1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang dan Indonesia Akan Bekerjasama dalam Perlindungan Iklim

11 Desember 2009

Jepang menawarkan pinjaman lunak senilai hampir 38 ribu milyar Yen kepada Indonesia sebagai langkah konkrit inisiatif PM Jepang Yukio Hatoyama membantu negara-negara berkembang mengatasi dampak pemanasan iklim bumi.

https://p.dw.com/p/L060
Perdana Menteri Jepang Yukio HatoyamaFoto: AP

Dalam pertemuan dua hari Bali Democracy Forum, Perdana Menteri Jepang Yukiyo Hatoyama mengkonfirmasi bahwa Indonesia dan Jepang akan bekerjasama untuk memicu keberhasilan Konferensi Iklim di Kopenhagen. Disebutkan, kedua negara ini akan berusaha agar Amerika Serikat dan Cina memberikan komitmen yang lebih besar dalam mengatasi pemanasan global.

Amerika Serikat dan Cina merupakan dua negara penghasil emisi gas rumah kaca tertinggi, dan sebelumnya tidak menanda tangani Protokol Kyoto. Sementara baik Indonesia maupun Jepang telah menyampaikan komitmen untuk mengurangi emisi gas karbon sekitar 25 persen pada tahun 2020.

Sejak september lalu, Jepang telah menyatakan rencananya untuk memberikan bantuan keuangan dan teknis kepada negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas karbon serta upayanya yang agar prubahan iklim global berlangsung lebih lamban.

Karenanya dalam pertemuan bilateral, sebelum Bali Democracy Forum, Jepang memberikan pinjaman lunak senilai hampir 38 ribu milyar Yen kepada Indonesia. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang bakal terpukul keras oleh dampak pemanasan bumi. Selain itu sebagai penghasil emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di bumi, karena pembabatan hutan-hutannya, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah seperti konservasi hutan dan sejumlah upaya perlindungan lingkungan yang membutuhkan dana besar.

Dalam pertemuan Bali Democracy Forum, yang dihadiri 36 negara, Hatoyama menyerukan kepada Cina, Myanmar dan Korea Utara untuk mengedepankan upaya-upaya demokrasi. Perdana Menteri Yukiyo Hatoyama juga mengatakan akan terus mendukung negara-negara yang mementingkan demokrasi.

Sementara itu, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan bahwa melalui demokrasi, pembangunan akan menjadi lebih adil.

Bali Democracy Forum dibentuk Desember 2008 atas inisiatif Indonesia guna mempromosi kerjasama internasional, khususnya dalam bidang demokrasi. Selain dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, Sultan Brunei, Hají Hassanal Bolkiah dan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, pertemuan BDF kedua juga dihadiri oleh 15 negara peninjau dari luar Asia.

Muliarta

Editor: Edith Koesoemawiria