1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Berduka, Inggris Meratap

19 Juni 2010

Sesudah Spanyol terjungkal dan Prancis tersingkir, giliran Jerman yang tumbang. Sementara Inggris hanya mampu bermain 0-0 lawan Aljazair. Adapun Slovenia vs Amerika Serikatberakhir 2-2.

https://p.dw.com/p/NxBK
Kiper Serbia Vladimir Stojkovic, menggagalkan penalti Lukas Podolski.Foto: AP

Kesebelasan Jerman memasuki lapangan hijau dengan kepercayaan diri tinggi, setelah dalam pertandingan pertama mereka begitu perkasa, melumat Australia tanpa ampun, 4-0. Dengan permainan begitu ofensif dan atraktif, tak heran kalau publik bola seluruh dunia segera menempatkan tim panzer sebagai favorit. Harapan publik Jerman melambung pula.

Tetapi di lapangan, kenyataan berbicara lain. Jerman menderita kekalahan 0-1. Inilah kekalahan pertama Jerman di babak penyisihan grup sejak tahun 1986.

Para pemain tampil jauh di bawah standar. Mereka melakukan kesalahan demi kesalahan. Terlalu gampang kehilangan bola. Khususnya di babak pertama. Sebagaimana diakui sendiri oleh pelatih Jerman Joachim Löw:

„Di babak pertama kami kesulitan menemukan bentuk permainan kami. Kami tak cukup ofensif sebagaimana diharapkan. Tidak seperti ketika berhadapan dengan Australia. Sementara Serbia sendiri juga kesebelasan yang jauh lebih baik," aku Löw.

Keadaan makin buruk, karena sejak menit ke 37 ujung tombak Miroslav Klose mendapat kartu kuning kedua setelah menjatuhkan Dejan Stankovic dari belakang. Klose sudah mendapat kartu kuning sebelumnya di menit ke 12. Jerman pun tinggal diperkuat sepuluh pemain. Dan Serbia kontan mendapat berkahnya.

Hanya semenit setelah Klose diusir wasit, Serbia melancarkan serangan melalui sayap kanan. Krasic melepaskan umpan melambung ke mulut gawang Jerman yang dijaga Neuer. Per Mertesacker seperti kebingungan mengambil keputusan, sementara Philip Lahm terlalu pendek untuk membuang bola. Maka pemain Serbia Nikola Zigic pun mencetak gol yang sangat mudah.

Ketinggalan 0-1, di babak kedua Jerman tampil lebih agresif. Juara dunia tiga kali ini mengambil alih kendali permainan. Namun kekurangan seorang pemain terbukti berarti banyak. Serbia yang disiplin dan bertahan ketat, dan unggul seorang pemain tentu saja, sekan tak bisa ditembus. Juga setelah pelatih Joachim Löw memasukan penyerang Gomez, menggantikan pemain bertahan Badstuber.

Puncak kesialan Jerman terjadi di menit ke 60. Jerman mendapat hadiah penalti, setelah Nemanja Vidic menyentuh bola di kota penalti Serbia. Lukas Podolski yang dikenal algojo ulung, kali ini bernasib naas. Tendangan kerasnya dibendung kiper Vladimir Stojkovic. Podolski pun menjadi pemain Jerman kedua yang, di luar adu penalti, gagal mengambil tendangan 12 pas di putaran final Piala Dunia, setelah Uli Hönes tahun 1974.

Pelatih Joachim Löw cuma bisa geleng-geleng kepala:

"Di babak kedua, tim kami mengerahkan segalanya. Kami hanya bermain dengan 10 orang, tapi kami tampil jauh lebih baik. Kami menciptakan banyak peluang dan harusnya bisa mencetak gol. Sangat mengecewakan, bahwa kami bahkan gagal memanfaatkan penalti."

Lukas Podolski sendiri berdalih, kegagalan itu bukan karena tendangannya buruk. Tetapi pemain FC Köln ini mengaku, kegagalannya mengakibatkan langkah Jerman jadi jauh lebih berat untuk lolos ke babak perdelapan final.


„Itu bukan tendangan penalti yang terlalu buruk," kilah Podolski. Tetapi kiper mereka menebak arah tendangan saya dengan tepat. Itu yang terjadi, dan saya bertanggung jawab atas kegagalan itu. Tentu saja kegagalan itu sangat pahit."

Lawan Jerman berikutnya adalah Ghana, yang masih akan berhadapan dengan Australia terlebih dahulu Sabtu siang. Di pertandingan pertama, Ghana mengalahkan Serbia 1-0. Lawan Ghana, Jerman mutlak harus menang untuk pasti lolos. Itulah yang di´tekankan pelatih Joachim Löw. Ia menegaskan, kekalahan lawan Serbia susah diterima. Namun itu terjadi dan sudah harus dilupakan.

„Sekarang kita harus mengarahkan perhatian pada pertandingan selanjutnya. Peluang kita untuk lolos ke perempat final tetap berada di tangan kita sendiri. Dan kita akan melakukannya," tandas Löw.

Kejutan lain terjadi di Grup D. Inggris yang bertaburan bintang, juga tampil begitu buruk. Mereka tak berkutik menghadapi Aljazair yang dianggap salah satu tim paling lemah di Piala Dunia ini. Masih untuk Aljazair tak berhasil pula membobol gawang Inggris. Kedudukan akhir 0-0. Dan Para fans Inggris yang memenuhi stadion bersiul-siul mengejek tim nasional mereka sendiri. Bukan kado manis bagi pelatih asal Italia, Fabio Capello, yang persis hari itu berulang tahun ke 64.

Yang justru tak disangka adalah Slovenia lawan Amerika Serikat, yang berkahir 2-2. Di luar dugaan, püertandingan ini begitu menarik, hidup dan menggairahkan. penuh dengan momen yang menegangkan. Slovenia unggul 2-0 di babak pertama. Namun Amerika Serikat bangkit mengejar di babak kedua, mencetak dua gol yang menyamakan kedudukan. Bahkan nyaris membalikkan keadaan, jika saja wasit tidak membatalkan gol AS di menit terakhir.

ginanjar / setyarini