1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman dalam Piala Dunia 2010

16 Desember 2010

Piala Dunia merupakan puncak sepak bola di tahun 2010. Sementara Spanyol berhasil meraih piala paling bergengsi ini untuk pertama kalinya, Jerman memberikan kejutan dengan permainan sepak bola menyerang yang indah.

https://p.dw.com/p/QdmX
Para pemain Jerman setelah penyerahan medaliFoto: AP

Tema besar sepak bola tahun 2010 tentu Piala Dunia, yang untuk pertama kalinya digelar di benua Afrika. Yang menodminasi adalah suara Vuvuzela….. Di lapangan, tim Spanyol untuk pertama kali berhasil merebut Piala Dunia.

Sebelum penyelenggaraan Piala Dunia, muncul berbagai kekhawatiran, terutama masalah keamanan. Ternyata Afrika Selatan berhasil menggelar ajang sepak bola terbesar di dunia ini dengan baik. Hanya saja musim dingin di Afrika Selatan menghalangi para pecandu sepak bola untuk memenuhi stadion-stadion. Dan tim Bafana Bafana sendiri tidak mampu menunjukkan satu prestasi besar di depan para pendukungnya. Afrika Selatan sudah harus tersisih di babak awal.

Sebagai satu-satunya tim benua Afrika yang berhasil melaju ke babak berikutnya, Ghana mampu mencapai babak perempat final. Walaupun tim ini sempat kalah 0:1 atas Jerman di babak penyisihan grup.

Jerman sendiri, dengan kemenangan atas Ghana ini, berhasil menjadi juara grup, dan harus bertarung menghadapi Inggris di perdelapan final. "Semua atau tidak sama sekali," demikian dikatakan pelatih tim Panser Joachim Löw, menanggapi pertandingan klasik melawan Inggris ini. Dan Jerman berhasil mendepak Inggris dari turnamen dengan skor 4:1.

Pertandingan Jerman lawan Inggris berlangsung tidak tanpa kontroversi.... Mengingatkan orang pada pertandingan final Piala Dunia di Stadion Wembley, Inggris, tahun 1966, karena satu gol Inggris tidak diakui. Sebenarnya, setelah membentur mistar, bola mendarat di belakang garis gawang. Hanya saja wasit serta asisten tidak melihatnya.

Di perempat final, Jerman ditunggu Argentina. Dengan penampilan sepak bola menyerang, Bastian Schweinsteiger dkk berhasil menaklukkan Argentina yang diasuh legenda sepak bola, Diego Maradona, dengan angka telak 4:0.

Akan tetapi di partai semifinal, Jerman menunjukkan permainan yang mengecewakan. Jerman tidak mampu menghadapi permainan kombinasi yang diperagakan Spanyol. Mimpi Jerman untuk mencapai partai final buyar oleh tandukan pemain belakang Spanyol, Carlos Puyol. Jerman kalah 0:1.

Kekecewaan meliputi seluruh anggota tim Jerman. Di depan kamera, kapten Jerman Philipp Lahm tidak mampu menyembunyikan kesedihannya, "Ini memang menyakitkan. Kami telah berusaha semaksimal mungkin. Kesempatan mencapai semifinal tidak selalu ada."

Jika dibandingkan tim besar Eropa lainnya, nasib Jerman masih bisa dikatakan lebih beruntung. Italia dan Perancis, sudah harus mengemas koper mereka jauh lebih pagi. Juara dan runner up Piala Dunia 2006 ini sudah tersisih di babak grup. Juga pemegang rekor Piala Dunia, Brasil, hanya mampu mencapai babak perdelapan final.

Bersama bintang barunya, Thomas Müller, Jerman akhirnya mampu merebut tempat ke tiga, setelah mengalahkan Uruguay 3:2. Prestasi Jerman ini dilengkapi dengan Sepatu Emas yang diraih Thomas Müller, sebagai pencetak gol terbanyak dalam turnamen ini. Pemain berusia 21 tahun ini juga dinobatkan sebagai pemain muda terbaik.

Pengamat sepakbola membandingkan Thomas Müller dengan bintang sepak bola kawakan era 70-an, Gerd Müller. Tomas Müller mengakui, penghargaan sepatu emas adalah kenangan indah baginya selama Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Tapi dia tentu lebih mengidamkan gelar juara dunia.

Gelar yang diidam-idamkan ini jatuh ke tangan Spanyol, seperti yang juga telah diprediksikan Paul, si gurita asal Jerman yang jadi sangat terkenal. Kemudian, dalam pertandingan final yang keras, juara Eropa, Spanyol, berhasil mengungguli Belanda 1:0.

Selain merayakan kemenangan Spanyol, dunia juga merayakan permainan ofensif yang ditampilkan tim multi budaya, Jerman. Ini juga dikatakan Sang Kaisar Franz Beckenbauer, "Sebenarnya Jerman adalah tim yang paling mengesankan. Juga di sini, di Afrika Selatan, telah membangkitkan eforia."

Pelatih Jerman Joachim Löw juga sependapat, "Saya sangat senang dan puas dengan penampilan kami dan bahwa kami berhasil memenangkan pertandingan terakhir di turnamen ini. Ini benar-benar penting, juga bagi fans kami. Jadi ini merupakan akhir yang hebat dari Piala Dunia ini."

Arnulf Boettcher/Yuniman Farid

Editor: Hendra Pasuhuk