1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman 2021: Pandemi dan Perpisahan Kanselir Merkel

31 Desember 2020

Di tahun 2021, pemilu dan wabah corona diperkirakan akan jadi topik yang paling banyak dibahas di Jerman. Pada tahun ini, Jerman memasuki masa pemilu, terutama untuk mencari pengganti Angela Merkel.

https://p.dw.com/p/3n74Y
Aufbau für digitale Silvesterfeier "Welcome Berlin 2021"
Jerman tahun 2021 hadapi pandemi corona sekaligus pergantian kanselirFoto: Paul Zinken/dpa/picture alliance

Tidak ada tema yang lebih penting daripada pandemi corona saat ini, dan mungkin akan tetap seperti itu pada tahun 2021. Pandemi telah hampir sepenuhnya mendominasi perhatian masyarakat sejak Maret 2020. Prospek cerah vaksinasi massal tidak mengubah hal ini. Dan ironisnya pada akhir tahun 2020, para politisi bahkan memutuskan untuk memberlakukan kebijakan lockdown di seluruh Jerman hingga awal tahun.

“Jika kita menjalin terlalu banyak kontak sebelum Natal dan kemudian itu menjadi Natal terakhir dengan kakek-nenek, berarti kita tidak menganggap tema ini penting. Kita tidak boleh melakukan itu,” ujar Kanselir Angela Merkel pada 9 Desember 2020 dalam pidatonya yang penuh emosi di depan parlemen Jerman, Bundestag. Pidatonya saat itu sangat emosional mengingat adanya hampir 600 kasus kematian akibat corona dalam satu hari.

Tetapi perlawanan terhadap pembatasan kebebasan individu juga kian tumbuh di Jerman, terutama oleh mereka yang menyebut diri sebagai “Querdenker”.

“Sebuah gerakan sosial sedang berkembang, tempat berkumpulnya tidak hanya ekstremis sayap kanan dan sayap kiri, tetapi juga penganut esoteris dan para penyangkal sains,” kata ilmuwan politik Florian Hartleb kepada Deutsche Welle.

2021: Tahun penuh pemilu di Jerman

Topik utama seperti perlindungan kesehatan dan kebebasan sipil juga diperkirakan akan memengaruhi pemilihan umum di tahun 2021.

Di enam negara bagian Jerman warga akan dipanggil untuk memberikan suara mereka dalam pemilu. Di negara bagian Baden-Württemberg, pemilu akan digelar bulan Maret, di mana Winfried Kretschmann, kepala pemerintahan petahana yang populer di negara bagian Jerman itu, maju mencalonkan diri untuk dipilih kembali. Pemilihan di negara bagian Thüringen pada April diperkirakan akan seru dan menarik. Di sana, Bodo Ramelow saat ini menjadi satu-satunya Perdana Menteri dari Partai Kiri.

Pemilu paling penting tahun ini akan berlangsung pada September, yang akan memilih anggota parlemen baru di tingkat federal, Bundestag. Bagaimanapun, era Merkel akan segera berakhir. Setelah menjadi tokoh puncak Jerman selama 16 tahun, dia menyatakan ingin mengundurkan diri. Merkel memerintah Jerman hampir sama panjangnya dengan masa jabatan pemegang rekor sebelumnya, Kanselir Helmut Kohl. 

Selamat berpisah, Angela!

Apa yang akan dirindukan Jerman dari lengsernya Kanselir Angela Merkel? Florian Hartleb percaya bahwa jawabannya adalah tekadnya untuk terus bertahan dalam pekerjaan yang tak tertahankan, hampir tidak manusiawi, serta disiplin internal, dan elemen ilmiah dalam berpolitik.

Sementara poin negatifnya, Hartleb menilik pada “bahasa Merkel yang samar dan klise” serta “kebijakan pengungsi yang dilakukan dengan keras kepala, disertai dengan budaya penyambutan yang naif,” yang kemudian dibesar-besarkan oleh partai ekstrem kanan, AfD.

Di luar negeri, Merkel juga dipandang sebagai kanselir yang ahli menangani krisis, serta dinilai sebagai batu karang yang kokoh di masa-masa sulit seperti krisis utang Eropa, Brexit dan Trump, dan sekarang pandemi corona.

Markus Söder kanselir berikutnya?

Salah satu yang menjadi pertanyaan terpenting di tahun 2021 adalah siapa yang akan menggantikan Angela Merkel. Karena CDU berada jauh di depan semua partai lain dalam pemungutan suara, dengan raihan suara sekitar 35 persen, ketua CDU berikutnya memiliki peluang bagus untuk menjadi kanselir baru.

Secara resmi, sejauh ini ada tiga kandidat ungulan yang akan tampil dalam kongres partai secara digital pada pertengahan Januari mendatang. Mereka adalah mantan ketua Fraksi CDU Friedrich Merz, Perdana Menteri negara bagian Nordrhein-Westfalen Armin Laschet dan politisi kawakan Norbert Röttgen.

Namun menurut jajak pendapat, mayoritas warga Jerman cenderung lebih memilih Perdana Menteri Bayern Markus Söder dari  partai CSU untuk menjadi kanselir. Jika terwujud, kanselir dari partai CSU akan menjadi yang pertama di Jerman.

Warna-warni politik di Berlin

Di Jerman, tiap partai yang terwakili di parlemen, dilambangkan dengan warna tertentu, seperti hijau untuk Partai Hijau, hitam untuk partai konservatif tengah CDU, merah untuk SPD dan biru untuk partai ekstrem kanan AfD.

Terlepas dari siapa yang nantinya terpilih menjadi kanselir, partai CDU dan CSU diprediksi tidak akan meraih suara mayoritas absolut, dan akan membutuhkan setidaknya satu mitra koalisi untuk memerintah setelah pemilihan umum tingkat federal. Survei juga menunjukkan bahwa SPD saat ini tidak hanya melemah, tetapi juga tampak jenuh dengan pemerintah setelah berada dalam dua koalisi besar di bawah Merkel.

Partai Hijau tampaknya sedang bangkit dan menawarkan diri untuk menjadi mitra koalisi pemerintahan mendatang. Di bawah ketua partai yang populer yakni  Annalena Baerbock dan Robert Habeck, Partai Hijau telah melepaskan sejumlah pandangan fundamentalisnya dan ingin lebih berpartisipasi dalam pemerintahan. Habeck mengatakan pada kongres partai di akhir November 2020: "Kami bekerja secara optimis untuk mencari solusi. Dan untuk solusi ini kami akan berjuang meraih kekuasaan." 

Tetapi PM negara bagian Bayern, Söder memperingatkan bahwa seseorang tidak boleh menganggap pemerintah federal dengan kombinasi warna hitam (CDU) dan hijau (Partai Hijau) sebagai hal yang biasa.

"Beberapa orang berpikir bahwa (perpaduan) hitam dan hijau akan cukup bagus. Tetapi Anda harus berhati-hati untuk tidak bangkit dengan model yang berbeda pada akhir pemilu: yaitu dengan kombinasi hijau-merah- merah", tegas PM Bayern itu. Namun secara matematis, dalam survei, kombinasi ini belum mencapai suara mayoritas.

Masyarakat terpolarisasi

Popularitas partai ekstrim kanan AfD yang sejauh ini adalah partai oposisi terkuat di Bundestag, memang telah merosot. Namun, pembatasan terkait pandemi corona dapat mendorong munculnya para  pemilih baru untuk partai itu. “Kita sedang melihat negara yang terpecah,” kata Hartleb.

“Jika kemerosotan ekonomi muncul setelah trauma akibat pandemi corona, maka polarisasi sosial akan tetap ada,” demikian menurutnya.

Bagaimanapun, ilmuwan politik itu yakin bahwa pandemi akan tetap menjadi topik terpenting di tahun 2021. “Corona adalah krisis terbesar sejak krisis perang dunia tahun 1945, yang memengaruhi semua tingkatan politik, dari lokal hingga global.” (ae/as)