1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang dan Filipina Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Militer

10 Februari 2023

Kedua negara akan merintis kerja sama pertahanan yang luas. Itu terjadi di tengah meningkatnya pengaruh Cina di Asia. Jepang dan Filipina juga adalah dua negara yang punya pangkalan militer AS.

https://p.dw.com/p/4NJoZ
Japan | Treffen Ferdinand Marcos mit Fumio Kishida in Tokio
Ferdinand Marcos Jr. (kanan) dan Fumio Kishida (kanan) di TokyoFoto: Masanori Genko/AP Photo/picture alliance

Para pemimpin Jepang dan Filipina hari Kamis (8/2) di Tokyo menandatangani perjanjian pertahanan untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara kepulauan itu. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida selama kunjungannya ke negara itu. Keduanya sepakat ingin mengekang pengaruh geopolitik Cina yang terus meningkat di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.

Kerja sama pertahanan itu antara lain mencakup latihan militer gabungan dalam tanggap bencana alam dan bencana kemanusiaan di Filipina. Kesepakatan itu dilihat sebagai langkah pertama menuju kerja sama pertahanan yang lebih luas lagi.

"Setelah pertemuan, saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa kemitraan strategis kami lebih kuat dari sebelumnya, saat kami bersama-sama menghadapi kesulitan yang melanda wilayah kami,” kata Presiden Marcos Jr. pada konferensi pers bersama. "Masa depan hubungan kami tetap menjanjikan, karena kami terus memperdalam dan memperluas keterlibatan kami di berbagai kerja sama yang saling menguntungkan," tambahnya.

Pasukan pertahanan Jepang
Pasukan pertahanan Jepang selama ini hanya ditujukan untuk pertahanan negara. Tapi pemerintah Jepang ingin mengubah doktrin pertahanannya.Foto: Kazuhiro Nogi/AFP

Jepang ingin perluas pengaruh militernya

Kunjungan Marcos Jr. ke Tokyo dilakukan tidak lama setelah Filipina setuju untuk memperluas akses Amerika Serikat ke pangkalan militernya, menyusul pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

Fumio Kishida mengatakan, kesepakatan hari Kamis akan diikuti oleh pembicaraan lebih lanjut untuk memperkuat hubungan pertahanan dan memungkinkan transfer peralatan dan teknologi dari Jepang ke Filipina – termasuk sistem radar pengawasan udara. Kishida menambahkan, kerja sama trilateral dengan AS juga akan diperkuat.

Pemerintah di Tokyo bulan Desember lalu memutuskan perubahan doktrin pertahanannya untuk keluar dari prinsip angkatan bersejata yang hanya bertahan, yang dianutnya sejak kekalahan dalam Perang Dunia II. Jepang sekarang juga bermaksud mengembangkan kemampuan untuk melakukan serangan balasan, dan berencana untuk melipatgandakan anggaran militernya dalam lima tahun.

Jepang juga ingin mendukung negara-negara lebih miskin di kawasan tersebut dengan bantuan pembangunan yang berfokus pada keamanan maritim dalam upaya melawan pengaruh regional Cina.

Membangun poros pertahanan

Fumio Kishida dan Marcos Jr. menyatakan "keprihatinan serius tentang situasi di Laut Timur dan (dominasi) Cina dan sangat menentang tindakan pemaksaan yang dapat meningkatkan ketegangan," menurut pernyataan bersama mereka.

Ketegangan antara Beijing dan Manila belakangan meningkat karena makin intensifnya kehadiran militer Cina di Laut Cina Selatan, di mana Cina membuat klaim yang diperebutkan oleh negara-negara lainnya di kawasan. Angkatan laut dan penjaga pantai Cina juga sering dituduh melanggar batas perairan yang diklaim oleh Filipina.

Marcos Jr., putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, mengambil alih kekuasaan pada bulan Juni lalu setelah memenangkan pemilihan presiden dan ingin mengubah haluan politik luar negeri, setelah pendahulunya Rodrigo Duterte membawa Filipina menjauh dari Barat dan mendekat ke Cina.

hp/as (rtr, ap, afp)