1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
OlahragaAsia

Jepang Tak Kirim Delegasi Pemerintahnya ke Olimpiade Beijing

24 Desember 2021

Jepang memandang Cina sebagai salah satu mitra perdagangan terbesar mereka. Hal ini membuat Jepang mengambil pendekatan yang lebih lunak dibanding sejumlah negara Barat yang telah memboikot Olimpiade Beijing.

https://p.dw.com/p/44nZc
Olimpiade Musim Dingin Beijing 2020 akan digelar mulai tanggal 4 Februari 2022
Olimpiade Musim Dingin Beijing 2020 akan digelar mulai tanggal 4 Februari 2022Foto: Ng Han Guan/AP/picture alliance

Jepang pada hari Jumat (24/12) mengumumkan bahwa tidak akan mengutus menteri-menterinya sebagai delegasi resmi pemerintah ke Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Namun, dilaporkan tiga pejabat Olimpiade dari negara itu tetap akan hadir dan para atlet negeri Matahari Terbit itu juga akan tetap bertanding di Beijing.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan; "Jepang tidak berencana mengirim delegasi pemerintah." Matsuno selanjutnya menyebutkan, Presiden Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo Seiko Hashimoto, Presiden Komite Olimpiade Jepang Yasuhiro Yamashita, dan Presiden Komite Paralimpiade Jepang Kazuyuki Mori akan hadir memenuhi undangan.

Sebelumnya, sejumlah negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memboikot perhelatan Olimpiade Beijing karena kekhawatiran pelanggaran HAM yang terjadi di Cina. Bahkan AS, Australia, Inggris, dan Kanada telah mengumumkan tidak akan mengirimkan atlet mereka ke pentas olahraga yang akan dimulai tanggal 4 - 20 Februari 2022 mendatang.

Saat ditanya apakah keputusan ini sebagai bentuk boikot terhadap Olimpiade Beijing, Matsuno mengatakan: "Kami tidak menggunakan istilah tertentu untuk menggambarkan bagaimana kami hadir."

"Jepang percaya bahwa adalah penting bahwa nilai-nilai bersama yang dianut oleh komunitas internasional seperti kebebasan, hak asasi manusia, dan aturan hukum juga dihormati di Cina," ujar Matsuno. "Seperti yang ditunjukkan Olimpiade Tokyo 2020 kepada dunia, Olimpiade dan Paralimpiade adalah festival perdamaian dan olahraga yang memberikan keberanian kepada dunia."

Bersikap netral

Jepang yang merupakan sekutu AS, menganggap Cina sebagai salah satu mitra dagang terbesar mereka. Hal ini membuat Jepang mengambil pendekatan yang lebih lunak dibanding AS atas perkembangan situasi HAM yang terjadi di wilayah Xinjiang dan di Hong Kong.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah menjadikan HAM sebagai bagian dari agenda diplomasinya dan telah menunjuk penasihat khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kishida berharap, pihaknya dapat memiliki hubungan yang konstruktif dengan Cina.

Walau ada gerakan boikot yang diimpimpin AS, tidak semua sekutu Washington memboikot Olimpiade Beijing.

Minggu lalu, Korea Selatan mengumumkan, tidak akan memboikot Olimpiade Beijing dan menegaskan Seoul membutuhkan kerja sama dengan Cina.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, juga dilaporkan akan menghadiri Olimpiade Beijing.

Sementara Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan, dirinya berada dalam posisi netral mengenai permasalahan politik.Bach juga menekankan, "partisipasi para atlet merupakan poin penting".

Dalam beberapa tahun terakhir Cina telah mendapat hujan kritik karena dinilai melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap kelompok minoritas Uighur dan Tibet, menindas gerakan demokrasi di Hong Kong dan mengancam Taiwan.

rap/as (AFP, AP, dpa)