Syahputera mengaku masih banyak jihadis lain yang bersembunyi di kamp Maute. "Banyak yang ingin kabur. Semua berusaha menyelamatkan nyawa sendiri. Sebab itu Maute menempatkan penjaga. Jika ada yang menyerah, dia akan dibunuh," kata Guyguyon.

rzn/yf (rtr, gma, ap)