1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Batalkan Politik Pengungsi

Knipp Kersten
14 September 2015

Keputusan Jerman menerapkan lagi kontrol di perbatasan ke Austria berarti pembatalan politik pengungsi yang berlaku selama ini. Hal tersebut memicu pertanyaan menyakitkan. Opini Kersten Knipp.

https://p.dw.com/p/1GW6u
BdT Deutschland Österreich Grenze Flüchtlinge
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Gebert

Keputusan datang tiba-tiba. Jerman untuk sementara akan menerapkan lagi kontrol di perbatasan ke Austria. Menteri Dalam Negeri Thomas de Maizière mengajukan argumen: Jerman membantu, tapi kesiapan menolong tidak boleh melewati kapasitas kemampuan.

Pernyataan ini sejujurnya adalah pengakuan, bahwa praktek yang diterapkan pekan silam, menerima suaka pengungsi asal Suriah tanpa batas dan membiarkan mereka masuk Jerman secara bebas, sudah gagal. Hingga akhir pekan lalu, yang masuk lewatMünchen saja sudah sudah lebih dari 60.000 pengungsi. Terlalu banyak, dan kota kewalahan. Juga terlalu banyak buat Jerman, yang tak mampu lagi kendalikan situasi.

De facto keputusan menerapkan kembali kontrol di perbatasan, adalah juga sebuah pengakuan bahwa konstitusi dalam teorinya tidak mengenal batasan jumlah pemohon suaka, namun dalam prakteknya, batasan ini tercapai hanya setelah beberapa minggu.

Kommentarbild App
Kersten Knipp redaktur DW

Dampak pengakuan Jerman ini amat dramatis. Lalulintas kereta antara Austria dan Hongaria dihentikan. Polisi dikerahkan menjaga perbatasan Jerman-Austria. Patroli diperketat di perbtasana antara Republik Ceko dan Polandia. Artinya: para pengungsi tidak dapat lagi mencapai Jerman lewat jalan memutar. Dengan pengerahan polisi perbatasan, Jerman juga hendak mencegah masuknya pengungsi secara ilegal.

Perkembangan terbaru ini, tentu saja dipantau di dunia Arab. Setelah gambar-gambar "budaya penyambutan" pengungsi menyebar luas. kini citra penutupan perbatasan juga menyebar cepat. Kita hanya bisa berharap, bahwa pernyataan Jerman sudah mencapai batasan kapasitasnya bisa dimengerti dan dihormati. Jika tidak, di mata dunia Arab, Jerman yang sebelumnya dipuji akan dengan cepat menjadi negara yang dicemoohkan.

Juga jangan dilupakan, keputusan mengizinkan pengungsi asal Suriah tanpa kendala dan tanpa batasan memasuki Jerman, sebelumnya juga sudah memicu iritasi di sejumlah negara tetangga di timur Eropa. Para tokoh politik di Eropa Timur juga sudah mengingatkan, janji semacam ini akan memicu "efek tarikan pengungsi" yang sulit dikalkulasi dampaknya. Mereka menegaskan, selaman perbatasan terluar Eropa tidak diamankan, aturan sesuai ketentuan Schengen, yang mengizinkan masuknya pengungsi secara tidak terkontrol ke Jerman, tidak dapat dan tidak boleh terjadi.