1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"Jerman Punya Komposisi Tepat"

26 Mei 2010

Cedera yang menimpa Michael Ballack membuka peluang bagi pemain lain untuk menyandang ban kapten. Siapa yang mampu memimpin tim Panzer di Afrika Selatan? Wawancara bersama Olaf Thon, bekas pemain timnas Jerman.

https://p.dw.com/p/NY0A
Bekas pemain timnas Jerman, Olaf ThonFoto: Olaf Thon

Olaf Thon pernah malang-melintang di ranah Bundesliga hingga tahun 2002. Sepanjang karirnya yang banyak ia habiskan untuk bermain bersama Schalke dan FC Bayern, Thon tampil 443 kali dan mencetak 82 gol. Pada Piala Dunia 1990 di Italia, pemain bertahan itu mengubah penalti terakhir menjadi cicin juara buat Jerman. Setelah gantung sepatu, Thon bekerja untuk manajemen Schalke. Sejak April 2010 pelatih muda itu mengambil-alih jabatan di VfB Hüls yang bermain di liga regional.

DW-World.de: Olaf Thon, pertanyaan terpenting selalu muncul pertama, seberapa jauh timnas Jerman akan melaju di Afrika Selatan?

Olaf Thon: Bahwa pelatih Joachim Löw belum memperpanjang kontraknya bersama Federasi Sepak Bola Jerman (DFB), akan menimbulkan tekanan besar. Tapi hal tersebut juga diharapkan bisa menambah motivasi di staf pelatih. Jerman sejak lama dikenal sebagai spesialis turnamen. Sebab itu saya percaya mereka setidaknya bisa mencapai babak perempat final. Setelah itu timnas Jerman membutuhkan banyak keberuntungan seperti pada Piala Dunia 19990.

"Neuer terbaik diantara yang Lain"

Anda menyebut, bahwa menjadi spesialis turnamen adalah salah satu kekuatan terbesar timnas Jerman. Lantas apa kelemahan terbesarnya?

Ya, akhirnya krisis itu muncul juga. Kita memang tidak kekuarangan penjaga gawang berkualitas, tapi kini kita tidak memiliki sosok yang benar-benar bisa menjadi nomer satu. Saya berharap pada Manuel Nauer karena banyak pakar yang berpendapat ia merupakan yang terbaik saat ini dibandingkan yang lain. Rene Adler tentunya mendapat sial karena tidak bisa ikut ke Piala Dunia. Jika dia ada maka persaingan akan semakin ketat dan hal itu baik untuk meningkatkan prestasi pemain. Tapi saat ini saya merasa puas jika Nauer yang berdiri di bawah mistar gawang.

Ketiga kiper Jerman yang ada saat ini tidak memiliki banyak pengelaman di timnas. Tapi di tembok pertahanan berdiri muka-muka lama seperti Per Mertesacker, Philipp Lahm dan Arne Friedrich. Sebaliknya juga banyak pemain muda.

Ya memang benar. Tapi Jerman memiliki komposisi yang baik di kader dengan Holger Badstuber, Jerome Boateng dan Arne Friedrich. Selain itu Serdar Tasci dan Heiko Wetsermann dapat menjadi benteng pertahanan yang kuat. Meskipun mereka tidak berpengalaman di timnas, mereka masih dapat menimba pengalaman di klub masing-masing. Saya tidak melihat itu sebagai masalah.

Fussball Nationalmannschaft Trikot Flash-Galerie
Diapit oleh manajer timnas, Oliver Bierhoff (ki.) dan pelatih Joachim Löw (ka.), Michael Ballack, Philipp Lahm, Bastian Schweinsteiger dan Per MertesackerFoto: AP

Cederanya Ballack

Krisis juga menimpa lini tengah Jerman, terutama setelah Michael Ballack divonis cedera dan tidak dapat bermain.

Dengan hilangnya Michael Ballack, timnas Jerman memang tidak menjadi lebih baik, malah cendrung sebaliknya. Sebelumnya saya bisa membayangkan, ia akan mengisi lapangan tengah bersama Bastian Schweinsetiger dan sesekali ikut menyerang dan memanfaatkan kemampuan menyundulnya atau dengan tendangan keras dari baris kedua. Tapi itu semua sekarang menjadi khayalan.

Tapi meski begitu, komposisi pemain yang ada sekarang sudah cukup. Löw tidak cuma butuh pemain berprestasi, tetapi juga pemain muda seperti Mesut Özil, Marko Marin dan Toni Kroos. Lagipula kita juga masih memiliki Pyotr Trochovski.

Masalah mungkin juga akan muncul di garis depan: Mario Gomez, Miroslav Klose dan Lukas Podolski jarang diturunkan di klub dan berada di luar penampilan terbaiknya. Selain itu Jerman masih punya Stefan Kießling, Cacau dan Thomas Müller. Siapa yang Anda yakini mampu menjadi ujung tombak?

Terlepas dari semua kritik, entah itu Podolski, Klose atau Gomez, terutama pemain-pemain FC Bayern telah melalui persaingan sengit di klub. Jika mereka bermain, mereka berpeluang besar untuk mencetak gol. Seperti Klose yang dalam dua Piala Dunia selalu bersaing di papan atas daftar pencetak gol terbanyak. Sebab itu saya yakin Jerman dapat mempercayai ujung tombaknya kepada para pemain ini.

Lagipula Jerman masih memiliki talenta muda seperti Kießling dan Müller yang mampu meningkatkan performanya pada momen tertentu di pertandingan. Sementara buat Lukas Podolski saya berharap bahwa ia akan kembali subur di turnamen internasional. Ia tentunya memiliki potensi jauh lebih banyak ketimbang yang ditunjukkannya bersama FC Köln musim lalu.

"Dominasi pemain Bayern merupakan keputusan tepat"

Pelatih Löw membawa tujuh pemain FC Bayern ke Piala Dunia. Apakah keputusan tersebut dapat dicerna?

Ya, karena kuotanya selalu berbunyi: tujuh dari Bayern ditambah empat dari Bremen. Hanya dengan blok semacam itu Jerman dulu bisa menjadi juara dunia atau juara Eropa. Dan hal itu tidak hanya bisa dilihat di Jerman saja. Sebab itu saya yakin, Jogi Löw telah mengambil keputusan yang benar.

Apakah menurut Anda, Löw akan tetap melatih timnas, terlepas dari prestasi Jerman di Piala Dunia?

Seorang pelatih tim nasional Jerman harus setidaknya menembus babak perempat final. Saya kira keputusan tersebut bergantung pada prestasi. Tapi saya yakin, Löw dapat melakukannya. Saya benar-benar percaya, Jerman dapat menembus perempat final.

Untuk itu Jerman harus menyingkirkan Australia, Serbia dan Ghana. Bagaiamana Anda melihat peta kekuatan di grup D?

Mereka adalah lawan-lawan yang cocok untuk Jerman. Kita selalu melihat, babak penyisihan grup di Piala Dunia tidak dipenuhi tim-tim kuat. Jerman harus menjadi juara grup. Karena jika tidak, maka itu akan menjadi kejutan yang kurang menyenangkan.

Wawancara oleh Arnulf Boettcher

Alih bahasa oleh Rizki Nugraha

Editor: Yuniman Farid