1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Resmi Melarang 'Terapi Konversi' Gay

19 Desember 2019

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn meluncurkan rancangan undang-undang yang sebagian besar melarang "terapi konversi" untuk orang-orang LGBT+.

https://p.dw.com/p/3V2Cg
Deutschland Berlin Dyke March 2017
Foto: picture alliance / NurPhoto

Rancangan undang-undang Jerman melarang terapi konversi atau praktik-praktik psikiatri dengan tujuan mengubah identitas gender atau seksual seseorang. Siapapun yang melanggar aturan ini akan terancam hukuman penjara. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn meresmikan RUU tersebut dengan pesan kepada mereka yang sedang berjuang dengan seksualitasnya bahwa: "Anda baik-baik saja".

Surat kabar Redaktionsnetzwerk Deutschland (RND) mengutip salinan dari RUU tersebut dan menyebutkan praktik terapi konversi akan sepenuhnya dilarang untuk semua anak muda di bawah 18 tahun. Akan tetapi, undang-undang tersebut tidak memiliki larangan sama sekali untuk orang dewasa yang setuju mencari "perawatan" untuk seksualitas mereka, meskipun dalam keadaan terbatas. Namun, praktik itu tidak lagi sah jika orang tersebut akhirnya menyetujui terapi konversi setelah ditipu, dipaksa atau diancam.

Larangan itu juga akan dikecualikan untuk anak berusia 16 hingga 18 tahun jika praktisi dapat membuktikan bahwa pasien memiliki kapasitas untuk memahami implikasi dan risiko perawatan. Sementara mereka yang melanggar hukum bisa menghadapi satu tahun penjara atau denda. Terapi lain yang memperlakukan preferensi seksual seperti eksibisionisme atau pedofilia dibebaskan dari RUU.

Sinyal penting larangan terapi konversi

Spahn, yang adalah seorang gay, mengatakan kepada RND bahwa menjadi LGBT+ "bukan penyakit" dan tidak boleh diperlakukan seperti itu. Ia menambahkan bahwa larangan tersebut juga mengirimkan sinyal sosial yang penting kepada semua orang yang berjuang dengan homoseksualitas mereka.

Para ahli memperkirakan ada sekitar 1.000 kasus terapi konversi setiap tahun di Jerman, yang dilakukan oleh para pemimpin agama maupun psikoterapis.

Terapi konversi bertujuan untuk secara efektif menekan seksualitas seseorang dan sering digunakan pada anak-anak dan remaja, dengan metode kejut listrik dan teknik pengkondisian permusuhan yang digunakan selama sesi dan dianggap melecehkan secara mental oleh para ahli medis. Menjalani terapi ini dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, dan risiko bunuh diri yang lebih tinggi dan keefektifannya pun belum terbukti. (AFP, dpa) ha/na